prolog

377 32 3
                                    

Happy Reading......






"Tidak, tunggu dulu"

Seorang perempuan berusaha menghentikan suaminya untuk pergi dari rumah. Yaya, perempuan itu baru saja menerima surat perceraian dati suaminya, entah apa yang ia perbuat sampai-sampai suaminya ingin berpisah padahal tidak ada masalah dalam rumah tangga mereka, mereka hidup bahagia bersama keenam anak mereka.

Air mata wanita itu terus mengalir sembari memohon pada suaminya untuk tidak meninggalkan mereka dan keenam anaknya.
Tapi hal itu tidak terjadi sesuai keinginannya, suaminya tetap pergi meninggalkannya bersama wanita lain dengan mengendarai sebuah mobil mewah. 
Dan Yaya mendengar kalimat yang sangat menyakitkan bagi dirinya sebagai seorang Ibu.

"Kau bisa ambil semua uangku yang berada di dalam lemari dan juga tabungan untuk mengurus anak-anak itu"












12 tahun kemudian


"Apa? Tidak bisa, kau tidak bisa mengambil salah satu dari anak-anakku"

"Mereka juga anak-anakku, kau tau"

"Ayah yang tidak melihat perkembangan anaknya selama 12 tahun?"

"Apapun yang kau katakan aku akan tetap mengambil salah satu dari mereka, sesuai janjiku aku akan melunasi semua hutang-hutangmu jika kau menyerahkan salah satu dari mereka"

Boboiboy, dia menyerahkan sebuah cek kosong yang jika Yaya setujui ia bisa mengisinya sesuai keinginan Yaya.
Yaya mulai gelisah, disatu sisi ia ingin menerima cek itu, ia harus melunasi hutangnya yang ia gunakan sebagai modal membangun restoran, restoran miliknya sekarang sering sepi pengunjung karena itu restorannya bisa saja dia jual untuk melunasi hutangnya, tapi terlalu banyak kenangan yang tersimpan disana.
Disatu sisi ia juga tidak ingin kehilangan salah satu dari anak-anaknya.

Anak tertuanya, Halilintar langsung mengajukan dirinya setelah melihat kegelisahan yang ada di wajah wanita yang ia cintai.

"Aku, aku akan ikut denganmu"


"Hali?"

"Kak Hali"





Prolog end

story inspiration from manhwa 'A Chance at last'

my seven sonsOù les histoires vivent. Découvrez maintenant