light a flame

274 13 0
                                    

Ini ada beberapa chapter jadi silahkan menunggu.






Happy reading.
















Situasi pesawat yang terbang malam ini membuat seokmin tidak bisa tertidur lagi.

Bukan karena turbulensi atau apapun tapi saat ini keinginan untuk membaca cerita yang baru saja dia tambahkan di perpustakaan aplikasi bacaan online cukup membuatnya penasaran.

Beruntunglah dia menaiki kelas VIP yang membuat sedikit penumpang dan juga kesibukan  masing-masing penumpang lain. hingga membuat dirinya nekad membaca diwaktu malam menuju los angeles, Amerika serikat.

Menatap orang sebelahnya yang terlelap Seokmin dengan cepat menurunkan kecerahan handphone dan mulai membaca cerita tersebut.

Seakan terhanyut dalam cerita tersebut hingga tidak menyadari bawah penumpang disamping dirinya terbangun.

Berniat bertanya kepada penumpang sebelahnya yang sibuk dengan handphone miliknya mengurungkan niat jisoo bertanya.

Terdiam sejenak dan mengeluarkan handphone.
Jam 03:21 waktu Amerika serikat.

Berniat untuk tidur kembali tanpa sengaja jisoo melihat penumpang sebelah.
"Sepertinya cerita itu tidak asing". Gumam jisoo pelan.

Lelaki itu menatap seokmin yang hanyut dalam bacaannya,

Light a flame.
Chapter ke 27 tentang percintaan panas di meja makan.

Membuat jisoo tidak bisa menyembunyikan senyuman dari kedua belah bibirnya.

Menepuk tangan penumpang tersebut dan berbisik pelan.
"Tidak perlu di turunkan kecerahannya, aku membaca cerita itu kok".

Lihatlah reaksi mengejutkan seokmin seakan habis tertangkap basah sedang membaca cerita smut.

Menyimpan handphone dan menghadap kepada jisoo
"Maaf tapi anda siapa yah?" Tanya seokmin menatap jisoo.

"Hanya penumpang dan juga penulis, pernah mendengar writer shuasooie?".

"J-jangan katakan kau penulis buku yang sedang aku baca?".

Jisoo tertawa kecil dan mengangguk.
"Bagaimana ceritanya? Apakah kau menyukainya".

Seokmin mengangguk dengan semangat
"Demi apapun bertemu dengan penulis favoritku ditempat ini.
Aku menyukai caramu menyampaikan ceritanya seakan aku ikut terhanyut masuk dan menjadi karakternya".

"Terimakasih"
Pandangannya teralihkan pada wajah seokmin.
Garis tajam hidung dan juga dagunya membuat jisoo menelan ludah pelan.

Mengabaikan seokmin yang terus saja mengoceh tentang buku buku yang jisoo tulis.

"Siapa namamu?" Tanya jisoo tanpa mengalihkan pandangannya.

"Aku seokmin, haruskah aku memanggil dirimu shua atau nama aslimu?" Seokmin berbalik menatap jisoo.

Mereka terhanyut dalam tatapan itu.
"Panggil saja jisoo, kuharap kita bertemu lagi seokmin".

"Aku justru kemari karena buku yang kiss me slowly bakalan terbit dan aku tidak ingin melewatkan kesempatan untuk  membeli buku tersebut".

"Seokmin, Entah kenapa aku memiliki ketertarikan padamu".
Semakin mendekat seokmin lebih tepatnya ke bibir seokmin dan perlahan-lahan mencium dan melumat bibir orang dihadapannya.

Terus melumat bibir tersebut hingga seokmin mengambil alih permainan ciuman mereka,

Melumat bibir jisoo dan menarik jisoo semakin mendekati dirinya hingga jisoo tidak sanggup lagi dan menepuk bahu seokmin tanda kehabisan napas.

Tautan bibir terlepas dan jalinan Saliva diantara mereka yang terengah-engah karena cumbuan memabukkan satu sama lain.
"Kau pencium yang hebat seokmin".

"Apa kau mencium semua orang untuk cerita dewasamu jisoo?"tanya seokmin.

Jisoo tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Aku hanya berpikiran kotor seokmin bukan pelacur murah yang terangsang akan cumbuan".

Mengecup pipi jisoo seokmin menatap jisoo yang menatapnya dan tersenyum.
"Kuharap ini bukan pertemuan terakhir kita jisoo, karena sungguh aku jatuh hati padamu".

"Padaku atau cerita kotorku?"

"Kalau aku bilang keduanya?"

"Maka kau berhasil, ambil kartu namaku dan mari bertemu lagi di penerbitan buku milikku seokmin".

Mencium punggung tangan Seokmin yang memegang kartu namanya.

Joshua/jisoo Hong
Writer
Number 08xxxxx

"Mari bertemu lagi jisoo".













End.
Masih ada lanjutannya 😎

histoire de seoksooOù les histoires vivent. Découvrez maintenant