Denial ( Kitakage )

1.2K 94 13
                                    

Kita Shinsuke. Di umurnya yang hampir menginjak kepala tiga kesuksesannya mampu membuat para pesaingnya senior di atasnya gigit jari. Garis keturunannya merupakan yang paling berpengaruh di Jepang. Wajahnya selalu jadi sampul majalah dan menjadi pria paling banyak dibicarakan dan diminati para kaum wanita.

CEO muda, kaya raya, baik dalam attitude, rupawan, disegani dan berpendidikan tinggi.

Satu kata untuknya. Sempurna.

"Shinsuke, ibu ingin punya menantu! " Shinsuke menatap wanita berkepala lima itu datar. Ini sudah keenam kalinya dalam minggu ini wanita yang dinikahi ayahnya itu mengatakan hal yang sama. Sang nyonya tersenyum anggun dan memijat lengan berotot putra kebanggaannya. Shinsuke melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda barusan tanpa menjawab pertanyaan ibunya, bukannya bertindak kurang ajar tapi dia tak mampu memberikan jawaban logis yang dapat memuaskan ibunya.

"Lihatlah, apa tak ada satu orang pun diluaran sana yang menarik perhatianmu nak? " Sang nyonya berusaha menarik perhatian putranya dengan berjalan memutar dan menutup laptop di depan meja Shinsuke paksa. Shinsuke menghela nafas pelan.

"Ada"

"Benarkah?! Siapa? " Antusias wanita itu.

Shinsuke tersenyum sambil membuka ponselnya "kerjanya kompeten, dia bahkan sering menemaniku sampai pulang bekerja. Bisa dibilang aku cukup dekat dengannya, ya walau jujur saja terkadang aku kesulitan berkomunikasi dengannya.. " Senyum diwajah sang nyonya luntur digantikan raut jengkel.

"— aku serius Shinsuke! Kita sedang bicara soal masa depanmu, bisa-bisanya kau berpikir untuk menikahi benda ini" Tunjuknya ke laptop malang di meja Shinsuke.

Oke Shinsuke hanya bicara apa adanya, lagian dia terbiasa melakukan semuanya sendirian. Satu-satunya yang mau bicara padanya hanyalah temannya semasa sekolah dulu. Ojiro Aran, seorang pria tinggi dengan kulit hitam yang merupakan seorang anggota kepolisian. Keberadaan Aran disampingnya membuat Shinsuke terlihat semakin berkuasa sehingga orang-orang tak berani padanya. Shinsuke bukan orang yang sombong tentu saja tapi dia juga bukan orang yang mampu beramah tamah pada setiap orang yang ditemuinya dijalan.

"Begini saja ibu akan mengenalkan mu dengan seseorang, kau pasti akan menyukainya"

"Oka-sama aku tidak punya waktu untuk menghabiskan hariku hanya untuk duduk dan berkenalan dengan seorang perempuan oke? " Shinsuke berusaha meyakinkan ibunya. Lagian dia baru berusia 28 tahun, mengapa ibunya ingin dia cepat-cepat menikah. Menikah bukan  perkara mudah dan Shinsuke belum yakin mampu melakukan hal itu sekarang.

Wanita paruh baya itu tampak berpikir lalu mengangguk, ada sedikit raut terkejut di wajahnya "jadi begitu, baiklah.. Kita bertemu akhir pekan nanti"

Shinsuke mengangguk dan memeluk ibunya. Menyuruh asistennya mengatarkan wanita itu sampai bawah karena dia ada rapat penting.

.

.

.

.

.

3 hari kemudian..

"Oka-sama?! " Tuntut Shinsuke melihat seorang wanita muda dan seorang lelaki yang ditaksirnya masih duduk di bangku sekolah itu dengan bingung. Apalagi mereka sekarang sedang makan bersama di sebuah restoran bintang lima.

✔[ BL ] Kageyama Harem One-shotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang