LMB - 34

8.8K 572 18
                                    

⚠️W+
Skip if you don't like the scene in this part.

Taeyong mengernyitkan dahinya ketika melihat Jaehyun yang sedari tadi tersenyum-senyum sendiri, bahkan kemana pun Taeyong melangkah pandangan Jaehyun selalu mengikutinya. Hal itu membuat Taeyong kesal sendiri dibuatnya.

"Jangan menatapku seperti itu terus."ucap Taeyong, ia membuka lemari besar milik Jaehyun.

Yap, keduanya kini berada dirumah utama Jaehyun. Setelah pertemuan Taeyong dengan kedua teman Jaehyun tadi, lelaki itu langsung menjemputnya dan membawanya kesini. Meninggalkan Mark dan Jeno yang sedang diurus oleh Lucas dan kekasihnya.

Jaehyun menjilat kedua bibirnya itu, ia berdehem sebentar. "Kenapa memangnya? Tidak boleh aku tersenyum?"tanya balik Jaehyun.

"Tidak boleh, jika kau tersenyum kau akan semakin tua."ejek Taeyong, ia menutup lemari itu.

Mendengar itu, Jaehyun mendengus pelan. Saat Taeyong akan melewatinya, Jaehyun menarik pergelangan Taeyong pelan. Membuat sang empu refleks berteriak dan duduk dipangkuan Jaehyun.

"Yak! Kau ingin membunuh anakmu sendiri?!"tanya Taeyong, ia melototkan matanya ke arah Jaehyun.

Jaehyun tersenyum geli mendengarnya, ia melingkarkan tangannya pada perut Taeyong dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Taeyong. Menghirup aroma mawar, sangat nyaman.

"Maafkan aku."ucap Jaehyun.

"Maaf atas?"tanya Taeyong.

"Karna aku tadi sudah membentakmu, meneriakkimu, dan mengucapkan perkataan kasar padamu."jawab Jaehyun, ia mendongakkan kepalanya itu menatap mata bulat Taeyong.

Taeyong yang mendengar itu meringis. "Tak apa, itu semua salahku juga Jaehyun. Kau pantas marah, dan aku pantas untuk mendapati semua perkataan itu."ucap Taeyong, ia tersenyum manis dan mengelus pipi Jaehyun.

"Tapi tetap saja aku berperilaku kasar padamu, pasti anakku didalam sini sekarang sedang marah."ucap Jaehyun lemas, tangan kekarnya itu mengusap perut Taeyong.

Taeyong yang mendengar itu terkekeh geli. "Tidak, bagaimana mungkin anakmu sendiri marah?"tanya Taeyong.

"Bisa saja, karna tadi aku sudah memarahimu."jawab Jaehyun yang diakhiri dengan kecupan pipi pada Taeyong.

"Anak kita baik Jaehyun, dia tidak mungkin marah pada daddy nya sendiri."ujar Taeyong, ia menyandarkan kepalanya pada bahu Jaehyun. Tangannya melingkar pada leher Jaehyun, sebaliknya pun Taeyong menghirup aroma khas Jaehyun.

Keduanya kini hening, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai akhirnya suara Jaehyun membuat Taeyong menegakkan tubuhnya.

"Lusa aku ada undangan untuk pergi ke Milan."ucap Jaehyun tiba-tiba.

Taeyong mengernyitkan dahinya. "Mendadak?"tanya Taeyong.

Jaehyun mengangguk pelan. "Minggu kemarin aku mendapatkan undangannya, sayang."jawab Jaehyun.

"Apa aku ikut?"tanya Taeyong.

"Tidak, kau sedang hamil muda. Lebih baik kau diam dirumah."jawab Jaehyun.

Taeyong mengerucutkan bibirnya. "Tapi aku kan sekretaris mu, Jaehyun."

"Kata siapa?"tanya Jaehyun.

"Loh? Aku memang sekretaris mu kan?"tanya balik Taeyong.

"Mulai sekarang kau dipecat."ucap Jaehyun.

"Apa?!"

"Hm."

"Kenapa aku dipecat?! Apa karna masalah tadi?"tanya Taeyong, mata bulatnya itu mulai berkaca-kaca.

"Kau dipecat menjadi sekretaris, bagaimana mungkin aku menjadikan calon ibu dari anak-anakku tetap untuk menjadi sekretaris, hm?"tanya Jaehyun.

LOVE ME BACK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang