"Ji-"
"Berisik!"
Soonyoung menghela nafas pelan. Kekasih mungilnya ini sudah badmood sejak pagi tadi dan sama sekali tidak mau berbicara padanya. Padahal Soonyoung sudah memundurkan jadwal rapatnya demi menemani kekasih mungilnya itu, tapi... Hah~ sudahlah.
"Soonyoung!"
"Hm? Kenapa?"
"Aku lapar!"
Soonyoung tersenyum kecil. Lihat kan? Tidak perlu dipaksa untuk bercerita, kekasihnya ini jika didiamkan maka akan berbicara dengan sendirinya.
"Baiklah, ayo-"
"Aku lapar! Dan aku kesal!" Alis Jihoon menukik tajam dan menatap Soonyoung dengan mata berair. "Seharusnya hari ini berkencan! Tapi kau tahu?? Idol sialan itu dengan seenaknya menghubungiku tadi malam dan memajukan deadline pembuatan lagunya menjadi hari ini! Hari ini! Bisa kau bayangkan?? Aku terpaksa tidak tidur semalam tapi lagunya baru selesai setengahnya!"
Soonyoung mendengarkan semua keluh kesah Jihoon dengan sabar. Sesekali mengusap puncak kepala dan punggung manis kekasihnya yang entah sejak kapan sudah duduk di pangkuan Soonyoung sampai akhirnya Jihoon kelelahan dan berhenti mengeluh.
"Sudah lega?"
"Hng~" dengung Jihoon sambil mengangguk kecil.
"Kalau begitu, aku akan pesankan makanan dan sambil menunggu makanan datang Jihoonie istirahat dulu ya. Aigio~ kasihan sekali kekasihku ini." Ucap Soonyoung sambil mengusap lembut kantung mata Jihoon kemudian mengecup kedua matanya bergantian membuat mood Jihoon berangsur-angsur membaik.
"Kalau begitu..." Jihoon mengubah posisinya, melingkarkan tangannya di leher Soonyoung dan kakiknya di pinggang Soonyoung. Kepalanya pun menyandar di pundak kekasihnya. Soonyoung pun langsung menepuk-nepuk punggung Jihoon agar kekasihnya itu cepat terlelap.
Soonyoung tersenyum saat mendengar deru nafas teratur yang artinya Jihoon sudah terlelap. Dikecupnya puncak kepala Jihoon dengan sayang sebelum beralih untuk memesankan makanan untuk kekasihnya itu.
