9 : Kilas Balik 2011 (Bakso)

8 2 0
                                    

Mahesa terlihat membawa sebungkus plastik kecil di tangannya. Ada 2 bungkus. Isinya adalah bakso harga 5rb-an. Sengaja dia beli untuk di makan bersama Anindita.

"Banyak juga ya isinya, Mahesa."

"Iya. Baksonya juga enak. Jadi demen bakso."

"Hihihi, kayak ngidam aja lo."

"Heh, mulutnya."

Anindita tertawa mendengar elakan Mahesa. Dan Mahesa pun ikut tersenyum melihat Anindita tertawa.

"Mau jajan bakso lagi nggak, selepas pulang sekolah? Gue tau warung bakso yang super enak dan murah. Porsinya lumayan banyak."

"Boleh aja. Traktiran nih?"

"Yoi. Abis gajian nih. Dompet akhirnya nggak kering-kering amat."

Anindita mengangguk. Pantas saja raut wajahnya selalu bahagia. Bahkan di traktir kecil-kecilan dengan bakso di tangannya ini.

"Uangnya mending di pake buat urusan rumah, Mahesa. Ngabisin uang aja kalau buat jajan."

"Selagi jajannya sama lo mah nggak papa. Lo kan nggak doyan pesen banyak-banyak."

"Iya sih."

Kembali Anindita dan Mahesa lanjutkan makan baksonya. Anindita kesepian tadinya.

Binar harus membantu teman satu ekskulnya untuk mencari mangsa baru untuk di hasut agar masuk ke ekskul Voli.

Setya sibuk di perpustakaan bersama Adit. Dengan tujuan membantu penjaga perpustakaan menyimpan buku.

Dan Dinara, yang kini jadi teman Anindita pun sibuk karena kelasnya sedang belajar untuk sebuah tes.

"Ngomong-ngomong, lo masih kerja di bengkel kan?"

"Iya, masih."

"Oh."

Mahesa menatapnya sejenak.

"Kok 'oh' doang?"

"Cuma nanya."

Anindita membuang plastik itu ke tempat sampah. Dia berniat masuk kelas, tapi percuma. Paling dia cuma di suguhi dengan pemandangan Caca gibah bersama temannya.

"Lo mau ke kelas?"

"Nggak. Nggak jadi."

"Duduk aja sini. Temenin gue."

Mahesa menepuk bangku kosong di sampingnya. Meminta Anindita agar duduk. Mau tidak mau ya, Anindita duduk. Lelah kalau harus berdiri.

Hening. Tidak ada pembicaraan sama sekali dari kedua pihak. Anindita hanya menatap semut yang berlalu lalang di tanah. Mahesa menatap langit yang biru terang di penuhi awan.

Terus-terusan hening hingga bel masuk sudah berbunyi. Waktunya mereka masuk ke kelas.

"Duluan ya, Anin."

"Ya."

Mahesa kembali ke kelasnya. Anindita pun begitu. Segera dia duduk di kursi, menunggu kedatangan Binar agar kembali.

"Setya! Liat Binar, nggak?"

"Binar masih sibuk di base nya. Masih ngurusin pendaftaran voli."

Anindita mendecih kesal. Setya akhirnya duduk di samping Anindita untuk sekedar menemaninya.

"Kesal kenapa lo, Nin?"

"Nggak apa-apa."

"Nggak berantem kan sama Binar atau siapa gitu?"

"Nggak tuh. Lagi kesepian aja."

"Oh gitu. Yaudah gue temenin. Mau dengar gosip baru, nggak?"

 Mau dengar gosip baru, nggak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang