Четыре

262 28 12
                                    

Esoknya apa yang tidak Jisung harapkan malah terjadi. Yap Hyunjin menghilang lagi. Ia tahu bocah itu bukanlah manusia. Tapi bagaimana bisa Hyunjin kabur dengan pintu yang jelas Jisung kunci semalam?

Kuncinya rusak. Jisung terkejut saat mengetahuinya. Lagi-lagi banyak pertanyaan yang tersarang di kepalanya. Bagaimana Hyunjin dengan mudahnya merusak kuncinya. "Browny bisa kau endus bau Hyunjin? Tolong cari dia ya?"

Anjing milik Jisung menggonggong. Ia melaksanakan tugas dari sang tuannya tanpa membantah. Browny berlari turun menuruni tangga rumah pohon itu dan mulai mengendus bau Hyunjin untuk mencarinya.

Sementara Jisung berkacak pinggang, rumah pohonnya terlihat berantakan sekarang. Padahal Jisung bersusah payah mempercantiknya namun Hyunjin dalam sekejap kembali menghancurkannya. Untung Jisung dilatih sabar.

"Hyunjin kumohon jangan mempersulit aku. Kau terlalu merepotkan— eh astaga suttt aku malah berucap yang seharusnya tidak aku ucapkan. Maafkan aku ibu melanggar aturan ibu." Jisung menepuk-nepuk kecil bibirnya sendiri.

Daripada Jisung terus mengomel yang malah membuat tenaganya habis sia-sia. Jisung memilih membersihkan dan merapihkan rumah pohon miliknya lagi. Sudah beberapakali ini Hyunjin berulah, mode balitanya sangat aktif dan rasa penasarannya juga tinggi.

Jisung paham ternyata seperti ini rasanya merawat bayi. Jisung jadi kasihan pada sang ibu yang telah melahirkannya dan membesarkannya sampai sekarang tanpa mengenal lelah. Selang beberapa waktu, Jisung selesai dengan kegiatannya. Keringatnya bercucuran tapi tak menghilangkan senyum manis di wajahnya.

Merasa mengganjal Jisung mengernyitkan dahinya. Ia seperti lupa sesuatu. "Sebentar, aku seperti ada yang kelupaan tapi apa yaa? Oh!! Ya Tuhan!! Browny ku! Kemana anjingku pergi? Haruskah aku menyusulnya?"

Karena terlalu lama berfikir Browny akhirnya kembali sambil menggonggong dengan keras. Jisung menoleh saat hendak bertanya Browny malah langsung pergi. Mau tak mau Jisung mengikuti kemana pergi anjingnya itu.

"Browny pelan-pelan astaga kakiku hanya dua."

Ucapan Jisung tak digubris  olehnya. Mereka akhirnya sampai di tengah hutan, Browny kembali mengendus karena Browny sedikit lupa arahnya. Sementara Jisung berusaha menjauhkan ranting-ranting yang menghalangi pandangannya.

"Browny mana Hyun— itu kan? Hyunjin! Apa yang kau lakukan? Makan burung mati lagi?!" tanpa sadar Jisung berteriak. Sejauh ini ternyata Hyunjin hanya mencari makan burung mati. Kemarin Jisung sudah menyiapkan ayam goreng tapi makanan itu tak tersentuh sama sekali.

Hyunjin yang masih mode balita menoleh. Hyunjin nyengir lebar dengan mulut dan gigi penuh dengan kemerahan karena darah. Jisung menutup hidungnya yang mencium bau amis menyengat sembari mendekati Hyunjin. "Cukup ayo kita pulang sekarang."

"Nya nya nyaaa~~ nyiii nyii enyu enyuuu~"

"Aku tak mengerti apa yang kau ucapkan Hyunjin. Bicaralah yang benar."

Hyunjin malah tertawa ia menurut saja digendong oleh Jisung yang membawanya pulang. Sepanjang perjalanan Hyunjin tak hentinya menatap Jisung tanpa berkedip.

Jisung yang fokus dengan langkahnya tak menyadari kelakuan Hyunjin itu. Ia hanya ingin sampai di rumah pohon dan membaca buku. Kegiatan favoritnya.

"Nyaaa nyiii? Umwaaaa~~"

Jisung sampai di rumah kecil miliknya. Ia terengah karena sepanjang perjalanan menggendong Hyunjin bukanlah hal yang enteng. Akhirnya pemuda tupai itu telah sampai. Jisung mendudukkan Hyunjin diatas karpet dan dirinya berbaring.

Hyunjin menoleh kesana kemari mencari sesuatu. Ia merangkak mendekati benda yang terlihat menarik. Ayam goreng. Hyunjin yang memang suka menggigit langsung menggigit kuat ayam goreng itu.

Vampire || HyunSungWhere stories live. Discover now