3

7K 598 15
                                    

ᴥᴥᴥ


"HYUUUNG!!"Baekjun berteriak keras layaknya wanita paruh baya yang dirampok seorang .

Karena teriakan Baekjun, Jimin pun terbangun. Ia bingung dengan posisinya sekarang dengan seseorang yang dengan seenaknya menindihi tubuh mungilnya. Wajah Jimin mulai memerah ketika hembusan nafas Baekhyun terasa di lehernya.

Nyonya Byun dan Baekbeom segera berlari menuju sumber suara Baekjoon dan menemukan Jimin kesulitan menyingkirkan tubuh Baekhyun dari tubuhnya. 

Dan bodohnya, Baekjyn hanya memandangi Jimin tanpa ada niatan membantu.

"Beom angkat tubuh adikmu dari Jimin."ujar Nyonya Byun. Laksana perintah, Baekbeom segera mengangkat tubuh Baekhyun.

"Maafkan aku, aku sama sekali tidak tahu kalau ada Baekhyun-ssi."ujar Jimin buru-buru takut menimbulkan kesalahpahaman.

"Tak apa-apa Jimin, kami tahu Baekhyun yang salah bukan kau."ujar Baekbeom yang masih memapah Baekhyun.

"Aku Byun Baekbeom, kakak Baekhyun. Senang bertemu calon istri adikku."ujar Baek Beom memperkenalkan siri sekaligus menggoda Jimin. Pipi Jimin pun mulai memanas.

"Dan aku Byun Baekjun, adik Beom dan Baekhyun hyung."ujar Baekjoon.

"Annyeonghaseo, saya Jo Jimin."ujar Jimin sambil membungkukkan badan.

"Ehmmm, Jimin noona apa kau kekasih barunya Baekhyun hyung?"tanya Baekjun yang juga terkesan menggoda Jimin.

"Aku sama sekali tidak mengenal dia sebelumnya dan kini aku harus menikah dengannya."batin Jimin.

"Uh?"Jimin tersadar dari pembatinannya sendiri dan bingung harus menjawab pertanyaan Baek Jun.

"Dia bukan kekasihnya Baekhyun tapi dia calon istrinya, benar bukan?"tambah Baekbeom yang semakin membuat pipi Jimin memerah. Jimin pun tak bisa berkata lalu tertawa garing.

"Ayo kita sarapan. Dan karena Baekhyun sangat berat jadi...

─lebih baik dia kugeletakkan di sini."ujar Baekbeom sambil menaruh tubuh Baekhyun ke atas ubin dan pergi ke ruang makan bersama Baekjoon juga Jimin dan Nyonya Byun.

Sedikit cerita tentang Jimin, meskipun ia masih termasuk kalangan remaja tapi pemikirannya sudah melampaui pemikiran gadis pada umumnya. Bisa dikatakan dia menjadi dewasa sebelum waktunya.

Jimin tidak memiliki banyak teman saat SMA karena ia belajar untuk menyelesaikan progam akselerasinya. Bukan belajar untuk bermain.

Hanya satu orang teman yang menjadi teman Jimin, ia juga termasuk kalangan berpemikiran kritis, Kang Min Ah. 

Min Ah telah menjadi sahabat Jimin sejak ia duduk di bangku SMP yang sama dan murid progam akselerasi yang sama dengan Jimin.

Hingga kini mereka berdua sama-sama bekerja di Kepolisian namun Min Ah fokus pada kriminal cyber dalam bekerja sedangkan Jimin lebih banyak menggunakan otot dan senjata di lapangan.

"Jadi, divisi apa pekerjaanmu di kepolisian?"tanya Baek Beom.

"Penembak jitu."jawab Jimin yang sengaja hanya menjawab bahwa ia hanya seorang penembak jitu padahal ia adalah anggota intel.

"Wah, pantas kemarin malam kau lihai sekali menembak."puji Tuan Byun.

Tiba-tiba terdengar seseorang tengah mengetuk pintu rumah keluarga Byun.

