15. Believe.

6K 914 87
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Masih dengan masalah tempat resepsi dan tempat bulan madu.

Sebenarnya mereka bukan di kafe lagi, tapi sudah perjalanan untuk pulang ke apartemen, Yeonjun sebenarnya akan kembali lagi ke kantor setelah mengantar Soobin pulang.

"Kakak serius untuk bulan madu?"

"Emangnya raut mukaku tampak bercanda di matamu saat ini?" tanya Yeonjun balik ke Soobin yang melirik sekilas kearah Yeonjun sebelum fokus dengan tab di tangannya.

Dia memperhatikan tempat-tempat yang indah dan cocok untuk dijadikan tempat resepsi pernikahan mereka.

Ternyata Yeonjun sudah mulai sibuk mengurus tentang pernikahan mereka yang bisa di bilang dalam kurun waktu 1 bulan lagi.

Kembali ke masalah bulan madu, emangnya Yeonjun yakin kalau bulan madu nanti Soobin mau melakukannya? Kan Soobin saja masih ragu sama calon suaminya itu.

Entah apa yang di ragukan oleh Soobin, padahal Yeonjun sepertinya sangat memperhatikan dirinya.

Title buaya untuk Yeonjun gak akan pernah lepas, walaupun Soobin masih ragu, apakah Yeonjun selama menyukainya memiliki pacar?

"Pilih saja sesukamu jangan terlalu memikirkan harganya," ucap Yeonjun saat melihat Soobin yang dari tadi menggeser-geserkan layar tab di pangkuannya itu.

Yeonjun tau pasti Soobin kebingungan mau pilih yang mana, semuanya tampak bagus.

Jangan memikirkan harganya, Yeonjun memiliki modal berapa banyak untuk pernikahan mereka coba? Seniat dan rencananya sudah matang sekali coba.

Setelah rencananya sudah benar-benar fix, Yeonjun langsung melamarnya dan yakin juga Soobin bakalan menerimanya, ya terbukti sih Soobin menerima lamaran dari cowok yang sukai oleh kakaknya.

"Emangnya kalau aku pilih tempatnya, bakalan fix di tempat pilihanku? Keluarga kakak gak mau mengaturnya juga?"

"Gak sih, mereka malah menyerahkan masalah tempat memang kepadamu," balas Yeonjun yang mengingat ucapan keluarganya yang berkata kalau masalah tempat pilihan dari Soobin saja.

Biar Soobinnya juga puas dengan pilihannya sendiri, kalau masalah dekorasi baru deh mereka bakalan ikut campur sedikit.

Tapi kalau konsepnya memang sudah dipilih oleh Soobin juga, mereka akan membantu sebisa mereka saja.

"Konsepnya juga boleh pilihanmu."

Soobin mendengar itu menoleh kearah Yeonjun yang sedang fokus menyetir.

"Asal, ada tapinya, jangan konsep anime."

"Kakak kalau gak menjahiliku sehari sepertinya gak hidup ya," keluh Soobin yang kesal mendengar ejekan dari cowok lebih tua darinya itu.

Lagipula Soobin gak segila itu memakai konsep anime, gak luculah, lagipula dia gak akan selamanya suka dengan anime, ada waktunya dia akan berakhir dengan dunia anime, berbeda dengan pernikahan, dirinya tentu saja punya prinsip jika menikah itu cukup satu kali.

Lakukanlah dengan serius dan jangan bersikap konyol lagi, ini masalah yang sudah serius.

"Kenapa tiba-tiba kamu diam begitu? Ucapanku membuatmu tersinggung? Aku minta maaf," tanya Yeonjun sambil melirik kearah Soobin yang mendadak diam di sebelahnya.

Soobin menoleh kearah Yeonjun sambil menggelengkan kepalanya, dia gak baperan sampai harus marah di ejek oleh Yeonjun tadi.

"Bukan masalah ucapan kakak, tapi aku sedang memikirkan hal lain," balas Soobin masih dengan memegang tab di tangannya.

Into You -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang