Chapter 13

13.5K 917 41
                                    

Azura dan Leona sekarang sedang menikmati sarapan pagi. Setelah selesai makan Leona akan mengantar putrinya kesekolah. Sedangkan Elwin, pria itu entah kemana biasanya pagi-pagi buta sudah berada didepan gerbang mansion. Tapi Leona sama sekali tidak mempermasalahkannya karena dia tahu Elwin adalah orang penting dan pasti sibuk dengan urusannya.

"Sayang, bagaimana dengan sekolahmu?" tanya Leona begitu sudah berada didalam mobil siap untuk mengantar Azura.

"Baik-baik aja sih, Mah. Disekolah aku juga udah punya banyak teman," jawabnya dengan antusias.

"Mah, papa kira-kira kemana ya? Tumben dia gak jenguk aku?" tanya Azura.

"Papa kamu itu orang penting, mungkin dia ada pekerjaan yang harus dikerjakan," balasnya membuat Azura memanyunkan bibirnya. Gadis itu semalam memimpikan Elwin yang sepertinya pria itu sedang dalam bahaya.

Mobil pun sampai di gerbang sekolah. Segera Azura keluar dari mobil tak lupa menyalami tangan Leona. Setelah itu dia mulai melangkahkan kaki jenjangnya memasuki halaman sekolah. Suasana koridor saat ini ramai oleh murid-murid. Saat Azura asik berjalan menuju kelasnya tiba-tiba dari arah depan ada seorang laki-laki membawa setumpuk buku berjalan kearahnya.

Sang empunya buku itu tidak melihat didepannya ada gadis yang berusaha memberinya jalan, tapi karena pandangannya terhalang oleh buku-buku yang ia bawa tidak bisa melihat begitu jelas didepannya ada orang. Si laki-laki itu malah menabrak tubuh Azura, alhasil buku-buku yang ia bawa jatuh berserakan dilantai.

Betapa terkejutnya ia mendapati seorang gadis yang terduduk diubin meringis sakit memegangi kepalanya yang tertimpa buku yang ia bawa.

"Sorry-sorry, gue gak liat. Lo gak papakan? Ada yang sakit?" tanya laki-laki itu sembari mengecek kondisi Azura.

Gadis itu mendongak menatap laki-laki tampan yang berjongkok didepannya. Laki-laki itu memandangnya dengan raut wajah khawatir.

"Hei...., lo gak papa?" tanyanya lagi sambil mengibaskan tangan kedepan wajah Azura yang menatap dirinya begitu intens.

"Eh, iya aku gak papa kok," balasnya. Lalu dia menatap buku-buku yang berserakan dilantai, segera ia membantu memunguti buku-buku itu.

"Nggak usah lo bantuin, biar gue aja," sergah laki-laki itu, tapi Azura tak mengindahkan ucapannya.

"Nggak papa, biar aku bantu, kamu mau bawa buku-buku ini kemana?" ucapnya setelah memunguti buku-buku tersebut.

"Mau gue kembaliin ke perpustakaan,"

"Kalo gitu aku bantu bawa buku ini kesana,"

"Serius gak ngerepotin?" tanyanya sedikit ragu.

"Iya gak papa."

Setelah itu mereka berdua berjalan menuju perpustakaan. Orang-orang yang ada disana menatap kearah mereka dengan rasa iri. Apa lagi kaum adam yang menatap kearah laki-laki yang berjalan disamping Azura. Mereka pun sampai diperpustakaan, lalu segera menaruh buku-buku itu ditempatnya.

"Makasih ya, lo udah bantuin gue. Nama lo siapa?" ucap laki-laki itu setelah selesai menaruh buku-buku yang ia pinjam.

"Azura, panggil aja Zura. Nama kamu?"

"Gue Galen, kelas 11 IPA 2,"

"Berarti kelas kita sebelahan dong?"

"Iya gue tau, lo murid baru kelas 11 IPA 1 kan?" tanyanya dibalas anggukan oleh Azura.

"Gue dengar-dengar lo pintar ya? Baru masuk sekolah udah bisa nyelesain soal dalam waktu lima menit," ucap Galen kagum.

Azura terkekeh mendengarnya, "Biasa aja, yaudah yuk kita kembali ke kelas,"

 Azura Gisella AlexanderWhere stories live. Discover now