"Itu pasti eommamu."ujar Nyonya Byun sambil beralih dari tempatnya duduk menuju pintu. Ketika pintu terbuka terlihat sosok wanita paruh baya dengan dua gadis yang identik. Jimin yang telah menghabiskan sarapannya segera menghampiri kedua adiknya.

"Bagaimana cara kalian bisa pulang?"tanya Jimin.

"Naik bus."jawab kedua adik Jimin bersamaan.

Lalu datanglah Baekbeom dan adiknya yang juga baru menghabiskan sarapannya masing-masing.

"Jadi, mereka adikmu?"tanya Baekbeom.

"Nah ayo perkenalkan diri kalian."ujar Jimin.

"Annyeonghaseo, nama saya Jo Jaeah."ujar salah satu adik Jimin yang memakai sweater putih.

"Annyeonghaseo, naneun Jo Jeonu-imnida."ujar gadis lain yang memakai sweater bergaris.

"Annyeong! Aku Byun Baekbeom dan ini adikku, Byun Baekjun."ujar Baekbeom.

"Tumben, kalian mau ikut dengan eomma?"tanya Jimin.

"Dipaksa."jawab Jeonu datar.

"Padahal kita berdua mengantuk sekali."tambah Jaeah.

"Bagaimana kalau kalian ikut kakak pulang?"tawar Jimin.

"Hoamm, iya. Aku mau pulang saja."ujar Jaeah seraya menguap.

"Aku mau ke toko buku dulu. Nanti aku pulang naik bus saja. Lagipula eonni naik motor 'kan?"ujar Jeonu.


ᴥᴥᴥ


"Eomma! Mana kaos hitam favoritku?"teriak Baekhyun di keesokan harinya. Tak mendapat jawaban dari ibunya ia pun turun ke lantai satu rumahnya.

"Eomma!"Baekhyun masih berteriak memanggil ibunya.

"Eomma ada di mana?"tanya Baekhyun pad Baekjoon yang sedang asik membaca buku barunya.

"Di halaman belakang."jawab Baekjoon dengan tatapan yang tidak teralihkan dari lembar demi lembar bukunya. Setelah mendapat jawaban dari adik, Baekhyun segera berjalan menuju halaman belakang rumahnya.

"Kau sudah bangun ternyata."ujar Tuan Byun secara tiba-tiba sambil membolak-balikan kertas koran hari ini.

Baekhyun pun berjalan mendekat kemudian berbaring menaruh kepalanya di atas pangkuan ibunya.

"Bagaimana bisa kau mabuk kemarin malam?"Baekhyun hanya mengerjapkan matanya beberapa kali ketika ayahnya mengajukan pertanyaan.

"Itu... Uhmm..."Baekhyun kebingungan mencari alasan.

"Darimana saja kau pergi, sampai-sampai Jimin menemukanmu mabuk di pinggir jalan?"tak mendengar jawaban apapun dari Baekhyun, Nyonya Byun pun menghujam Baekhyun dengan pertanyaan. Kali ini Baekhyun memilih untuk diam.

"Appa, tidak ingin hal yang penah terjadi kini akan terjadi lagi. Bagaimana kalau paparazi mengetahui kau suka ke bar dan mabuk. Fotomu saat berada di bar bersama teman-temanmu pernah terungkap ke media bukan?"sembur Tuan Byun dengan segala nasehat untuk Baekhyun. 

Baekhyun sebagai anak yang tidak ingin memperpanjang masalah hanya bisa mendengarkan dengan seksama siraman rohani dari ayahnya.

"Dan sekarang, kau harus mengembalikan jas milik Jimin yang kemarin terkena muntahanmu."ujar Tuan Byun sambil melemparkan sebuah paperbag kepada Baekhyun.

"Tapi aku ada latihan."ujar Baekhyun beralasan.

"Tidak ada kata tapi, appa tidak mau tahu."titah Tn. Byun.

Baekhyun hanya menutut dan menerima paperbag tersebut. Ia segera bersiap lalu mengambil sebuah kunci mobil untuk ia kendarai menuju rumah Jimin.











>>tbc<<






My Crazy Future WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang