Chapter 29

3.4K 236 44
                                    

[Tandai bila ada typo]

🌹Selamat membaca 🌹

***

Seorang gadis memakai piyama berwarna biru muda baru saja keluar dari dalam lift. Dia berjalan kearah meja makan yang sudah tersaji banyak makanan lezat. Salah satu maid menarik kursi untuk tempat duduk gadis itu.

Tak berselang lama seorang pria keluar dari dalam lift dengan mengenakan kemeja berwarna hitam, serta bagian lengan yang digulung sampai siku, hingga memperlihatkan tangannya yang berurat.

Pria itu berjalan menuju meja makan dan duduk di kursi yang ada di tengah.

"Mama mana, Pah?" tanya Azura tidak melihat Leona turun bersama Elwin.

"Sebentar lagi pasti turun," jawab Elwin sambil tersenyum.

Pria itu jadi teringat dengan kejadian beberapa waktu lalu. Sungguh, dirinya merasa puas dengan apa yang sudah ia lakukan bersama istri tercintanya itu.

Tak berapa lama orang yang ditunggu sudah datang. Leona berjalan ke kursinya dengan tertatih, tapi dia berusaha semaksimal mungkin untuk terlihat baik-baik saja di depan Azura, terutama suaminya yang telah membuatnya seperti ini.

Azura merasa ada yang aneh dengan Mamanya, kenapa dia berjalan tertatih seperti itu. "Kaki Mama kenapa? Mama sakit?" tanya Azura khawatir.

Leona menggeleng. "Mama baik-baik saja, sayang," jawab Leona, lalu melirik Elwin dengan ekor matanya. Sialnya, suaminya itu tersenyum penuh kemenangan karena sudah membuat Leona susah berjalan.

"Ayo, sekarang kita mulai makan malamnya."

Mereka bertiga mulai makan malam dengan keadaan hening. Para maid berdiri di belakang mereka untuk menunggu majikannya selesai makan. Di tengah-tengah kegiatan makan, suara ponsel Elwin berbunyi, pria itu lantas mengangkat panggilan dari Richard.

"El? Apa kau jadi ke sini malam ini? Kita harus segera menguak semuanya malam ini kepada pria brengsek itu," tukas Richard langsung to the point.

"Aku akan ke sana setelah aku selesai makan bersama Leona dan Zura," jawab Elwin.

"Baiklah aku tunggu."

Panggilan berakhir.

Elwin segera menghabiskan waktu makannya, dia meraih segelas air putih dan meminumnya hingga menyisakan setengah.

Leona yang ada melihat suaminya akan pergi lantas bertanya. "Kamu mau pergi kemana malam ini?"

"Aku harus menemui Bang Richard. Kami harus memberi pelajaran kepada orang yang sudah menculik Zura."

"Aku mau kamu lebih hati-hati sama musuh kamu, aku takut mereka akan mencelakakan putri kita lagi."

"Kalian akan tetap aman. Aku tidak akan membiarkan musuhku melukai Zura, maupun kamu," tutur Elwin sambil  mengelus punggung tangan Leona. Mereka berdua saling berpandangan, hingga tanpa mereka sadari Azura melongo melihat orang tuanya.

Gadis itu melihat para maid yang senyum-senyum sendiri melihat keharmonisan orang tuanya. Padahal Leona yang di tatap seperti itu, tapi bisa membuat mereka baper.

Tanpa sadar gadis itu menarik sudut bibirnya melihat kasih sayang Elwin kepada Mamanya, dan juga dirinya.

"Aku berangkat sekarang, ya. Dan, terima kasih untuk tadi, maaf telah membuatmu susah berjalan," ucap Elwin dengan suara lirih agar Azura tidak mendengarnya. Leona yang mendengar itu tertunduk malu.

 Azura Gisella AlexanderWhere stories live. Discover now