SPIN OFF CERITA 'FOR YOU EX!'
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
17+(Mengandung kata-kata kasar, kiss scene, dll.)
Arvan Samudra, 'anak orang kaya tapi pelit' itulah julukan dari temannya. Sifatnya yang frendly ke semua gadis, membuatnya di kagumi para g...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Seorang cowok menghampiri gadis cantik yang kini duduk di taman sekolah yang sepi. Hanya ada mereka berdua. Arvan Samudra, cowok bertubuh tegap, alis tebal, serta mempunyai wajah yang manis untuk dipandang.
Arvan sedang berhadapan dengan Syella Athara--pacarnya sejak tiga bulan yang lalu. Mereka saling sayang satu sama lain, saling melengkapi, saling berbagi cerita, layaknya anak remaja pada umumnya.
"Tumben bawa aku ke sini? Ada apa, Syel?" tanya Arvan lembut menatap manik teduh milik Syella.
Syella tersenyum."Aku mau kita putus. Aku udah nggak cocok sama kamu."
Wajah Arvan yang tadi bahagia, kini tergantikan dengan ekspresi terkejut.
"Aku ada salah apa? Kalo ada salah aku mau minta maaf sama kamu---"
"Salah kamu banyak, Arvan. Keputusan aku udah bulat." balasnya memotong cepat perkataan Arvan.
Cowok itu menatap ke arah Syella tidak percaya."Secepat itu? Kenapa kita nggak bicarain baik-baik? Aku sayang baik sama kamu! Jangan putusin sepihak gitu, Syella." ujarnya dengan lugas.
Gadis bernama Syella itu menggeleng."Enggak, Arvan. Aku mau kita putus ya putus."
"Lo nggak ngerti apa yang gue omongin. Kurang jelas, hah? Gue mau kita putus, Arvan!" teriaknya di depan wajah Arvan.
Arvan menghela napasnya kasar."Kalo itu mau lo, oke."
Setelah putusnya hubungan mereka, Syella tak menampakkan dirinya lagi di hadapan Arvan. Gadis itu seperti menghilang dari kehidupannya. Teman sekelasnya pun bilang, jika Syella pindah sekolah, tapi tidak tahu kemana.
Di pertengahan kelas sebelas, hidup Arvan seperti tidak berwarna. Hari-harinya ia habiskan di club malam untuk sekedar menenangkan diri dan melupakan masalahnya sejenak. Di temani kedua temannya, Zean dan juga Amir.
Beruntung, Arvan masih punya tempat untuk berkeluh kesah.