[42]

297 61 4
                                    

Mina menatap dua orang itu bergantian. Yang satu mukanya nantangin, kayak ngajak tawuran, yang satu gak selow. Tapi lama kelamaan tatapan Jimin berubah drastis karena muka Jeongyeon emang gak sesantai itu. Nyalinya langsung ciut. Apalagi Jeongyeon gak kenal takut. Taehyung aja pernah ditampar, kenapa nampar soulmate nya gak bisa?

Plak

Dan satu tamparan keras mendarat di pipi kanan Jimin. Tak hanya disitu, betis kirinya pun ditendang abis abisan sama Jeongyeon.

Mina memekik terkejut. Kedua mata membola serta mulut terbuka lebar. Satu tangannya bergerak spontan menutup mulut.

"Jeong, aset negara lo pukul??"

Buru buru Mina bergerak, mencoba meredam kekesalan temannya. Bisa gawat jika Jimin babak belur.

"Jeong udah Jeongg," katanya sembari menarik pinggang Jeongyeon biar menjauh dari Jimin. Sedangkan Jimin langsung mundur dan bersembunyi di balik gorden.

"diem!" Jeongyeon menatapnya tegas. Memberi peringatan agar Mina tidak ikut campur.

"Jeong, dia artis." bisik Mina masih mencoba menenangkan temannya. Dia gak mau satu masalah muncul memenuhi otaknya yang hampir full gak ada celah.

"mau artis kek pejabat atau pun presiden, dia harus tanggung jawab! Gak main lari dari tanggung jawab!" seru Jeongyeon kesal.

"ya tapi kan dia udah bayarin biaya rumah sakit gue, dia juga bersedia ganti rugi mobil lo yang rusak,"

"tapi gue yang gak mau. Ganti rugi mah gampang, gimana kalo dia berulah lagi? Lo tahu kan, hukum di negara ini gak boleh mengemudi dalam keadaan mabuk. Dia berani berbuat berani tanggung jawab. Bawa dia ke polisi sekarang juga,"

Jimin yang mendengarkan seksama pun melotot. Kedua matanya membola sempurna dengan mulut terbuka.

"polisi?!! Gue udah ganti rugi anjir," katanya melotot gak terima.

"ganti rugi doang gak cukup. Sifat semena mena dan gak taat aturan dari lo bisa membahayakan nyawa orang banyak. Nih, salah satu korban lo. Kalo dia sampai gegar otak ringan gimana?!" tunjuknya pada Mina.

Mina tersenyum masam. Padahal cuma luka kecil, Jeongyeon aja yang hiperbola.

"oke fine. Gue akui gue salah, tapi gue udah tanggung jawab gak seperti yang lo bilang tadi gak mau tanggung jawab. Terus polisi? Jalur damai menurut gue udah cukup. Lagian gue udah minta maaf sama Mina,"

"tapi lo belum minta maaf ke gue."

"emang lo siapa? Kenapa gue harus minta maaf sama lo?!!"

"gue yang punya mobil!"

"yang punya kan? Yang ringsek mobil lo, otomatis gue harus minta maaf ke mobil lo, bukan ke lo!"

Jeongyeon mendelik kesal. Jimin bukannya minta maaf malah ngelunjak. Bikin darah tinggi.

"otak lo perlu dibenerin emang!" dalam hitungan detik Jeongyeon sudah menjambak rambut hitam Jimin. Ditariknya kencang sampai laki-laki itu mengaduh kesakitan.

Mina bingung gimana cara melerainya. Sedangkan Jimin juga menjambak rambut Jeongyeon. Kini mereka berdua saling menarik rambut satu sama lain. Gak ada yang mau ngalah.

Di samping itu, ponsel Mina terus berdering. Deringannya gak cukup membuat Jimin dan Jeongyeon berhenti berkelahi.

Gadis itu berdecak lidah. Panik, bingung campur aduk jadi satu. lantas meraih ponselnya dan menerima panggilan darurat dari Manager Minki.

"iya pak?"

"Taehyung udah pulang?"

Spontan Mina meneguk ludahnya susah payah. Dia aja masih stuck di sini sama dua orang yang bertengkar, gimana bisa dia bawa Taehyung pulang?

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang