SINGEL MON

POPEL MASION

Aldebaran menutup map berkas terakhir yang harus ia tanda tangani dan menatap jam tangan mahal yg berharga fantastic yg bertengger di pergelangan tangan kirinya.
 
    Ia pun menyudahi perkerjanya dan membawa beberapa berkas yg harus ia periksa dan berjalan keluar dari ruang kebesarannya

   Disaat yang sama Rendy sang asisten Pribadi pun keluar untuk mengantarkan sang atasannya. Tentunya saat berada di luar banyak mata kaum hawa menatap kedu pria berpenampilan borju itu.

              Setelah 3 jam perjalanan

Tepat nya selepas azan magrib dua pria itu sudah tiba di halaman sebuah rumah mewah yg ditaksir berharga ratusan hingga triliunan rupiah. Bangunan megah bak istana itu dibangun dan dirancang sendiri oleh HARTAWAN untuk istri tercintanya, rumah mewah yg dibangun dengan harapan pasangan konglomerat itu memiliki 7 orang anak,namun takdir justru menggaris kan pasang yg selalu harmonis itu hanya memiliki sepasang anak yaitu laki-laki dan perempuan. Jika sang putra sering terekspor awak media dengan segudang prestasi didunia bisnis sedang kan si bungsu, saat ini masih menempuh pendidikan dan mengediluar negeri.

     Si Sulung Bernama ALDEBARAN AL-FAHRI si sulung yg menjadi pemegang tahta tertinggi dimasion mewah itu terkenal Jutek,dingin dan kaku bahkan terkadang terkesan angkuh sangat berbanding terbalik dengan sang adik yg dikenal ramah dan baik hati tp sedikit misterius.

   Mobil BMW type Sport yg hampir mirip dengan sang billoineir itu membelah jalanan ibukota dan tiba dihalaman pintu gerbang  yg terbuka dan tertutup secara automatis itu terbuka saat mobil BMW hitam metalic itu masuk dan berhenti tepat dihalaman namun perjalanan untuk tiba di istana termegah di ibukota Jakarta itu belum terlihat Aldebaran dan Rendy harus berjalan cukup jauh untuk mereka tiba di gerbang istana yg sesungguhnya

Hingga sebuah mobil yg mirip dengan golf Car atau orang-orang seringkali menyebutnya  Mobil Golf berhenti dengan beberapa pengawal masion rumah mewah milik keluarga Al-Fahri.

Aldebaran dan Rendy  pun duduk dikursi tengah, butuh satu jam perjalanan jika ingin sampai didepan halaman rumah miliknya.

 

Dan kini tibalah ia didepan gerbang istana PoPel sesungguhnya rumah mewah bak istana itu berdiri Kokok dengan anak tangga dan kolam Air terjun yg membuat siapa pun berdecak kagum.

"Selamat Malam Mas Al dan Calon imam ku Mz Dul.."sapa seorang Art yg berseragam ala maid itu. "Ya.." ucap Al singkat padat dan berlalu setelah memberikan jas dan tas miliknya. "Maaf,Pak kalau sudah tidak ada tugas yang harus saya selesaikan saya mohon diri..."pamit Rendy.

   "Ehh..Mz Rendy bentar ikut Kiky ke dapur ya.."ucap perempuan berambut kepang dua itu. Pemuda tampan itu hendak menolak namun. "Mz.. bentar aja..Kiky baru bikin pudding choklat..Mz Rendi cobain ya..ya.."mohon perempuan yg dipanggil Kiky itu. "Tapi.."Re Du yg ditatap dengan tatapan memohon pun akhirnya luluh.
"Ya,udah Iya.."ucapnya.
           

"Serius...makasih ya mas.."ucap Kiky girang dan refleks merangkul lengan Rendy. " Ehh.. Maaf Mz Kiky nggak sengaja.."ucapnya nyengir sebelum password sang Aspri anak majikannya itu keluar:

  "Maaf,jangan pegang-pegang bukan muhrim.."

Selepas Pergi nya Rendy, Kiky memutuskan untuk menuju keruang khusus cucian laudry. Untuk mencuci jas mahal bosnya yg super dingin dan galak segala macam tutul itu.
  Saat hendak memasukkan kedalam mesin cuci, kaki Kiky tak sengaja menginjak sesuatu. "Lho,ini kalung siapa?" Batin Kiky memungu kalung emas putih berhiaskan batu safir itu. "Apa punya mz Al? Tp,kan mz Al cowo masak pake beginian?ohh..apa jangan-jangan punya Bu Rossa,ahh mending aku tanya bapak aja..tp kalo diliat bagus cantik kalungnya.."ucap Kiky sambil menatap kalung itu sejenak dan memasukkannua kedalam saku seragam miliknya itu.