[S2] New Begin

103 18 10
                                    


Sedikit kilas balik ke beberapa chapter sebelum nya, kalau gak salah chapter day 5 bagian akhir. Saat itu Axel datang ke rumah Sonya untuk memberi kejutan hadiah buat Kania yang sedang berulang tahun kan. Tapi Axel malah menemukan kakak dari gadis kecil berusia 5 tahun itu justru nampak sedih.

Dari situ Axel dapat menebak bahwa Mami menjadi sebab kenapa Sonya menahan tangis hari itu. Dan benar aja, Axel gak pernah salah atas tebakannya. Dan untuk memperjelas semuanya, mari kita simak dibawah ini.

Tanpa sepengetahuan Axel, Sonya mengindahkan ajakan Mami untuk bertemu dengan nya lagi hari ini. Jujur Sonya gak tau apa alasan Mami mau ketemu lagi sama dia setelah saat hari ulang tahun Kania kemarin yang kedatangan Mami berhasil menggores luka di hati Sonya.

"Here, pesan apa aja yang kamu mau." wanita paruh baya itu menggeser buku menu di atas meja ke arah Sonya.

"Terima kasih, Tante. Tapi aku udah makan tadi." Sonya menolak halus, memberi senyum sopan nya.

"Sonya, Tante yakin menu buka kamu gak seberapa untuk bikin lapar di perut mu itu hilang, kan? Pesan aja ya, kita makan sama-sama."

Sonya menggeleng lagi, "Maaf bukan nya aku lancang nolak tawaran Tante, tapi Sonya udah janji pulang cepat buat makan malem sama Kania."

Jangan tanya kemana pergi nya savage dan omongan tanpa filter nya Sonya disaat-saat kayak gini. Sonya lihat situasi, kalau dia berkelakuan seperti biasa yang ada makin diperlakukan semena mena dia sama Mami nya Axel ini.

"Saya gak ngerti ya kenapa kamu jual mahal gini, padahal niat saya baik loh."

Sonya nunduk, menyeringai tipis sebelum kembali menatap Mami didepan nya. Niat baik atau formalitas aja tuh, Tan?

"Maaf Tante, boleh langsung ke intinya aja ada apa mau bertemu dengan Sonya? Dikit lagi isya soalnya."

Andai lagi ngobrol sama temen, pasti Sonya bakal ngomong gini, "to the point aja woy! nggak usah buang-buang waktu gue."

Sayang aja ini orang tua --yang berlagak muda.

Mami berdehem pelan sebelum memulai aksi nya. Tangan nya lihai menggulir layar ponsel khas ibu-ibu kalau lagi pegang gadget. Bedanya gaya si Mami agak elit aja dikit.

"Kenapa kamu kembalikan transferan saya? Kamu meremehkan pemberian saya?!"

Benar dugaan Sonya, pasti gak jauh-jauh dari persoalan duit.

"Karena Sonya gak pernah minta Tante untuk kirimin duit yang begitu banyak," gadis Dinantara itu mengepalkan tangan nya memberi diri sendiri kekuatan, "Sonya gak butuh itu, maaf."

"Kamu salah paham Sonya, itu bukan untuk kamu tapi untuk adik mu." Mami tertawa remeh menatap Sonya, "Tante iba lihat gadis kecil seperti itu harus hidup serba berkecukupan. Di umur yang terbilang masih kecil, ada banyak hal yang Kania butuhkan dan apa yang selama ini kamu kasih itu belum cukup untuk dia."

Entah yang barusan itu kalimat menyakitkan ke berapa yang terucap dari bibir Mami untuk Sonya. Yang pasti, Sonya gak tahan lagi.

"Dan Sonya bisa memenuhi kebutuhan Kania tanpa bantuan Tante." sebisa mungkin Sonya menahan emosi nya.

Kalau milih nekat, mungkin Sonya udah banting meja saat ini juga atau lebih parah nampar wajah cantik Mami yang tetap terlihat menua.

"Oh begitu ya? Okay, kalau gitu akhiri hubungan kamu dengan anak Tante. Kamu bilang gak butuh bantuan saya kan? Axel termasuk bantuan dari Tante, karena dia anak saya."

Sonya termangu mendengar kalimat itu. Ia sudah sering mendapat tekanan ini diminta untuk mengakhiri hubungan dengan Axel atau bahkan menjauh dari hidup lelaki itu. So, ini bukan pertama kalinya, namun yang sebelum sebelum nya Mami menyampaikan secara tersirat dan itu gak terlalu berefek untuk Sonya.

Last, FridayOù les histoires vivent. Découvrez maintenant