11

63 10 0
                                    

⬛⬛⬛

"Udah cukup."

"Hah?"

"Udah selesai, lo gak perlu ke gue lagi setelah ini"

Sena melongo, ini beneran Harun kan?
Tiba-tiba banget manusia tampan tapi bangsat ini ngomong begitu.

"Lo gak kerasukan?" Tanya Sena sambil melambaikan tangannya di depan muka Harun.

Harun memegang pergelangan tangan Sena yang melambai itu, dan menatap mata Sena,
"Cepet pergi sebelum gue udah gak kerasukan."

Setelah berujar seperti itu, Harun menghempaskan tangan Sena dengan sedikit kasar. Harun masih menatap Sena dan gadis itu juga masih menatap Harun.

"Akh bangsat." Umpat Harun sambil menghadap membelakangi Sena kalah tatap-tatapan sama Sena, jantung Harun rasanya mau meledak.

Sena sedikit tersentak mendengar umpatan Harun itu, Sena sedikit gemetaran namun sebisa mungkin suaranya tidak gemetar.

"Ka—kalo gitu, ini lo bawa ya.." ujar Sena meletakkan bungkusan putih di atas meja yang ada di belakang sekolah itu.

"Makasih udah gendong gue ke UKS kemarin." Setelah mengucapkan itu Sena pergi dengan langkah cepat sebelum Harun berubah pikiran mau ngebabu dia lagi.

Harun melihat bungkusan itu yang isinya ternyata 6 bungkus roti dengan varian berbeda-beda dan satu sticky note.

"Bagi sama temen-temen lo ya"

"Ada ya cewek sebego ini.." gumam Harun sambil tersenyum miring.

Padahal Sena sudah di perlakukan buruk oleh Harun serta teman-temannya sekarang apa? Gadis itu malah mengucapkan terimakasih dan memberi roti.

"Wih apa tuh!" Tiba-tiba temen-temennya Harun tiba sambil melihat isi bungkusan itu juga.

"Punya gue!" Seru Harun.

"Bagi dong! Ada banyak kan itu." Ujar temennya tadi dan dengan cepat Harun memeluk bungkusan berisi roti itu dan membawanya pergi tidak memperbolehkan teman-temannya mengambilnya.

⬜◻️◽▫️◽◻️⬜

"Jujur!  kamu di apain aja sama mereka?" Tanya Daniel yang ada di sebelah Sena sekarang.

Mereka berdua ada di pinggir lapangan indoor, Daniel habis selesai latihan buat perlombaan yang akan datang.

Sena awalnya diam tapi kemudian menjawab, "Semuanya udah selesai kok, kamu gak usah bahas lagi"

"Sen—"

"Intinya semua udah selesai kan, kamu gak usah bahas lagi dan memperpanjang masalah. Aku gak mau ada masalah lagi." Suara Sena terdengar tidak mengenakkan di telinga Daniel.

"Kok kamu kayak gitu? Aku cuma khawatir sama kamu, Sena"

"Aku gapapa, intinya jangan bahas apapun lagi soal itu."

Daniel menatap Sena yang tidak menatapnya,
"Sena lihat aku" titah Daniel.

Sena menoleh ke Daniel dan menatap lelaki itu seperti perintah. Sena menatap Daniel dengan mata memerah seakan ingin menangis.

"Apa? Kamu mau marah? Marah aja. Intinya aku gak mau bahas apapun lagi soal hal yang udah terjadi sebelumnya." Ujar Sena dengan suara gemetaran.

Sena hanya lega sekarang semuanya udah selesai, Harun gak akan perintah dia lagi dan Daniel aman gak akan di gebukin.

Sena hanya sedang merasa lega semuanya sudah berakhir.

Daniel yang melihat air mata yang mulai menetes membasahi pipi gadis di hadapannya langsung memeluk gadis itu.

"Maaf. Aku gak bisa bantu apa-apa waktu kamu susah. Maafin aku, Sena.." ujar Daniel sambil mengusap rambut belakang Sena.

Sena menangis sesenggukan di dalam pelukan Daniel, ia tak bisa membendung tangisannya setelah apa yang terjadi sebelumnya.

Semua tekanan itu sudah gak ada, semuanya udah berlalu, ia harap tidak ada lagi yang mengganggunya.

Daniel terus mengucapkan maaf dan kata-kata menenangkan untuk Sena. Namun dalam hati Daniel, lelaki itu marah. Marah terhadap dirinya serta manusia yang membuat Sena menderita.

⬜⬜⬜

Lega.
Hanya satu kata itu yang aku rasakan waktu itu.

⬜⬜⬜

Don't forget to vote and comment! Love you all♥️!!

Thank you so much!!♥️♥️

⬛⬛⬛

B e r b e d a  ⚫  Choi Hyunsuk  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang