365 Days with you - 2

36 4 3
                                    

"Aduhh ilang lagi, dasar hobinya ngilang mulu, mana susah lagi nyarinya," gerutu Rain kesal, karena sedari tadi ia mencari Langit namun tak kunjung ketemu.

Rain kembali berlari mencari keberadaan pria itu, yang tak lain adalah langit. Namun ditengah pencarian nya, ia tak sengaja menubruk tubuh seorang gadis membuat buku yang dibawa gadis itu jatuh berserakan. Tak menunggu lama, Rain berjongkok lalu membantu merapikan buku bukunya.

"Sorry, sorry gue gak sengaja," ucap sang gadis pada Rain yang tengah merapikan buku-buku yang berserakan di tanah. Rain menata buku-buku itu lalu menjawab,"Ga, harusnya gue yang minta maaf. Maafin yah."

Mata mereka bertemu saat keduanya sudah merapikan buku bukunya. Raut wajah terkejut terlihat di wajah Rain juga sang gadis. Jika dilihat dari raut wajah mereka, sepertinya mereka sudah bertemu dan kenal sejak lama.

Gadis itu berdiri lalu bergegas meninggalkan Rain. Rain pun demikian dia juga berdiri kemudian berlari mengejar gadis itu sembari menyerukan namanya.

"Ris, Risa. Tunggu gue!" teriak Rain di-sela lariannya.

Rain terus berlari mengejar Risa namun yang dikejar justru mempercepat tempo larinya membuat Rain kewalahan mengejarnya.

Rain kemudian berhenti, dia berhenti mengejar Risa. Dia teringat akan sesuatu, tentang penyakitnya. Dia tau alasan mengapa Risa lari darinya, karena disaat Rain didiagnosis kanker paru-paru, Rain mulai menjauhi Risa. Alasannya yah karena dia gak mau Risa khawatir sama dia atau mencemaskannya. Dia takut jadi beban bagi Risa.

"Udahlah ga usah gue kejar, bukannya itu keputusan gue buat menjauh dari dia. Maafin gue Ris, ada alasan kenapa gue menjauh dari lo," ucap Rain.

Oke, kembali lagi dia harus mencari keberadaan sosok pangeran yang selama ini dia cari yaitu langit.

"Udahlah dari pada gue ngejar Risa, gue harus fokus lagi ke tujuan awal. Mencari keberadaan pangeran kodok, eh pangeran kodok? Ya kali cakep-cakep gitu pangeran kodok," ucap Rain.

Rain mengetuk-ngetuk dagu dengan telunjuk nya, dia sedang memikirkan sesuatu, berpikir apa pertama kali yang harus dia katakan saat bertemu dengan Langit.

"Duh gue bingung harus bicara apa sama langit kalo ketemu dia, oke pertama memperkenalkan diri, habis itu tanya rumahnya dimana, nama ortunya siapa, hobinya apa, dia makan sehari berapa kali, terus mau wedding tema apa, entar nikahan nya di gedung mana, mau punya anak berapa, lima cukup ga?"

"Duhhh halu gue ketinggian ga si? Gapapa lah kek nya ga cuma gue deh, semua cewe pasti gitu sih kalo sama crush nya ya kan?" ucap Rain yang tak ada hentinya.

"Ehm." Rain berdeham kemudian lanjut berkata, "Hai, kenalin-gue Rain lo pasti tau gue. Oke ga usah basi basi ya, to the point aja, mau ga lo jadi paca gue? Eh salah salah, lebih tepatnya suami dari anak anak gue?"

"Hahahah, kurang lebih seperti itu si," tawa Rain di-sela perkataan nya.

Oke, ga usah lama lama yah latihannya. Rain harus kembali mencari keberadaan langit jika tidak mau kehilangan jejak nya lagi.

Brukkk

Lagi lagi ada aja orang yang menabrak tubuh Rain. Heran, kenapa hari ini banyak sekali orang yang menubruk tubuh nya. Di kira Rain ni benda mati apa ya? Eh, tapi kan bentar lagi emang mau mokad.

