24. Satu Orang Tetapi Beda Sikap

25.2K 2.4K 177
                                    

"Jangan percaya pada siapa pun kecuali diri sendiri. Bahkan, jangan percaya aku"

♧♧♧


SELAMAT MEMBACA. TOLONG, JANGAN JADI READER SILENT, YA!

Suara jam gantung menggema ke penjuru ruangan, tepat tengah malam Aileen menuruni anak tangga seraya membenarkan jaket kulit yang ia kenakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara jam gantung menggema ke penjuru ruangan, tepat tengah malam Aileen menuruni anak tangga seraya membenarkan jaket kulit yang ia kenakan. Seperti biasa, rumahnya sepi tidak ada kehidupan, Aileen melangkah keluar melewati ruang tengah dengan pencahayaan lampu temaram. Menggunakan pakaian serba hitam dan sepatu boots, Aileen mendorong motor kesayangannya keluar dari garasi.

Di bawah rembulan malam tanpa bintang, perempuan itu membelah jalanan Ibu kota, memainkan pedal gas dan rem secara lincah dengan kecepatan tidak kencang. Tepat di persimpangan jalan Senopati ramai aksi balap liar dilakukan, saling berteriak menyoraki pemainnya. Aileen menepi sebentar, melihat ke arah seberang jalan dan tersenyum tipis.

Bukan, Aileen bukan ingin turun ke arena tetapi menunggu Dara. Keduanya memiliki janji temu karena akan melakukan perjalanan ke kota Bandung, kota kelahirannya. Ada sesuatu yang memang ingin diselesaikan dan keduanya sama-sama ingin memperjuangkan.

Pikiran Aileen mulai tidak tentu ketika melihat Warkop yang ia datangi bersama Alvarez dua hari lalu. Jalan Senopati, Warkop, dan balap liar, Aileen menekan segala emosi mengingat nama laki-laki itu. Alvarez menjadi patah hati paling hebat sekaligus luka paling sakit.

Aileen merogoh saku jaket mengambil bungkus rokok, ia mengapit satu batang di sela jari lalu menghidupkan pematik, patah hati butuh pelarian bukan?

"Istirahat yang tenang, gue berusaha memperjuangkan keadilan untuk kalian," kata Aileen mendongak menatap langit seraya mengepulkan asap rokok ke udara.

"Bukan bermaksud lambat, semua butuh proses dan sekarang gue yakin keadilan akan segera kalian dapatkan."

"Sorry, gue terlalu santai selama ini, lima tahun berlalu tapi enggak ada satu pun bukti yang gue temukan."

"Gue terlalu sibuk mengejar dunia yang sebenarnya nggak terlalu penting, pada akhirnya, tetap lo bertiga yang gue butuhkan bukan orang baru."

Aileen menyesap rokok dengan berat. "Ren, gue patah hati lagi. Dia laki-laki yang pernah gue ceritain di makam, andai lo masih hidup, gue nggak akan seterpukul sekarang, lo penopang sekaligus penyemangat terbaik bagi gue."

"Aileen!"

Dara segera turun dari motor dan menyentak tangan Aileen. Ia membulatkan mata ketika Aileen dengan santainya mengeluarkan satu batang rokok berniat membakarnya lagi.

"Lo udah gila, ya?" amuk Dara. "Lo punya asma kenapa ngerokok? Nasihat Dokter minggu lalu nggak lo ingat, hah?"

"Lo aja nggak bisa ngehirup asap rokok tapi lo dengan gampangnya ngerokok! Lo mau mati?"

Calveraz Where stories live. Discover now