18. Hubungan, baru

88.1K 11.4K 1.1K
                                    

HAHAHA PUAS BANGET KETAWA-KETAWA LIAT KOMENAN KALIAN😭

KALIAN EMOSI, TAPI MENURUT AKU LUCU WOI WKWK.

MAAF, MAAF.

GAS BACA!

Eh jangan lupa follow akun ini, gak follow bukan bestie!

Eh jangan lupa follow akun ini, gak follow bukan bestie!

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Dua orang perempuan berdiri di depan sebuah rumah yang begitu mewah. Di temani dengan seorang pemuda, yang memegangi dua koper sekaligus.

"Nak Rahsya...rumah ini terlalu besar." Ungkap Aliza merasa tidak enak.

Aliza, dan Hawa. Memutuskan untuk meninggalkan rumah yang telah Hanan berikan. Mereka tidak sempat membeli rumah, ataupun mencari kontrakan.

Gus Rahsya tersenyum. "Bunda, menetap lah di sini. Bukan untuk sementara, menetap sesuka hati kalian saja. Rumah ini saya serahkan kepada kalian." Rumah mewah ini, hadiah ulang tahun untuk Hawa.

Untung saja sudah jadi, Gus Rahsya berjalan di depan mereka. Membuka pintu rumah dengan kode sandi, penjagaan di sini juga sangat ketat. Walaupun tanpa security, Gus Rahsya sangat tahu bahwa Hawa memiliki trauma kepada security.

"Apa ini tidak terlalu besar nak?" Sejak tadi hanya Aliza yang berbicara, Hawa hanya diam.

Tatapan gadis itu terlihat sangat kosong, untuk berbicara saja rasanya enggan sekali. Bangunan kokoh berwarna pink pastel kesukaan Hawa, di padukan dengan warna hitam.

"Rumah hadiah ulang tahun untuk Hawa Bunda." Bisik Gus Rahsya di telinga Aliza, dengan cepat.

Untung saja Hawa sedang tidak perduli. Gadis itu sangat malas untuk sekedar berkata iya maupun tidak.

"Hawa, jangan terlalu berlarut dalam kesedihan. Sekarang, setiap kali kamu mau keluar hubungi saya ya." Tangan besar Gus Rahsya mengelus puncak kepala Hawa, membuat Surai pendek itu sedikit berantakan.

"Tunggu." Hawa memegangi pergelangan tangan Gus Rahsya.

"Apa kita bisa berbicara berdua?"

Aliza yang mengerti langsung berucap. "Bunda ke kamar duluan ya sayang."

"Ada apa Hawa, Bunda jadi pergi loh." Nada bicara Gus Rahsya benar-benar terdengar sangat lembut.

Garis Takdir Untuk Hawa Onde as histórias ganham vida. Descobre agora