34

402 79 1
                                    

(Sorry kalau nemu typo)









Zio duduk anteng matanya gak lepas dari punggung kedua orangtuanya, sekuat tenaga dia tahan untuk gak nangis.

Mengutarakan pendapat udah dia lakuin tapi berakhir dengan gelengan pelan Papa, Mama yang langsung nangis.

Keputusan Papa sudah bulat, 10 tahun itu waktu yang lama. Dan di waktu yang lama itu, Zidan gak mau buat anak dan istrinya terlantar tanpa dia.

Tapi keputusan pisah kayak gini bukannya bikin anak dan istrinya jauh kebih buruk dari di tinggal Zidan dalam sel tahanan?

Kita gak pernah tahu isi hati seseorang, orang lain boleh anggap Papa Zidan egois, ninggalin Mama dan Zio.

Tapi kita gak pernah tahu di balik itu semua, apa yang sudah Zidan pikirkan, apa yang sudah dia lakuin dan mungkin keputusan ini yang terbaik.

Zio menarik nafas dalam, tangannya mengepal kuat.

Keputusan Hakin final, mereka berpisah. Zio mendongak menatap langit-langit ruangan.

Sekuat tenaga dia tahan untuk gak nangis, dadanya sesak mendengar isak tangis mama.

Dan Papa yang harus segera kembali ke tahanan KPK.

"Maafin aku Sonia.." Ujar Papa Zidan berdiri, Mama Sonia udah gak sanggup lagi untuk sekedar geleng ataupun nganguk. Dia gak kuat lihat wajah Suaminya, bukan.

Mulai hari ini, Zidan bukan lagi suaminya.

Mantan suaminya.

Zio masih mendongak, Papa minta izin untuk samperin Zio.

"Zionatan... Kamu harus nurut Mama ya." Zio nganguk, sebulir airmatanya jatuh.

Tangan Zio mengelus kepala Zio, saat itu juga Zio langsung peluk Papa seerat mungkin.

Menengelamkan kepalanya di dada bidang papa, hari ini Zio sadar. Papanya semakin kurus.

Zidan elus punggung Zio, "Kamu kuat Ji, kamu harus kuat untuk Mama." Di dalam pelukan Papa, Zio nganguk.

"Sekali lagi Papa minta maaf." Zio nganguk,

"Papa minta maaf Jio."




















Setelah memastikan Mama tidur sehabis nangis hebat sampai di rumah, Zio menarik nafas dalam.

Hari ini hati terberat buat dia, gak pernah kebayang keluarganya jadi kayak gini.

Di posisi anak, berat banget tapi dia tahu jadi Mama sama Papa jauh lebih berat.

Selama ini hidup dia gak pernah kurang kasih sayang, mau mereka utuh atau gak lagi utuh. Zio akan tetap jadi Zio yang penuh kasih sayang,

Papa Zidan tetap Papa Zio, Mama Sonia selamanya juga akan tetap Mama Zio.

Dan selamanya akan seperti itu,












Dan selamanya akan seperti itu,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hope and Pain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang