C h a p t h e r [11]

511 91 3
                                    

Yaa.. intinya selamat membaca.











***





(y/n) mengerjapkan matanya, gadis itu mengetahui kalau dirinya terbangun di depan pintu kamar Mitsuya.

“Akhhh!! Kenapa aku terbangun disini lagii!!” teriak (y/n) kencang, air matanya mengalir deras.

“Oneechan!” teriakan anak kecil menggema di telinga gadis itu. (y/n) menoleh dan mendapati Mana dan Luna yang terlihat panik.

“Oniichan sudah mencarimu beberapa hari! Oneechan kemana saja!” suara parau Luna dan isak tangis Mana membuat (y/n) semakin frustasi.

“Mana, Luna! Kenapa Oneechan disii lagi!? Kenapa aku kembali lagi kesini!” Tanya (y/n) dengan nada menekan. Kedua gadis kecil itu terisak keras melihat ekspresi (y/n)

“(y/n)-san! Apa yang kau lakukan!” Mitsuya menjauhkan adiknya dari (y/n). laki-laki itu menyuruh adiknya masuk kamar.

“Aku sudah mencarimu selama 3 hari, kau kemana saja!” ucap Mitsuya, dia memperhatikan gadis di depannya dengan teliti.

Mata pandanya terlihat sangat jelas dan kulit pucatnya terlihat seperti mayat.

“Aku sangat menghawatirkanmu.” (y/n) tak menanggapi ucapan Mitsuya, dia hanya terdiam dengan airmata yang masih menetes.

“Kau duduklah dulu, aku akan membawakanmu minuman.”

“Obachan! Obachan! (y/n) sangat takut!” ucap (y/n) sambil terisak, gadis itu meraung memanggil Hinata.

Mitsuya memeluk (y/n), tangannya dengan telaten mengusap punggung gadis itu agar dirinya tenang. Laki-laki itu sebenarnya ingin bertanya kemana gadis itu pergi selama tiga hari.

Tapi karena kondisi (y/n) yang memprihatinkan, Mitsuya mengurungkan niatnya.

“Mitsuya-san, aku ingin bertemu Tachibana Hinata.” Gumam (y/n) yang masih terdengar oleh Mitsuya.

“Kau kenal dengannya?” (y/n) hanya mengangguk

“Sebentar, aku akan menanyakan alamat rumahnya.” Mitsuya melepaskan pelukannya tapi (y/n) tidak mau melepaskannya, dia menelepon Takemichi karena Hinata adalah pacarnya.







***







Mitsuya memasangkan helm ke kepala (y/n) karena gadis itu terus menatap kosong helm itu. Saat di bonceng biasanya (y/n) akan berbicara random dan sekarang dia hanya terdiam sambil memeluk Mitsuya.

“Apa kau di kejar oleh suruhan orang tuamu?” ucap Mitsuya, (y/n) tidak menyahut ucapannya.

“Aku harap kau akan menceritakan padaku nanti.”

Mitsuya dan (y/n) sudah ada di depan apartemen Hinata, mereka menunggu seseorang membukakan pintu.

“Ohh.. Temannya Takemichi? Kalian ada urusan apa denganku?” ucap Hinata lembut, dia menatap canggung dua orang yang berkunjung malam-malam ini.

“Temanku mau bertemu denganmu.” Mitsuya menunjuk (y/n) sedangkan gadis itu menutup mulutnya sambil menangis.

Tanpa aba-aba (y/n) langsung memeluk Hinata, dia menangis kencang layaknya bayi yang baru lahir di dunia. Sedangkan Hinata terdiam, dia tidak tau siapa gadis yang sedang memeluknya dan kenapa dia menangis.

“Ano.. apa kau mengenalku?” (y/n) mengangguk untuk merespon ucapan Hinata.

“Aku sangat takut.” Ucap (y/n), dia semakin mengeratkan pelukannya. Hati Hinata mencelos mendengar ucapan parau itu.

“Maaf karena lancing memelukmu.” Ucap (y/n) meminta maaf sambil membungkuk. Gadis itu tersenyum tipis dengan mata yang membengkak.

“Aku ingin pulang.” Ucapnya pada Mitsuya.

“Maaf mengganggumu malam-malam Tachibana-san” Mitsuya membungkuk lalu berpamitan pada Hinata.

Mitsuya memelankan laju motornya, dia tau kalau (y/n) masih butuh ketenangan.

“Apa kau punya Vape?” alis Mitsuya naik karena baru mendengar kata itu.

“Emm.. maksudku rokok.” Laki-laki itu mengerem mendadak mendengarkan ucapan gadis itu.

“Aku punya. Tapi kau makan ini saja.” Mitsuya memberikan 1 bungkus permen pada (y/n)

“Ne Mitsuya-san, apa kau percaya kalau aku datang dari masa depan?”

“Omong kosong apa itu?” (y/n) tersenyum miris.

“Aku hanya bercanda” gadis itu memukul punggung Mitsuya dengan pelan sebagai candaan.

Brumm!! Brumm!!

“Wahh! Sedang pacaran yaa!” Ucap Lima orang geng motor menghadang Mitsuya dan (y/n), laki-laki itu menyuruh (y/n) untuk mundur kebelakang.

“Mitsuya-san, apa kau kenal dengan mereka?” Mitsuya menggeleng, dia menepuk puncak rambut (y/n) agar gadis itu merasa tenang.

“Shit! Kenapa harus terjadi padaku!” gumam Mitsuya. Dia melirik senjata yang dibawa mereka.

“Sepertinya aku akan babak belur.” Lanjutnya.

“Hooo.. kalian sisa Valhalla yaa?” Mitsuya terkekeh pelan, memang ada sebagian geng Valhalla yang belum mau tunduk pada Mikey.













JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK!!!

Yang mau nanya di pershilakan :)


Back To The Past • Tokyo RevengersWhere stories live. Discover now