Episode 23

5 2 0
                                    

Tanpa sadar mereka tidur dengan nyenyak semalaman di rumah Rin, setelah banyak bercerita tentang Kerajan Alibhan dan Dunia Pantas Tak Pantas bersama Rume.

Seperti biasa, Dai menggeliat lebih dulu dari tidurnya, mereka di beri selimut hangat oleh Rume, tubuh mereka juga tidak sakit sama sekali meskipun tidur di lantai.

Dai melihat ke sekelilingnya, cahaya cukup redup, di sebelah kanannya Linju masih asik mendengkur, Dai tersenyum dalam hati melihat teman-temannya merasa jauh lebih tenang saat ini.

Dai melihat Rume di tempat tidur kecilnya, di sebelah ranjang Rin,tubuhnya menggulung, sepertinya tidurnya juga sangat nyenyak . Bena tertidur di sofa panjang di dekat perapian, bahkan wajahnya nampak sama juteknya saat tidur.

Tapi dimana Loi? Dai bangkit dan mencoba menemukan keberadaan Loi, ia tidak ada di rumah kecil milik Rin, Dai mencoba untuk tidak panik, dan beranjak keluar diam-diam agar tidak mengganggu tidur nyenyak yang lain.

Dai melewati pintu cahaya, kemudian menyusuri lorong panjang berbau tanah yang pekat. setelah beberapa menit Dai melihat sedikit cahaya di ujung lorong,jalannya perlahan menanjak dan akhirnya Dai berada di luar lubang.

Matahari terbit terlihat indah, tanaman-tanaman kaktus di sekitarnya juga tampak antusias, sepertinya cuaca disini tidak diatur oleh penyihir, ini adalah cuaca alami.

"Loi?" Dai melempar tatapan ke sekitar tanaman kaktus, besar tanaman kaktus itu bermacam-macam, yang paling kecil seukuran rerumputan dan yang paling besar seukuran pohon kelapa, pasti tanaman-tanaman kaktus ini sudah dimantrai.

Dai masih tidak bisa menemukan keberadaan Loi. 

"Loii!!" Dai mulai berjalan dengan hati-hati melewati tanaman kaktus, kemana perginya Loi? tidak biasanya ia berkeliaran tanpa di temani yang lain.

"Hei kau?" Dai reflek menoleh. "Kenapa kau keluar dari rumah Rin? kau tau kemana dia pergi? atau jangan-jangan kau yang menyembunyikan Rin?" Dai mengenali laki-laki jangkung dengan wajah tegas ini.

"Bukankah kau Galam?" Wajah pria yang tadinya penuh rasa curiga,kini luruh, ia menatap Dai dengan rasa penasaran.

"Bagaimana? bagaimana kau tau nama ku?" tanyanya, seekor tikus putih mencuat dari kantong baju milik laki-laki itu, tidak salah lagi, dia pasti Galam , pikir Dai.

"Kita sempat bertemu, waktu kau merusak tangga rumah di Perkampungan Penyihir Licik" Wajah Galam langsung terlihat ramah.

"Benarkah? itu kau? Jadi dimana teman-teman mu yang lain?" Galam menoleh kesana kemari.

"Sedang beristirahat di dalam" Dai menunjuk Lubang Rumah Rin.

"Hmm, apa kau melihat Loi? Gadis yang menyelamatkan tikusmu saat itu?" Dai berinisiatif bertanya, sepertinya Galam berada diluar lebih lama, mungkin ia sempat melihat Loi.

"Ada masalah?" Rume muncul dari Lubang, ia menguap lebar lalu merenggangkan tubuhnya.

"Rume!" Sapa Galam senang, "Apa aku bisa menemui Rin? aku sangat merindukkannya" sepertinya Galam bisa berbicara pada Rume.

Rume tertunduk, Dai juga ikut bingung menyampaikan kabar duka ini.

"Rin tewas" Sela Bena yang baru saja keluar di susul Linju dibelakangnya.

Galam tampak kecewa, air muka nya menjadi sedih dan bingung harus berkata apa, Robbin si tikus putih bersembunyi lagi di dalam kantong.

"Bagaimana bisa?"

"Tertangkap penyihir kaya, kami tidak sadar melewati perbatasan tanah, dan Rin melawan saat di minta menjadi pelayan di kastil batu miliknya." jawab Rume, wajahnya tertunduk.

Alibhan Kingdom | The Wrong PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang