2. keluarga

348 15 0
                                    

Karena hidupnya gak sebahagia yang kalian kira -Salsa

Raka membuka matanya perlahan, rupanya dia di kamarnya tapi hanya tergeletak begitu saja di lantai. Mungkin ayahnya yang membawanya kesini. Kepalanya pening, efek kecelakaan tiga hari lalu masih ada. Ia segera menaiki ranjangnya yang sudah tua

Ya, keluarga Raka memang tidak kaya, tapi paling tidak masih bisa untuk kehidupan sehari-hari dan menabung sedikit-sedikit untuk keperluan mendadak

Sebenarnya keluarganya masih cukup mampu untuk membiayai Raka, tapi entahlah sejak dulu ayahnya tak pernah memberi uang, apalagi sejak perceraian ayah ibunya dulu

Jam 4? Tidur lagi gak ya? tapi ia memilih tidur lagi semoga gak kesiangan

___________

Kriiing..kriing..
Jam 04.50, bertepatan dengan adzan shubuh. Alarm dari hp Raka berbunyi, ia bangun dan mematikannya. Matanya masih berat untuk membuka, ia pelan-pelan beranjak ke kamar mandi lalu pergi ke masjid

Sepulang sholat ia tidur lagi

Jam 6, alarmnya kembali berbunyi. Ia bangun, beranjak mandi, setelah memakai seragam ia pun keluar kamar dan menghampiri meja makan

"Bun, sarapan apa hari ini?"

"Bihun kecap, ambil nasi gih" Raka mengangguk, berjalan untuk mengambil piring dan nasi di rice cooker

Tasya keluar kamar dengan senyum cerianya,"pagi Bun, bang!" Melihat abangnya mengambil nasi, ia mengikuti apa yang dilakukan abangnya

Ayah mereka menghampiri meja makan bertepatan dengan matangnya masakan, bunda menyiapkan di meja makan dan makanan untuk ayah

"Raka? Kamu sakit? Wajahmu pucat, tidak usah sekolah, ya?" ucap bunda di meja makan

"Iya bang, sakit lagikah? Jaga kesehatan bang, jangan capek-capek, Abang gak boleh sekolah hari ini!" lanjut Tasya setelah memperhatikan abangnya

"Gak kok, tenang aja, bun, Tasya, perasaan kalian aja. Abang gak papa"

"Beneran Raka? Kalo gak kuat gak usah maksain, ayo ke kamar"

"Beneran Bun, ini Raka dah siap sekolah masa' balik ke kamar? Raka gak papa kok" bunda dan Tasya mengangguk, berharap Raka baik-baik saja

Sang ayah dan kedua anaknya berpamitan untuk berangkat, bunda membereskan meja makan dan bersiap untuk melakukan pekerjaannya, menjahit

"Jangan ngebut lho, bang!" ucap Tasya ketika dibonceng abangnya

"Hem"

__________

Sebelumnya di tempat lain, kediaman keluarga Kalya, mereka pun sedang berkumpul untuk sarapan. Kalya sedari tadi membantu ibunya memasak, ia harus bisa karena ia perempuan

Kedua adiknya, Agas dan Nalen, bersama ayahnya sudah duduk di meja makan

Masakan siap kemudian dihidangkan. Kalya muncul dari kamarnya, tadi setelah makanan hampir siap ia pamit untuk mandi dan memakai seragam

"Gas, Len, gue sebangku sama temen kalian si Raka itu lho"

Seperti dugaan, Agas tidak menanggapi, begitulah sikapnya, dingin

"Terus?" tanya Nalen dengan nada yang tak menyenangkan. Dia tidak sedingin abangnya, tapi menyebalkan

"Bodo ah!" Kalya kesal, memang mereka ini menyebalkan

"Siapa itu Kal?" tanya bunda

"Hehe, temen Bun, temen Agas dan Nalen juga di SMP"

"Kok kamu tau?" tanya ayah

Smiling BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang