🍁23| Selamat datang

258 51 12
                                    

Jika menunggu itu menyenangkan, maka itulah cinta.
Kata itu selalu dipegang Wendy, bahkan ketika sekelilingnya mengatakan lepas saja tapi hatinya tetap untuk memegangnya.

Memberikan secuil harapan pada sosok yang ternyata tidak begitu ia kenali memang menyakitkan. Namun Wendy selalu yakin bahwa harapan yang ia gantung pada sebuah pagar penantian akan membawanya masuk ke dalam rumah yang dihiasi taman bunga.

Itulah yang selalu Wendy yakini. Bahkan ketika pagar masih terkunci, dan harapan seperti hampir berkarat Wendy tetap tidak melepaskannya. Sang pemilik kunci pagar itu akan datang, dan Wendy yakin pemiliknya masih akan tetap sama.

"Hahhhh..."

Wendy membuang nafas pelan setelah dirasa cukup dengan semua emosinya. Matanya sedikit sembab dan masih terasa panas dipipinya.

Malu? Iya sih malu. Gimana tidak, dianya sendiri menangis didepan Chanyeol yang tidak tau sama sekali isi pikirannya. Bahkan Wendy sendiri tidak jelas bisa menyampaikan apakah dia senang, sedih, kesal atau marah.

Yang jelas hanya ada satu kata yang saat ini dia rasakan, yaitu lega. Begitu lega setelah semua kekacauan dalam hatinya. Sekarang benar-benar lega.

"Wen, maaf ya."

Wendy mengangkat kepalanya menatap sosok pria jangkung yang hanya memakai kaos oblong warna hitam serta celana loreng tentara.

Chanyeol yang dia lihat saat ini tidak banyak perbedaan dengan Chanyeol yang dulu. Walau beberapa kali dia menyatakan bahwa mereka berbeda. Tapi jika melihatnya dari dekat seperti ini, Wendy masih melihat sosok yang sama seperti lima tahun belakangan.

"Kenapa kau terus minta maaf,sih?" Balas Wendy sembari menarik tangannya dari genggaman Chanyeol.

"Wen, kau... Mau tidak mengulangnya lagi? Mari kita mulai dari awal."

Wendy tersentak dengan ucapan Chanyeol, matanya melirik beberapa kali pada wajah pria yang kini terlihat canggung itu. Lalu memfokuskan diri pada pertanyaan yang sedikit ambigu untuknya.

"Mulai apa?"

Chanyeol terdiam, dia tidak bisa menjelaskan lebih detail maksud dan tujuannya. Dia hanya ingin kembali seperti dulu, menjadi kekasihnya Wendy. Berpacaran lagi? Balikan? Entah itu apa namanya Chanyeol tidak paham.

"Ja-Jadilah pacarku! Dan kita mulai dari awal."

Sangat sial untuk Chanyeol saat ini, bahkan dulu ketika menyatakan perasaannya pada Wendy tidak sesulit ini tapi kenapa sekarang terasa sangat susah?!

Wendy dapat melihat inti pertanyaan Chanyeol. Dan maksud yang disampaikan membuat Wendy mengerti kalimat itu.

"Engga! Aku gak mau!"

Wendy mundur beberapa langkah menjauhi pria didepannya itu. Raut kesal terlihat diwajahnya, dan intensnya masih melekat pada Chanyeol yang sedikit terkejut.

"Wen..."

"Daftar rencanaku masih belum terlaksana sampai sekarang, itu semua gara-gara kamu! Dan kau ingin mengulang dari awal?!"

"Maksudnya?"

"Daftar kencan yang aku buat! Belum kita lakukan."

Wendy memalingkan wajahnya karena malu, aneh rasanya berkomunikasi saat ini dengan Chanyeol. Ini menggelikan, bahkan Wendy rasanya ingin merobek sesuatu atas rasa gelinya terhadap kalimat yang baru ia keluarkan.

"Kencan? Maksudnya-"

"Aku gak mau mulai dari awal, lanjutkan saja yang sudah ada!"

"Son wendy~

HANYA SEPENGGAL KATAWhere stories live. Discover now