Part 11

285 13 0
                                    

Sore hari kemudian, Reyna kedatangan tamu, yaitu Opa Albert.

“Apa yang terjadi padamu, Rey?” tanya Opa Albert dengan kekhawatiran yang tercetak jelas di wajahnya.

“Tak ada yang perlu dikhawatirkan Opa, aku hanya demam,”
“Dan sekarang, aku sudah lebih membaik dari sebelumnya.” kata Reyna, mencoba meyakinkan opa Albert.

“Syukurlah jika kamu sudah membaik, maaf Opa baru menjenguk. Opa baru saja tiba dari London tadi siang.”

“Ya, Opa. Tidak masalah.”

“Bagaimana dengan Azka? Apa dia benar-benar menjagamu dengan baik?” ketika mendengar pertanyaan Opa Albert, hal itu membuat Reyna terdiam sebentar.

“Emm, ya. Azka menjagaku dengan baik,”
“Dan sepertinya aku sudah mulai terbiasa dengannya.” senyuman Opa Albert langsung terbit ketika Reyna berbicara seperti itu.

“Opa senang jika kamu sudah mulai nyaman dengan kehadiran Azka. Semoga kalian bisa lebih akrab satu sama lain.” Reyna hanya tersenyum menanggapi ucapan Opa Albert.

“Kalau begitu, kamu lanjut beristirahat. Opa ingin mengobrol dengan Azka diluar.”

“Ya, Opa.”

Opa Albert pun keluar dari kamar Reyna, dan turun ke lantai dasar.

Kepergian Opa Albert membuat Reyna penasaran, kira-kira apa yang akan dibicarakan oleh Opa Albert dengan Azka? Tapi untuk saat ini, Reyna belum ingin berpikir terlalu keras, karena ia masih membutuhkan istirahat yang cukup.

***

“Rupanya kamu sudah tidak mempunyai sopan santun dengan orangtua.” ujar seorang pria paruh baya, ketika melihat sang anak yang baru saja pulang, setelah tiga hari pergi, tanpa berpamitan.

Bukannya takut, pemuda tampan itu hanya menatap Ayahnya dengan tatapan datar.

“Apa yang harus aku hormati dari kalian?” perkataan pemuda tersebut langsung memancing emosi pria paruh baya tersebut.

PLAK!

Satu tamparan kuat melayang ke wajah pemuda itu.

“SADAR RENDY! AYAH DAN BUNDA DIDIK KAMU BUKAN UNTUK MENJADI ANAK PEMBANGKANG SEPERTI INI!”

Ya, seperti inilah keadaan keluarga Reyna. Entahlah, masih layak disebut keluarga atau mantan keluarga.

“BUKAN AKU YANG HARUS SADAR! TAPI AYAH DAN BUNDA! KALIAN HARUS SADAR, KITA SUDAH MELAKUKAN KESALAHAN YANG SANGAT BESAR!” balas Rendy dengan berteriak. Lelaki itu juga sudah sangat emosi.

“KAMU TIDAK TAHU APA-APA RENDY! SUDAH BERAPA KALI AYAH BILANG, JIKA ANAK YANG SUDAH MATI ITU BUKAN ADIK KAMU. DIA ANAK DARI KELUARGA PEMBUNUH YANG SUDAH MEMBUNUH ADIK KANDUNG KAMU!” emosi Richard.

“KALIAN SUDAH DIBODOHI!”
“Aku sudah mengetahuinya dengan jelas jika dia adik kandungku, yaitu Grey.” kata Rendy, sudah menurunkan intonasi bicaranya.

“Rendy, lagi-lagi kamu berbicara tanpa ada bukti. Sedangkan, Bunda dan Ayah sudah jelas melihat sendiri bukti-bukti bahwa dia bukan anak kandung kita.” sahut Amira, yang sedari tadi diam.

“Terserah. Mulai sekarang, aku tidak akan meyakinkan kalian lagi kalau dia adalah Grey. Tapi, suatu saat nanti aku pastikan kalian akan sangat menyesal, sepertiku.” Rendy langsung meninggalkan Richard dan Amira, menuju kamarnya.

***

Reyna baru saja selesai mandi. Karena tubuhnya sudah terasa segar, ia memilih turun kebawah.

Saat sampai dilantai dasar, ternyata Opa Albert dan Azka sedang mengobrol diruang tamu.

R E Y N A (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang