MAKAM MUNGIL

68 8 104
                                    

Hari ini seperti yang di janjikan Leon, ia membawa Arga untuk menemui istri keduanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini seperti yang di janjikan Leon, ia membawa Arga untuk menemui istri keduanya. Leon dan Arga sedang di perjalanan menuju tempat yang akan ia datangin.

"Om tante cantiknya baik nggak om? Aga takut nanti dia marah"ucap Arga

"Dia baik banget, mana mungkin bisa marah sama Aga"ucap Leon

"Tapi Aga boleh liat adek bayinya sekalian kan om?"tanya Arga

"Sudah jangan bahas dia, kita sudah hampir sampai"ucap Leon

"Yeay"ucap Arga kegirangan

"Seneng banget hm"ujar Leon

Mobil berhenti di depan pemakaman, Arga menatap Leon heran. Kenapa malah di pemakaman, namun Arga menepis pikiran anehnya. Mungkin saja  tante itu lagi ziarah kubur.

"Om kenapa disini?"tanya Arga

"Karena tante cantiknya disini"ucap Leon

Leon turun dari mobilnya lalu membuka pintu Arga dan menggendong anak itu. Pandangannya lurus kedepan tanpa berbicara apapun.

Sampai mereka disebuah gundukan tanah yang bertuliskan nama Khairani tertulis juga tanggal lahir dan  kematiannya.

"Ini tanteya, Ayo sapa dulu"ucap Leon sambil menurunkan Arga

"Kok tantenya...om Eon tantennya kok gitu?"tanya Arga, jujur ia takut

"Iya, itu dia. Dia tidak bisa diselamatkan"ucap Leon

"Maafin Aga om, Aga nggak tau"ucap Arga

"Aga nggak salah kok"ucap Leon

"Tapi bayi itu yang salah"lanjutnya dalam hati

"Hai tante cantik, Aga kesini mau ngomong sama tante tapi tantenya bobok"ucap Arga berjongkok di depan makam Rani

Leon yang memperhatikan itu hanya diam, ia tidak bisa mengatakan hal apapun. Lidahnya kelu, bahkan matanya sudah berkaca kaca. Leon mengusap ujung matanya sebelum Arga melihat itu.

Leon ikut berjongkok disebelah Arga dan mengelus nisan tersebut sambil tersenyum. Sementara Arga, anak itu tidak berhenti berbicara mengenai kehidupannya, ia juga bercerita tentang keluarganya, tentang Karang, dan tentang orang orang terdekatnya. Namun tidak ada balasan apapun dari gundukan tanah itu.

Selagi Arga sibuk berbicara Leon menabur kelopak bunga mawar di makam istrinya itu. Ia tersenyum pahit lalu kembali mengusap nisan istrinya dengan lembut, seolah ia sedang mengelus kepala istrinya sendiri.

"Om Eon, itu makam siapa?, kok kecil banget"tanya Arga

Mata Leon menuju arah yang ditunjuk Arga, tepat disebelah makam istrinya terdapat sebuah makam kecil yang hanya berukuran sebetis kaki remaja.

"Haibar Rasyi" Arga membaca nama yang tertulis dimakam itu. Tanpa ada tanggal lahir ataupun tanggal kematiannya.

"Haibar Rasyi, itu anak saya. Abangnya Zifa"ucap Leon lalu menabur sisa kelopak mawar di makam mungil itu.

SVARGAWhere stories live. Discover now