ACCIDENT|029

1.5K 67 1
                                    

Hayo voment sama follow dulu yuk akun aku!! 🤩

"Halo?!"

"......"

Arventa hanya memperhatikan suaminya yang sedang mengangkat telepon, lalu sesaat raut wajahnya berubah begitu saja.

"Kenapa sayang?" tanya Arventa.

"Bisa tolong jemput aku? aku sendirian El." Suara lemah dari seberang membuat Arventa bertanya-tanya kira-kira siapa pemilik suara itu.

Namun sedari tadi Elbra terus saja menghiraukannya.

"Gabisa." Jawabnya tegas.

"Aku mohon El, untuk kali ini aja. Gak ada orang lain yang bisa aku mintain tolong selain kamu."

"Sorry, gue sibuk."

Elbra mematikan secara sepihak telepon itu.

"Siapa El?"

"Risya." Jawabnya cepat.

Alis Arventa tertekuk bingung. Risya? darimana wanita itu bisa mendapatkan nomor suaminya?

"Kamu punya nomornya?" tanya Arventa ragu.

"Hmm."

"Dia bilang apa tadi?"

"Gak ada, gak penting."

Arventa sedikit ragu dengan jawaban Elbra. Dari raut wajah Elbra saja ia bisa tahu pasti ada sesuatu hal penting yang Risya katakan padanya. Namun ia tak berani membantah, Elbra terlihat sedang kesal saat ini.

"Yaudah kita tidur aja ya?"

"Hmm.."

"Kamu cuci muka sama gosok gigi dulu, baru kita tidur."

"Okey sayangg."

*****

Pukul 23.40 Arventa terbangun. Ia tak melihat Elbra berada disampingnya, entah dimana suaminya itu berada.

Perut nya yang sudah membesar menyulitkan dirinya untuk bergerak, biasanya Elbra lah yang membantu dirinya bangun.

"Elbra kemana ya?" gumamnya.

Arventa mencoba mencari Elbra dikamar mandi, namun suaminya itu tidak ada disana. Arventa juga mencoba mencarinya dibeberapa ruangan yang ada dirumahnya, dan hasilnya tetap sama. Tempat terakhir yang ia cari ialah balkon kamar.

"El?" panggilnya lembut.

Dan disanalah Elbra terlihat, sedang tertidur pulas dengan banyak putung rokok di meja.

"Sayang?" panggil Arventa seraya mengusap wajah sang suami.

Elbra hanya bergumam tidak jelas dan semakin pulas tertidur. Hawa dingin diluar ruangan itu membuat Arventa tidak tega untuk membiarkan Elbra tertidur disini, namun laki-laki itu juga tampak sulit untuk dibangunkan.

"El? bangun yuk, kita pindah ke dalem."

"Gak mau." Jawabnya.

"Disini dingin sayangg."

"Pindah aja ya ke dalem? atau mau aku ambilin selimut?"

"Gak mau sayanggg." Rengeknya.

"Terus kamu maunya apa?"

"Aku...maunya kamu." Jawabnya dengan mata sayu.

Jantung Arventa rasanya ingin berhenti berdetak sekarang juga. Entah mengapa malam ini Elbra menatapnya sangat berbeda. Kalimat yang baru saja terucap juga terdengar sangat ambigu.

ELWhere stories live. Discover now