03.00

105 21 2
                                    

Surai sebahu itu bukan cupu walaupun agak tidak sesuai dikatakan suhu, namun, dia lebih pantas disebut pengrusak kalbu. Jika yang diseberang punya cerita dalam seribu satu malam maka Lilac punya seribu satu kata mutiara yang lebih baik disebut penambah dosa dalam satu menit nafasnya.

"Bego lo! Setelah lo ngasih tawaran ke gue dan sekarang lo malah curiga? Ngotak dikit, bangke!" umpat Lilac.

"Trus kalau lo masuk tapi tau-taunya lo mata-mata?"

"Trus kalau lo kasih tawaran ke orang tapi lo gak yakin?"

Genta diam sesaat.

"Gue becanda, Lilac, sensitif banget."

Bukan becanda Genta lebih tepatnya membawa bencana.

Leader Villain Gang itu mengangguk kepalanya beberapa kali, maju beberapa langkah lalu berputar mengelilingi Lilac.

"Ternyata berurusan sama orang pinter itu ribet, ya?"

"Udah tau ribet masih aja lo coba."

"Oke, Lilac, mulai hari ini lo jadi anggota gue." Genta kembali tersenyum untuk kesekian kalinya. Tangannya dia ulurkan ke depan, siap menerima jabatan Lilac.

Lilac tak merespon. Dia memutar tubuhnya dan berjalan pergi.

"Udah putus, ya?" monolog Genta ada ide tersemat di otaknya.

🌸🌸🌸

"Lilac!"

Ini belum malam, tidak sepantasnya suara gagak itu berkicau dalam rumah. Menghantam gendang telinga dan tidak pantas didengar. Merangkai udara panas yang lebih berbentuk neraka.

Memuakkan!

"Lilac nggak budek kok, Mama kenapa harus pakai teriak-teriak segala?" Dia berkacak pinggang.

"Seperti ini cara kamu ngomong sama orang tua, hah? Keras dan nggak ada lembut-lembutnya? Kamu itu beda banget sama Lavender, dia punya sopan santun gak kayak kamu," umpat Violet menunjuk Lilac dari jauh.

"Terus aja gitu, Ma terus bela anak kesayangan Mama itu," balas Lilac tanpa menatap Violet.

Violet menahan kesabarannya. "Mana kakak kamu?"

"Kenapa Mama nanya sama aku? Ya mana aku tau lah."

"Karena kamu dan Lavender satu kelas, kalau kamu pulang berarti kakak kamu juga harus pulang sekarang," balas Violet menjawab dengan nada sedikit keras.

"Kamu bolos, Lilac?" Tuduhan itu benar, tapi Lilac benci kalimatnya

"Kalau iya kenapa? Ada urusannya sama Mama?"

"Percuma kamu pinter, Li kalau enggak ada sopan santun hasilnya tetap nol. Kamu pikir kenapa Mama harus bangga sama anak kurang ajar kayak kamu? Kamu itu kembar, Lilac tiru tuh sikap Lavender!"

Lavender lagi.

"Karena otak Mama isinya cuma Lavender, sekalipun dia bikin manusia lain celana di mata Mama dia selalu benar. Lilac cuma sampah yang harus dibuang dari rumah ini. Cuma papa yang peduli sama aku, Ma. Definisi ibu bagi Mama itu apa, sih?"

"Kamu harus tau keadaan Lavender!" balas Violet ikut berteriak.

"Kenapa Lavender terus, Ma?!"


"Mama juga harus tau keadaan Lilac gimana, Ma! Lilac stres karena terus dibanding-bandingin, Lilac capek denger Mama marah ke aku terus!"

𝐃𝐔𝐏𝐋𝐄𝐗 𝐋 | 𝐒𝐄𝐋𝐄𝐒𝐀𝐈Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora