Sky

594 111 15
                                    

Mew POV

Aku tidak pernah berpikir sebelumnya jika kami akan bertemu lagi. Saat dia meninggalkan ku di hari itu aku berpikir tidak ada lagi jalan untuk kami bertemu. Dia sengaja berpindah tempat tinggal yang tidak aku ketahui, mengubah semua kontak miliknya, menutup semua jejaring sosial medianya. Namun sebelum aku melepaskan dia, kami sempat berkompromi, dia akan tetap menjadi temanku akunya. Meskipun yang terjadi kompromi itu hanyalah secuil intriknya mengelabuiku. Dia benar-benar menghilang ketika aku melepaskannya. Aku pikir sedalam itu sikapku menyakitinya sampai dia benar-benar ingin lenyap tanpa jejak sedikitpun untuk ku.


Namun, hari itu aku melihatnya lagi.

Ini bukan lagi bunga tidurku, atau sekedar rekayasa pikiranku sendiri, tapi ini sungguh terjadi. Aku melihatnya sangat dekat di depan mataku.

Aku pikir aku tidak akan bisa menemukannya sampai aku mati. Tapi hari yang ajaib ini telah datang.

Aku sangat gugup sampai tanganku tremor saat memegang cangkir kopi. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan di kantor Paman Kim. Mungkin dia juga salah satu tamu disini. Tapi nampaknya tidak. Dia duduk pada bangku yang mengitari mejaku dan Soda. Itu artinya, dia adalah orang yang akan berkaitan dengan proyek kami saat ini.

Langkah ku yang semakin dekat dengan meja melambat. Aku memastikan apakah itu benar-benar dirinya atau aku hanya sedang memikirkannya?

Tapi dia sangat nyata. Meskipun sudah berlalu sangat lama tapi aku masih mudah mengenalinya. Tidak banyak yang berubah darinya, dia masih senang memasang wajah yang galak.

Ranee, perempuan Hindi yang melayani kami sejak tadi akhirnya memperkenalkan kami satu sama lain. Dan bingo, laki-laki itu benar-benar si batu Gulf. Mantan pacarku.

Jadi dia bekerja disini? Dia berpisah denganku dan harus bekerja keras seperti ini? Hah, ini menggelikan.

Dia berkata kami harus berakhir karena dia sudah lelah dengan sikap cemburu ku dan dia tidak akan memiliki banyak waktu untuk ku saat dia harus fokus pada bisnis retail keluarga besarnya, tapi yang aku lihat saat ini dia menjadi pekerja di perusahaan milik Paman Kim.

Apakah ini waktu yang tepat untuk kami bertemu? Aku rasa ini tidak tepat karena aku datang bersama Soda.

Ini membuatku merasa bersalah.

Aku masih melihat ada setitik harap pada sorot mata ovalnya. Katakan saja aku terlalu percaya diri tapi aku sangat mengenali si batu di depan ku ini.

Hubungan kami memang berakhir, tapi kenangan kami belum. Aku melihatnya dari tatap mata itu.

Tapi sepertinya untuk kali ini aku benar-benar hanya terlalu percaya diri.

Menyedihkan.

"Sky?" Aku tidak pernah mendengar nama itu, Gulf juga tidak memiliki teman dengan nama itu.

"Putriku," jawab Gulf sambil menatap lurus ke wajahku.

Putrinya? Dia sudah menikah??? Begitu?

Hey, Mew!

Pakai logika mu Mew, Gulf pergi untuk waktu yang lama dan sangat tidak mungkin dia tidak tertarik pada siapapun selama itu. Bahkan mungkin saja benar, dia pergi dariku karena dia memiliki yang lain?

Benar-benar, rupanya aku yang terlalu naif sekarang.

"Oh, salam untuk putrimu," jawabku kemudian.

Gulf POV

Sky???

Kenapa aku tiba-tiba menyebut namanya? Jadi begini, tadinya aku merasa sangat tersudut oleh si brengsek Mew. Dia merasa perasaanku masih akan goyah padanya atau mungkin semacamnya. Dan tidak, aku tidak akan memberikannya kesempatan berpikir tentang hal itu. Lalu tiba-tiba aku mengingat ucapan Mama pagi ini, Mama dengan mudah menghancurkan semangat Paman Oak hanya karena Mama berkata sudah berkeluarga. Aku pikir itu bisa digunakan di saat seperti ini.

GAGAL MOVE ON (MG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang