Sweet like a candy

847 110 33
                                    

Gulf POV

Apa yang aku lakukan?

Aku segera menarik diriku dari Mew dan berpaling pergi. Aku tidak berbicara apapun lagi sementara Mew nampaknya masih membeku. Mungkin dia bingung padaku, hey, jangankan dia, akupun sangat bingung dengan apa yang baru saja aku lakukan.

Tidak ada yang melihat ku kan? Seharusnya tidak ada!

Jika ada yang melihat kami sudah pasti mereka akan terkejut.

"Eh, ada apa?" Sepertinya aku sendiri yang terkejut.

May dan Soda yang sedang duduk di lantai melihatku dengan panik. Tangan Soda saat ini bahkan masih memegang tangan May dengan pecahan gelas di sekitar mereka. Di sudut lain Sky duduk di atas meja pantry sambil bermain dengan botol madu.

"Maaf Khun, May menjatuhkan gelas dan pecah," jawab May. Aku melihat darah mentes dari jari milik May.

"Wuff, Cus nanis," Sky mengadu.

"Iya Sky, karena Sus berdarah," jawab May yang terlihat menangis dan tertawa secara bersamaan.

"Phi Soda, tidak masalah. Gulf akan membantu May. Phi Mew sudah menunggumu," ujarku pada Soda yang terlihat masih menunggui May.

"Huh? Y-ya. Bantu Suster mu," jawab Soda. Soda beranjak bangkit lalu berjalan dengan pelan.

Aku segera membantu May, meraih tangannya dan mencengkram ibu jarinya yang berdarah agar darahnya berhenti. Aku tidak tahu apakah ini cara yang efektif atau tidak.

"Kemana perginya orang-orang?!"

"Mereka ada di kamar Khun Gulf," jawab May.

"Duduklah May, aku akan membawa plester luka," aku meminta May duduk di kursi.

"Khotod na khun?"

"Bukan masalah. Tunggu." Aku berlari menaiki anak tangga ke kamarku untuk mengambil kotak obat. Aku melihat dua anak sialan sedang bermain PS di kamar ku. Itu cukup baik artinya mereka tidak melihat apa yang tadi aku lakukan di luar.

"Aku seperti mendengar keributan di bawah. Apa May sedang menonton lakorn?" Tanya Mild dengan pandangan yang terus berpusat pada layar televisi.

Aku memukul Mild pelan, "Lakorn pantat mu! May menjatuhkan gelas dan sekarang tangannya berdarah!"

"Nong May ku maksudmu?" Boat terdengar berteriak panik tapi dia tidak melakukan apapun dan tetap melanjutkan bermain PS.

Aku bergegas meninggalkan kamar untuk kembali ke pantry meninggalkan orang-orang bodoh di kamarku.

"Onty Oda kakal cus?" Sky dan May sedang bercerita dengan bahasa planet Sky.

"Hehe. Bukan," kekeh May.

Aku duduk di kursi samping May, membersihkan jari May dengan kain kasa dan cairan pembersih luka kemudian membuka plester untuk menutup luka gores di jari kecil itu. May mengaduh dengan suara pelan, itu pasti perih.

"Bagaimana?" Tanyaku.

"Lebih baik," jawab May.

"Kamu bisa membawa Sky istirahat supaya kamu juga bisa istirahat. Aku akan membuang pecahan gelasnya nanti," ujarku.

"Tidak usah Khun. May saja," May terlihat sungkan.

May turun dari kursinya lalu mengambil pecahan gelas di atas lantai dengan hati-hati kemudian menaruhnya di dalam tempat sampah kecil.

"Apakah tamu tadi kerabat Khun? Atau apa? Mereka datang untuk melihat Sky ya?" Tanya May.

"Itu? Euh, bukan kerabat. Aku juga tidak terlalu mengenal mereka. Hanya tanpa sengaja mengenal," jawabku pada May. "Soda, perempuan tadi anak angkat bosku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAGAL MOVE ON (MG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang