32. Renjun, Why?

19 3 0
                                    

❛❛Cita-citaku saat ini hanya ingin lepas dari jeratan yang tidak bisa aku lihat dan hanya bisa aku rasakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❛❛Cita-citaku saat ini hanya ingin lepas dari jeratan yang tidak bisa aku lihat dan hanya bisa aku rasakan. ❜❜

❀•°•════ஓ๑♡๑ஓ════•°•❀

Dari semalam hingga aku berada di lingkungan sekolah, aku masih memikirkan tentang kejadian semalam. Tepatnya jawaban singkat dari Renjun yang membuatku sangat terkejut. Semalam aku terus menelponnya untuk memberi pertanyaan, tapi laki-laki itu malah menolak teleponku.

Sejak kapan dia semenyebalkan itu?

Aku tidak ingin bilang siapapun tentang ini. Hanya kalian saja yang tau. Aku menganggap itu adalah candaan yang ia berikan padaku. Aku tak menganggapnya terlalu serius tapi dalam hatiku masih bertanya-tanya.

"Ini... Chenle?" Tanyaku.

Aku sedang berbicara pada ponselku. Aku sedang berada di atap seperti biasanya. Agar orang-orang tidak tahu aku sedang memegang ponsel di jam istirahat.

"Iya. Ini... beneran nuna Saeri?" Timpal laki-laki diseberang.

"Iya, ini aku. Chenle sehat, 'kan?"

"Sehat dan bahagia, dong! Apalagi di telepon nuna tiba-tiba begini."

Aku tertawa kecil karena merasa gemas.

"Aku ganggu, gak? Chenle lagi disekolah, 'kan?" Aku bertanya lagi.

"Gak apa-apa kalo ini nuna, heheh."

"Chenle kangen sama nuna, gak?"

"Banget banget lah! Pengen, deh langsung ke sana buat peluk nuna."

Aku tertawa gemas, "Mau peluk Chenle juga."

"Chenle-ya, boleh bilang ke Renjun kalo aku juga kangen sama dia? Maaf, malah nyuruh kamu. Aku mau kita semua kek dulu, gak sepenuhnya, tapi nuna mohon buat kabulin permintaan nuna."

"Oke! Aku tau kenapa nuna malah nyuruh aku. Abang sekarang agak nyebelin, dia aneh banget. Aku gak suka dia yang sekarang. Masa dia sering ke Korea gak bilang-bilang aku, cih!" Dia memang marah, tapi aku merasa gemas mendengar suaranya.

"Dia ngapain ke Korea?"

"Mantau kedai buat sehari. Tapi, aku curiga, yakali dia kesana gak mau ketemu temen-temen lamanya termasuk nuna. Kalo itu aku, beda lagi. Karena aku pikir nuna gak jahat, nuna lagi sakit."

It's Okay! Where stories live. Discover now