"Sorry, gue buru-buru." Suara berat seorang pria yang tiba-tiba masuk ke dalam telinganya membuat dirinya terkejut. Itu adalah suara pria yang sangat amat ia kenali, suara yang ia dengar dua hari yang lalu.

Tanpa menolong Rain yang jatuh tersungkur akibat tubrukan dari pria itu, ia seakan tak acuh lalu berjalan melewati Rain. Rain mendongakkan kepalanya melihat sosok pria yang sedari tadi ia cari. Tak salah lagi telinganya tak salah mendengar dia adalah Langit.

Rain segera bangkit lalu menarik tangan nya cepat. Berhasil, kali ini dia berhasil menemukan sosok pria yang selama ini dia cari.

Rain menatap mata Langit, Langit pun demikian ia menatap mata Rain disaat ada tangan yang tiba tiba menarik pergelangan tangannya. Langit menatap Rain dengan seksama,  dia merasa familiar dengan wajah wanita yang menggenggam tangannya saat ini, dia pun mencoba mengingat siapa, dan dimana.

Langit membelalakkan matanya saat memori dua hari yang lalu lewat dalam kepalanya. Tak salah lagi dia gadis dua hari yang lalu, yang ia temui waktu itu.

"Gue_"

Belum selesai melanjutkan perkataannya, Langit menepis tangan Rain lalu berkata. "Lepas tangan gue, gue lagi buru buru."

🌙

Pria itu berjalan dengan tergesa-gesa, pria dengan tinggi badan 170, rambut nya hitam tersisir rapi, kulit putih kepucatan, mempunyai alis tebal, dan juga bibir berwarna merah alami. Panggil saja dia Langit.

Langit Ardan Ayhuksa bisa dibilang dia adalah orang pertama yang buat Rain tertarik dengan laki laki, bukan dibilang lagi sih, Memang dari awal bertemu dengan Langit dia sudah tertarik pada saat itu. Entah itu cinta, atau sebatas kagum kita gak tau karena bukan kita yang merasakannya melainkan Rain.

Sebenernya agak heran si, karena yang harus kalian tau sebenarnya Rain itu dari dulu anti sama lelaki atupun dengan cinta. Tapi bukan berarti dia itu lesbi ya, dan sekarang ada satu pria yang buat dia tertarik, dan pria itu adalah langit.

Kembali lagi ke Langit, jika dilihat dari keluarganya dia berasal dari keluarga yang sederhana, berbeda dengan Rain dia berasal dari keluarga yang terpandang. Namun itu tak akan  menjadi alasan Rain untuk tidak mendekati Langit dan tau lebih dalam tentang nya.

Langit berjalan dengan terburu-buru lantaran kertas pidato yang ia siapkan tertinggal di ruang OSIS. Namun ia tergesa-gesa sampai tak sengaja menubruk tubuh seorang wanita. Langit ingin menolongnya, tapi sepertinya kertas pidato nya lebih penting ketimbang membantu wanita itu.

"Sorry, gue buru-buru," ucapnya berjalan melewati tubuh sang gadis.

Langit berhenti seketika ketika ada sebuah tangan yang tiba-tiba memegang pergelangan tangannya. Langit membelalakkan matanya terkejut, dia—dia kenapa ada disini? Tanya nya dalam hati.

"Gue_"

Belum sempat gadis itu melanjutkan perkataannya, Langit menepis tangannya kemudian berkata. "Lepas tangan gue, gue lagi buru-buru."

Gadis itu tak menyerah, gadis dengan name tag di dadanya yang bernama Rain itu tak menyerah lalu mengejar Langit sebelum dia kehilangan jejaknya lagi.

Haii gimana kabar nya hari ini? Baik baik aja atau lagi kurang baik nih. Yang kurang baik mungkin baca ini bisa lebih baik kali ya.

Jangan lupa vote nya, ya karena vote itu gratis, oke?

Kalo bisa si komen juga kwk

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Apr 26, 2023 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

365 Days With You [ON GOING]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu