🍁8| Daejeon dan Kerisauan

167 48 7
                                    

Didalam kereta yang saat ini tengah melaju menuju Seoul, Wendy tak henti menggigit jempolnya tanda risau.

Bagaimana bisa dirinya menggenggam tangan Jaehyun disaat Chanyeol tepat berada didepannya. Apa mungkin karena itu Chanyeol tidak menyapanya? Apa Chanyeol marah padanya? Tapi itu semua murni karna Wendy refleks.Sialnya kenapa harus tangan Jaehyun yang baru pertama kali dia temui hari ini?

Wendy mengumpati dirinya sendiri sekarang.

"Wen, kau mau makan sesuatu sebelum pulang?" Yeri bergumam pada Wendy yang sedari tadi berperang dengan otaknya.

"Engga, aku mau langsung ke rumah!" Balas Wendy cepat.

Sesampainya di rumah, Wendy duduk di sofa ruang tamu dengan pikiran yang masih berkecamuk. Kesal, sedih, marah, senang semua bercampur rata saat ini.

"Ayolah Wen, kau benar-benar!!"
Wendy merebahkan tubuhnya pada sandaran sofa sembari sesekali mengumpat kasar.

Direbutnya ponsel yang saat ini berada dalam tasnya dan mencari nomor kekasihnya itu.

Mungkin saja Chanyeol sekarang aktif? Atau apakah dia masih bertugas malam ini? Terlihat jam menunjukkan pukul sembilan malam.

Wendy akhirnya memilih untuk mengirimkan pesan lewat chat. Setidaknya jika Chanyeol nanti aktif, dia bisa membaca pesan Wendy. Berharap bahwa Chanyeol tidak marah padanya karena kesalahan sore ini.

Wendy mulai mengirimkan satu demi satu pesannya pada Park Chanyeol.

Chanyeol, maaf ya atas apa yang kau lihat tadi sore.

Itu temanku, karena terlalu senang melihatmu akhirnya aku reflek genggam tangan dia.

Tidak ada maksud lain.
Jangan marah ya

Aku senang kau ternyata di Daejeon.



Wendy menghela nafas dalam. Pesan pesannya telah terkirim walaupun tidak dibaca oleh pihak sana. Tapi Wendy yakin, Chanyeol tidak akan marah padanya walau memang temperamen chanyeol yang pencemburu.

Wendy mengalihkan diri menuju kamarnya, membersihkan diri sebentar dan merebahkan tubuhnya pada kasur kenyamanannya.



_-_-_




Jam 11.00 pm Kst

Dering telpon terdengar sedikit mengusik Wendy yang masih berkutik dengan laptopnya. Sebelumnya gadis itu tengah menyelesaikan laporan untuk kunjungan radionya bulan ini, namun fokusnya teralihkan pada ponsel yang berdering.

"Siapa yang menelpon malam-malam begini?" Tukas Wendy seraya mengambil ponsel yang terletak di meja kecil samping kasurnya.

"Astaga!!"
Wendy reflek menutup mulutnya ketika mendapati yang menelpon adalah Chanyeol.

Sebelum mengangkat telpon, Wendy terlebih dahulu mengatur nafasnya dan kegugupannya sebelum bisa berbicara dengan kekasihnya itu. Hingga akhirnya, Wendy mengangkat panggilan tersebut.

"Ha-lo.." angkat Wendy canggung.

"Romantis ya, pasangan baru di musim semi ini."

"Channn..."

Wendy akhirnya merengek malu kala Chanyeol membalas sapaannya dengan pembahasan tadi sore. Wajah Wendy seketika memerah, diraihnya bantal yang ada didekatnya dan menenggelamkan wajahnya pada bantal lembut itu. Kini pipinya terasa panas.

HANYA SEPENGGAL KATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang