Venice and Macau

2.3K 196 19
                                    

"Pete, Nop sebentar lagi sampai," Vegas masuk ke dalam kamar hotel tempat ia menginap selama dua hari, hanya untuk menemukan pria yang ia cintai berdiri diam dengan ibu jari yang berada di mulutnya. Pria itu sedang menggigit jarinya dengan gugup, sembari menatap putra mereka yang sedang tertidur pulas di ranjang.

"Pete?" panggil Vegas lagi, mengalihkan atensi yang sebelumnya ditujukan ke Venice kepada si pemilik suara.

"Eum, ya?" sahut Pete. Ia tersenyum ke arah Vegas yang mendekatinya dengan wajah khawatir.

"What's wrong, babe?" Tanya Vegas sambil memeluk pinggang Pete. Pete masih belum terbiasa dengan afeksi semacam ini, membuat pipinya merona hingga ke telinga.

Vegas menyadari tubuh Pete menegang saat dipeluk olehnya, dan ia langsung mengecup bahu Pete, mencoba membuat pria itu agar lebih santai.

"Aku sedang menenangkan hatiku. Setiap memikirkan bahwa aku akan pulang ke rumahmu, kamar itu selalu terlintas di pikiranku. Padahal aku tahu bahwa aku dan Venice akan menempati kamar lain"

"Kita" potong Vegas. Pete terdiam, kemudian memutar tubuhnya dan menatap Vegas dengan wajah bingung.

"Kamar itu akan ditempati oleh aku, kamu dan Venice. Kamar kita" ujar Vegas. Senyum lembut terukir di bibir Vegas, membuat Pete sedikit terpana.

"T-tapi"

"Tidak ada tapi. Bukankah aneh jika papanya Venice tidur di kamar terpisah?" Vegas mengeratkan pelukannya di pinggang Pete, menarik pria itu lebih dekat kepadanya.

"Don't think too much, karena aku tidak akan menerima penolakan" Vegas mengecup bibir Pete singkat. Sekali, dua kali, sebelum akhirnya tangis Venice terdengar dan mencegahnya mencium Pete untuk ketiga kalinya.

"This little monster always crying whenever I want to touch you" Vegas mengerang frustasi dan menatap Venice tajam.

"Stop calling my son a monster, Vegas. You are his papa too, be nice to him" Pete mengomel sembari menghampiri Venice yang terbangun dari tidurnya. Ia menatap Vegas galak, meskipun terlihat lucu di mata Vegas.

"Everything he does are crying, pooping, stealing your attention for me, disturbing our sweet moment and love session, also pee or throw up whenever I hold him. He is indeed a monster."

"Venice, don't listen him. Pa Vegas just jealous of you, son" Pete menutup kedua telinga bayi kecil itu dengan ibu jarinya

"Satu lagi, Vegas. Macau. Dia-"

"Nop sudah di depan kamar kita. Macau tidak akan memiliki masalah dengan kita yang tidur bersama, dia sudah tahu kau adalah milikku. Let's go home before he cries for the third time" Vegas mengangkat tas yang berisi barang miliknya dan Pete, kemudian meraih koper yang isinya adalah pakaian dan perlengkapan Venice saat masih menginap di rumah sakit. Begitu Nop mengambil tas yang dibawa bosnya, Vegas langsung merangkul Pete agar berjalan bersisian dengannya, dengan Venice yang pulas tertidur di gendongan pria itu.

Pete sampai di kediaman minor family setelah menghabiskan hampir satu jam di perjalanan. Ia disambut oleh para pengawal Vegas, serta Macau yang baru saja pulang sekolah. Perjalanan yang cukup memakan waktu karena kemacetan yang memang sudah bisa diduga, membuat Pete tubuh Pete cukup lelah. Apalagi Venice tak mau lepas dari gendongannya, dan Vegas pun terus menempel padanya.

Pete yang merasa canggung karena disambut oleh begitu banyak pengawal berbisik kepada Vegas untuk mengantarnya ke kamar. Ia ingin segera meletakkan Venice, berbaring, dan melepas penat sejenak sebelum memandikan bayinya. Pete memberi pelukan kecil kepada Macau yang hanya berdiam menatapnya, kemudian pergi ke kamar barunya dengan didampingi oleh Vegas.

VegasPete StoryWhere stories live. Discover now