Kawin2: Wak Iska

18.7K 479 7
                                    

Di perkampungan masih ada jadwal siskamling, termasuk di blok tempat tinggal Yanto. Kegiatan ini tujuannya untuk mencegah maling yang suka mengambil perabotan dapur seperti panci, kuwali, langseng, dan alat masak lainnya yang terbuat dari tembaga atau seng bagus.

Beberapa kali terdengar kabar di blok sebelah ada yang kehilangan alat masak. Yang disantroni maling sampai tiga rumah dalam satu malam. Merasa keadaan makin gawat saja, akhirnya pak RT menggalakan kembali jadwal siskamling ini.

"Yanto, kamu bisa gantiin Bapak jaga siskamling nggak? Badan Bapak pegel semua," tanya Bapak yang tiba-tiba kepalanya muncul di sela gorden pintu kamar.

"Bisa, Pak. Biasanya jam berapa pada kumpul, Pak?" Tanya Yanto.

Yanto harus bisa menggantikan Bapaknya untuk beberapa kegiatan karena beliau sudah berumur sehingga badannya suka kumat-kumatan. Lagian Yanto tidak sibuk apa-apa, biasanya dia cuma rebahan saja sambil menunggu terlelap.

"Kumpulnya jam 10 malam di pos kamling dekat lapangan. Nanti kamu jaga sama Wak Iska dan Wak Mamat. Bilangin sama mereka Bapak lagi nggak enak badan jadi belum bisa jaga ya."

"Iya, Pak."

Bapak mundur menghilang tapi tak lama kemudian muncul lagi. "Oh iya, Ibuk sudah menyiapkan kopi dan gula di meja. Nanti sekalian dibawa ya. Biasanya termos air panas dibawakan Wak Iska."

"Baik, Pak."

Bapak sudah beneran menghilang dan kayaknya sudah masuk kamar. Yanto melihat jam dinding, masih pukul 9 malam.

Tapi biar siap-siap aja dulu kalau begitu.

Yanto memakai jaket tebal biar enggak kedinginan. Dia juga menyiapkan bawaan kopi gula, sarung, dan senter. Yanto tahu kalau jadwal jaga siskamling selesainya pas subuh ketika musolah mulai memperdengarkan suara mengaji.

Selama jam jaga, biasanya dua orang akan gantian keliling blok dan satu orang dipersilakan tidur dulu. Dalam semalam blok kampung akan dikelilingi sebanyak tiga kali. Setiap habis keliling, mereka akan istirahat sejaman, lalu dilanjut oleh dua orang berikutnya. Waktu yang tersisa sampai siap subuh boleh dipakai untuk tiduran. Jadi yang jaga siskamling masih bisa istirahat, tidak melek semalaman.

Begitu waktunya tiba pada pukul 10 malam, kurang lima menit, Yanto keluar rumah menuju pos kamling. Kedatangannya di pos disambut pertanyaan Wak Iska tentang Bapak. Tampaknya Wak Mamat belum datang.

Wak Iska adalah tetangga rumah yang rumahnya ada di ujung jalan. Umur Wak Iska lebih muda dari Bapak sekitar 3 tahunan. Perawakannya sama menariknya seperti badan Mang Burhan, punya guratan otot hasil kerja keras di ladang.

"Maaf, Wak, Bapak lagi nggak enak badan jadi Yanto yang gantiin."

"Oh gitu, ya sudah nggak apa-apa. Yang muda sih pasti lebih kuat sama udara malam, hehe."

"Iya, Wak. Eh, ini sekalian kopi sama gula titipan Ibuk."

"Taruh situ aja, di nampan gelas."

Karena nampan yang ada gelasnya ada di ujung dalam pos, Yanto harus menungging ketika meletakan bungkusan kopi gula yang dibawanya dari rumah.

Puk!

"Awhh..." lenguh Yanto. Detik berikutnya dia kaget sendiri. Kaget karena melenguh manja, kaget juga karena pantatnya ditepuk Wak Iska.

"Pantat kamu semok banget kayak pantat perempuan," canda Wak Iska sambil cengengesan.

Yanto segera kembali berdiri. "Wak bisa aja. Masa segini semok."

Yanto sebenarnya sadar kalau pantatnya semok dan sekel. Walau badannya berisi dan agak kekar, tapi ukuran pantatnya lain. Apalagi kalau dia pakai celana yang ukurannya terlalu pas, akan tercetak lekukan pantatnya membulat.

PEMUDA YANG DIKAWINIWhere stories live. Discover now