chapter 6

8.8K 731 23
                                    

~Happy Reading











Izumi memarkirkan mobilnya jauh dari tempat Bara memberhentikan kendaraannya. Dari kejauhan, Izumi dapat melihat Bara keluar dari mobilnya, kemudian membukakan pintu penumpang di sebelahnya untuk wanita yang sedari tadi bersamanya. tak dapat di cegah, Izumi Berdecih tak suka melihatnya.

Izumi sangat penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan----Bara dan wanita itu. Cukup lama mereka berkendara, mungkin sekitar tiga jam setengah. Ya, sejauh itu. Izumi bahkan tak tahu dimana lokasinya saat ini. Hanya saja, di lihat dari kawasan yang sepi dan jarang akan adanya penduduk, sepertinya ini berada di pelosok kota.

Tak ingin ketinggalan, Izumi dengan cepat keluar dari mobilnya. Gadis itu  Mengendap-endap mengikuti langkah mesra Bara dan wanita yang tak ia ketahui siapa.

setelah cukup lama berjalan, akhirnya mereka tiba di sebuah rumah minimalis berlantai satu yang terletak di tengah-tengah hutan. Ya, hutan. Izumi dapat merasakan bulu kudukku meremang, ingatan dulu saat di kejar-kejar Levi juga berlokasi sama---hutan.

Berbagai pikiran buruk mulai merasuki benak Izumi kala mendapati Bara menuntun wanita itu masuk ke dalam rumah satu-satunya yang ada di tengah hutan ini. Izumi dengan penuh kehati-hatian ikut mendekati rumah tersebut, namun tak dapat memasukinya karena Bara menutup dan mengunci pintu dari dalam sana.

Tak kehabisan ide, Izumi memutari rumah itu, hingga menemukan sebuah jendela yang kebetulan terbuka. Dengan nekat Izumi memanjat Jendela itu dan masuk ke dalam sana. Tak ingin ketahuan, Izumi bersembunyi di dalam sebuah lemari pakaian yang tak berisi apa-apa.

Di sisahkannya sedikit celah agar dapat melihat keadaan luar.

Sebuah keberuntungan besar nyatanya tengah berpihak padanya. Ruangan ini----atau mungkin dapat di sebut sebuah kamar? Entahlah, Izumi tak tahu pasti, yang jelas kini Bara dan wanita itu memasuki ruangan yang sama dengannya.

Napas Izumi sesak, saat melihat wanita itu dengan kurang ajarnya mencium penuh nafsu pada Bara dan sialnya pria itu tak menolak sama sekali. Namun, Izumi tidak ingin gegabah, ia ingin menantikan apa yang terjadi selanjutnya.

Jika nanti Bara memang berniat melakukan hal tak senonoh bersama wanita itu, Izumi pikir ia harus menyerah. Izumi memang berniat mendapatkan Bara, tetapi tentu saja Izumi tidak Sudi memungut sesuatu yang sudah menjadi 'bekas orang lain'.

Masih berlanjut, wanita itu masih menghujani Bara dengan ciuman ganasnya. Bahkan kini sang wanita sudah tak menggunakan pakaian barang sehelai benang pun, lain halnya dengan Bara yang masih lengkap dengan pakaiannya.

"Ah..."

Izumi memejamkan matanya saat mendengar desahan wanita itu. Izumi sudah tidak tahan berada di ruangan ini, Izumi ingin segera pergi. Matanya memanas, Izumi yakin ia akan benar-benar menangis jika membuka mata.

Benar saja, Izumi dapat merasakan pipinya basah saat ia dengan nekat membuka mata. Gadis itu menangis tanpa suara, dengan air mata yang tak berhenti mengalir dengan deras.

Namun, detik berikutnya Izumi membekap mulutnya kuat-kuat. Pemandangan di depannya saat ini jauh dari apa yang ia bayangkan.

"Akh!! Ba---barahh sa--sakithh" rintih wanita itu saat Bara menusuk pipinya dengan pisau dapur yang entah datang dari mana.

Terlihat Bara menyeringai senang mendengar rintihan wanita yang ada di bawahnya. Sama sekali tak ada raut kasihan ataupun rasa bersalah saat ia kembali melayangkan tusukan ke tubuh wanita yang terus menjerit kesakitan.

Sementara itu, Izumi kembali menutup matanya. Izumi sangat takut melihatnya. Ia melupakan fakta besar bahwa Bara seorang psikopat yang gila akan bau darah.

Izumi bahkan tak pernah menyangka Bara mengajak wanita itu kerumah terpencil ini untuk di jadikan pelampiasan hasrat membunuhnya---bukan melakukan hal tidak senonoh. Sekarang Izumi merasa semakin bersalah karena sempat mencurigai Bara.

"Ba--bara, to--tolong hiks...ber--berhenti...bukannya ka--kamu Hiks..cinta sama aku?" Tanya wanita itu dengan keadaan nengerikan. Tubuhnya penuh akan sayatan yang berasal dari pisau di genggaman Bara.

Izumi yang mendengarnya tak tahu harus bereaksi seperti apa, Antara lucu dan kasihan rasanya. Jelas-jelas Bara sudah menyiksanya sedemikian rupa, jadi mana mungkin pria itu mencintainya? Bodoh!, Pikirnya.

"Hahahahahaha cinta Lo bilang? Cih, nih bukti gue cinta sama Lo!" Ujar Bara dengan tawa gilanya.

Detik berikutnya, Izumi merasa mual saat melihat dengan sadisnya Bara memotong bibir wanita itu. mengerikan! Kini hanya terlihat gigi merah bercampur darah dari wanita itu, sangat mengerikan sekaligus menjijikkan.

Tak sampai di sana, setelahnya Bara menginjak-injak bibir kenyal wanita itu yang telah di potongnya dengan senyum bahagia.

"Nih, mulut najis Lo tadi yang berani nyium gue! Sialan, jijik banget gue" ujar Bara sembari menginjak-injak bibir wanita itu itu dengan ganas, hingga hancur tak tersisa.

Izumi memegang bibirnya pelan, ngilu rasanya membayangkan dirinya yang berada di posisi wanita itu.

"AKH!! IZUMI!! GUE CINTA SAMA LO! KENAPA LO HARUS SUKA SAMA LEVI BANGSAT ITU HA?!"

Izumi terperanjat kaget mendengar teriakan Bara. Bukan hanya karena suara pria itu yang membahana, tetapi juga karena Bara menyebut namanya.

Sesekali Izumi mengorek telinganya, takut apa yang ia dengar tadi tidak benar. Jelas-jelas tadi ia mendengar Bara bilang mencintainya! Oh...rasanya Izumi senang sekali. Bukan hanya senang, tetapi juga kelegaan dirasakannya.

Sudah Izumi katakan bukan? Tidak mungkin Bara melupakannya begitu saja!

Srekk!

Srekk!!

Srekk!!

Srekk!!

Kira-kira begitulah bunyi yang Izumi dengar saat Bara mengorek-ngorek isi perut korbannya. Sungguh, Izumi ingin muntah rasanya.

"Apa gue bunuh aja sih Levi bangsat itu ya? Gara-gara dia, Izumi jadi enggak suka gue" monolog bara dengan senyum manisnya.

Mendengar itu, Izumi membulatkan matanya kaget. Beberapa detik kemudian, gadis itu mengangkat bahu acuh, merasa tidak perduli walau tahu Bara akan menjadikan Levi korban selajutnya.

Hanya saja, Izumi rasa Bara tidak akan dapat semudah itu menghabisi Levi. Nyatanya, mantan tersayangnya itu memiliki koneksi kuat di belakangnya.

I'm yours ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang