ACCIDENT|033 (Mas)

1K 28 0
                                    

Dingin menyelimuti tubuh Elbra malam ini. Udara dingin malam menusuk kulit halusnya. Ditemani bekal kasur kecil serta guling ia terus merengek meminta Arventa membukakan pintu untuknya.

"Sayang buka!!" rengeknya. Wajahnya ia tempelkan pada kaca.

"Kamu tega banget suruh aku tidur di sini."

"Sayang aku kebelet nih."

"Sayang banyak nyamuk!!"

"Tega!"

"Buka dulu sayang, aku laper mau makan soto kamu!!"

Dor dor dor

Elbra terus menggedor-gedor kaca dengan rengekan.

Arventa yang didalam sebenarnya terus mendengar ocehan itu namun memilih enggan membukanya.

Dibanding mendengar rengekan yang merusak gendang telinga nya, Arventa justru menyibukkan diri. Sibuk mempercantik diri.

Seluruh wajahnya dipenuhi masker. Ditemani begitu banyak snack-snack makanan dan juga film horror.

"Mas! Mas!"

"BANGSAT!! MUNCUL DARI MANE LO HAH?" betapa terkejutnya Elbra kala seonggol kepala tiba-tiba naik dari atas balkon.

Masih apik mengenakan helm, serta jaket Gocek nya. Cengiran kuda ia tunjukkan yang justru semakin membuat suasana hati Elbra memburuk.

"Mas nya lagian saya panggil-panggil ndak nyaut.. ya jadi saya naik saja mumpung ada tangga..hehe." Ujarnya khas orang jawa, sedikit medok.

"Ya siapa yang ga kaget, tiba-tiba nongol kepala dari balkon! mana gundul, untung ga jatoh!"

Posisi Elbra yang masih menemplok pada pintu seraya tangannya mengelus dada.

"Mau ngapain mas? begal? gue ga ada uang, ini aja gua dikunciin istri."

Mas mas gocek itu tak merespon, dirinya justru ikut naik dan duduk dilantai ikut menemani Elbra.

"Mas ngapain sih mas yaampun???"

"Ini lo mas nya dapet kiriman makanan... namanya sih Arventa."

"Istri saya?" tanya Elbra.

"Ya mana saya tau to mas? wong kita ga kenal."

"Ck! coba mana liat." Elbra mengambil kantong kresek makanan dari Mas Gocek yang ia perkirakan umurnya tak jauh dari dirinya.

"Wih Alhamdulillah pizza mas.." ucap Elbra memberi tahu.

"Alhamdulillah mas... saya numpang duduk disini dulu ya mas, capek." Mas -mas itu duduk memejamkan mata seraya meumpu kan tubuh nya di dinding.

"Udah makan mas?"

"Alhamdulillah sudah mas kemarin."

"EDANNNN!!! makan nih mas abisin..."

"Beneran mas?"

"Iyalah! abisin, pantes badan Lo kering gitu, makan mas.."

"Gak deh mas saya jadi gak enak, saya cuma niat nganter kok mas."

"Enggak enggak, lo harus makan."

Pemuda yang ia perkirakan memiliki umur yang tak jauh dengannya itu menunduk seraya tersenyum. Tangganya ragu akan menggapai pizzza disebelahnya.

Elbra yang melihat itu dengan cepat memberi kode untuk segera memakannya. Lagi lagi pemuda itu memakannya dengan ragu ragu, tak berhenti sedari tadi ia mengucapkan rasa terimakasihnya.

"Udah makan aja gausah makasih terus. Laper banget kayanya lo mas."

"Maaf ya mas sebelumnya saya gak bermaksud bilang kaya tadi, saya bener bener gak bermaksud supaya dikasihani."

"Santai aja. Btw berapa umur lo?"

"16 Tahun."

Elbra tampak memberi senyum kecut seolah paham mengapa anak yang seharusya masih bisa bebas seperti dirinya justru harus merasakan hal yang sesulit ini.

Ekonomi dan keharmonisan keluarga memang yang terpenting dari segalanya.

"Berat ya pasti, gua cuma bisa bilang semangat." Ujarnya seraya menepuk pundak pemuda disebelahnya seolah menyalurkan semangatnya

"Terima kasih mas, mas kasih ini saja saya sudah benar-benar bersyukur sudah bisa makan hari ini. Kadang orderan bener-bener cuma satu dua mau cari pekerjaan lain masih belum cukup umur."

"Lo gak lanjutin sekolah dulu aja?"

"Masih bisa makan saja sudah bersyukur mas."

"Mas nya beruntung masih diperhatikan, dibelikan makan oleh istrinya, ya?" tanya nya sedikit dengan nada jahil.

Elbra tersenyum remeh. "Itu juga akibat accident. Gak seharusnya hal kaya gini terjadi, tapi ya mau gimana lagi.."

"Setiap manusia diberi ujian yang berbeda beda mas, mungkin karena mas nya mampu."

Elbra menahan gelak tawanya. "Lebih ke ujian yang dateng karena kesalahan gue sendiri sih."

Keduanya semakin larut dalam obrolan, terkadang disusul dengan tawa Elbra yang menggelegar. Tentu saja hal itu menyita perhatian Arventa yang sebenarnya sedari tadi menguping dari dalam.

Karena dipenuhi rasa penasaran mau tak mau Arventa yang masih lengkap dengan dress piyama putih serta masker diwajahnya membuka pintu secara tiba-tiba yang tentu saja membuat kedua manusia yang tengah asik berbincang itu terkejut.

"HUAAA BANGSATTTT!!!"

"JUANCOOKKKK DEMITTT!!!"

"HWAAAAAAAA!!!" Teriak Arventa tak kalah terkejut karena teriakan dua manusia dihadapnnya.

PLAK!

Satu bogeman mentah dari sang istri lengkap mengenai pelipisnya.

~~~~~

"Mas Mba makasih ya saya bener-bener ga nyangka orderan yang sudah mau saya tolak justru yang bikin saya mendapat rezeki. Semoga Allah selalu melindungi kalian, Aamiin."

Yash setelah kejadian mem-bogem tadi Arventa diperkenalkan dengan Bima- mas gocek yang ia pesan. Berakhir dengan ketiga nya yang makan soto di ruang makan, serta Arventa yang tak tega itu membekali Bima 5 bungkus soto serta beberapa bumbu dan kebutuhan yang lain.

"Bima makasih juga ya, lain kali main kesini lagi aja." Ujar Arventa.

"Iya mba, terimakasih juga ya mas El."

"Yoi bro sama-sama lain kali kalo perlu apa-apa dateng aja kesini."

"Makasih mas saya pamit dulu, Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam."

Setelah Bima sudah tak terlihat Arventa berbalik hendak kembali masuk, tetapi...

"Mau kemana?"

"Balik, tidur!"

"Jangan harap!"

~~~~

HELOO GUYS IM BACKK  SETELAH BERBULAN BULAN NIH GAK PERNAH UPDATE😭💓

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YA, SUPAYA AKU GA MAGER LAGI KALO MAU UP!!! 💋🤛🏾

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ELWhere stories live. Discover now