You Are The One

286 71 8
                                    

You are the one, you're the only love for me
You are the sun, your smile washes over me
You are my love
And I'm the only one for you
I'll always be by your side

- SUPER JUNIOR -








˜"*°•.˜"*°• ♡♡♡ •°*"˜.•°*"˜








YUJU sampai di rumah sakit dengan keadaan mata bengkak karena sepanjang perjalanan dia nangis hebat.

Eunwoo udah berusaha nenangin dan bilang kalau mama dan kakaknya pasti baik-baik aja, tapi Yuju gak bisa berenti nangis, ditambah gak satupun anggota keluarga yang lainnya bisa dihubungi bikin Yuju makin panik dan gak tenang.

"Yuju!" panggil Yerin melambai pada Yuju dan Eunwoo, yang hendak bertanya pada bagian resepsionis di mana keberadaan kakak dan mamanya.

"Yerin," kata Yuju jadi setengah berlari ke Yerin, dengan Eunwoo yang ngikutin dari belakang.

"Di mana mama sama kakak? Kondisi mereka gimana? Mereka gak kenapa-napa kan? Mereka baik-baik aja kan?" ucap Yuju memberondong banyak pertanyaan ke Yerin.

"Lo liat sendiri aja, yuk," kata Yerin gak menjawab pertanyaan Yuju, jadi membawa Yuju ke tempat mama dan kakaknya berada.

Di sana, di pojong ruangan, terbaring lemah mama dan kakaknya dengan selang infus dan banyak perban di tubuh mereka.

"Kak Cheol... mama..." kata Yuju jadi kembali menangis di antara ranjang mama dan kakaknya, "Kenapa bisa begini..."

"Kak Cheol sama tante lagi muter-muter nyari Yuna, terus karena kecapean, kak Cheol gak fokus liat jalan, terus dia jadi nabrak pembatas jalan," jelas Yerin singkat, membuat tangisan Yuju semakin deras.

"Maafin Yuju, harusnya Yuju kasih tau kalian soal Yuna. Ini semua salah Yuju," kata Yuju jadi menunduk dengan dada luar biasa sesak.

Kalau aja Yuju gak egois dan ngasih tahu kakaknya kalau dia tahu tentang Yuna. Pasti hal ini gak akan terjadi.

Melihat Yuju yang makin gak karuan, Eunwoo jadi mendekat ke arah Yuju, lalu membawa gadis itu dalam pelukannya.

"Kalau mau nangis, nangis aja, tapi jangan nyalahin diri sendiri, gak ada yang salah di sini," kata Eunwoo mengelus rambut Yuju. Memberi rasa tenang dan nyaman pada Yuju di saat yang bersamaan.

"Iya... tapi... hikshikshiks... semuanya... gara-gara..." racau Yuju.

"Sttt, gaboleh nyalahin diri sendiri, semuanya terjadi karena memang harus terjadi," kata Eunwoo.

•••

"Mana sini hape lo," kata Yerin setelah Yuju tenang dengan mata luar biasa sembab.

Ya bayangin aja dari awal perjalanan menuju ke sini sampai lima belas menit tadi Yuju nonstop nangis.

"Mau buat apa?" tanya Yuju dengan suara bindeng dan kepala luar biasa pusing.

Sekarang Yuju dan Yerin lagi ada di kantin rumah sakit karena keberadaan mereka di tadi mengganggu pasien yang lain.

Sementara Eunwoo lagi nelfon Woozi, lagi minta tolong supaya jadwal asistennya besok bisa dituker sama siapa gitu karena sepertinya besok dia gak akan bisa ngaslab di kelas pagi.

"Tentu aja nelfon biang kerok dari semua ini, Yuna," kata Yerin marah, "Dia harus tahu kalau gara-gara dia hidup orang-orang yang gue kenal jadi susah."

Yuju diam sebentar, seperti sedang berpikir, apakah harus ngebiarin Yerin ngehubungi Yuna atau engga.

Masalahnya, Yerin ini orangnya sangat ceplas ceplos dan nyerempet gak berperasaan. Kalau ngomong jarang disaring dan gak diperhalus. Menurut Yerin, logika lebih penting daripada perasaan.

"Ayo mana sini," pinta Yerin memaksa, "Lo tenang aja, kalau Yuna marah, biar gue yang tanggung jawab."

"Biar gue aja yang ngehubungin dia," kata Yuju pada akhirnya, jadi mencari kontak bernama Y dan menekan tombol panggilan.

Setelah itu, Yuju pergi menjauhi Yerin supaya sepupunya itu gak mendengar obrolannya dengan Yuna.

Saat panggilan tersambung dan diangkat, suara yang sangat familiar menyambut Yuju.

"Halo Yuju."

Tapi bukannya Yuju membalas sapaan itu, Yuju justru menarik ponselnya, melihat dengan teliti nama yang tertera pada layar. Ini benar nomor Yuna, tapi kenapa yang menyapanya tadi justru papanya?



♂💢♀



EUNWOO sudah selesai mengatur jadwal asistennya besok sama Woozi. Sambil membawa jaket Yuju, Eunwoo pergi ke kantin rumah sakit buat nyamperin lagi Yuju.

"Yuju mana?" tanya Eunwoo ke Yerin yang sedang berkirim pesan sama ayahnya yang katanya urusan sama polisi udah beres dan lagi perjalanan ke rumah sakit.

"Tuh," tunjuk Yerin ke sebelah kanan.

Langsung aja Eunwoo melangkahkan kakinya menunju Yuju. Lalu tampa suara, dia menghampirkan jaket ke tubuh Yuju.

"Yuju lo lapa--- loh? Nangis lagi?" kaget Eunwoo  karena Yuju mata Yuju kembali berurai air mata.

"Nu... Papa..." kata Yuju pelan.

"Kenapa sama papa lo?" tanya Eunwoo jadi duduk di samping Yuju, menghapus air mata Yuju dengan ibu jarinya.

"Selama ini ternyata papa bohong... Papa bukan pergi karena urusan kerjaan... Papa pergi buat nemuin Yuna..."

"Ha? Yuna? Lo kata siapa?"

"Tadi gue telfon nomor Yuna, terus yang ngangkat papa. Gue kira gue salah nomor, ternyata bener itu nomor Yuna. Karena kaget, langsung aja gue matiin telfonnya, lalu barusan papa telfon dan akhirnya bilang kalau selama ini papa bukan pergi buat urusan kerja, tapi lagi nemuin Yuna."

"Terus kenapa? Bukannya bagus? Artinya Yuna baik-baik aja kan?" kata Eunwoo membuat Yuju tersadar.

Iya, itu kabar bagus dan harusnya Yuju senang dengan kabar itu. Tapi kenapa Yuju justru sedih?

"Ju, kak Cheol udah sadar, ayo," kata Yerin menghampiri Yuju juga Eunwoo.

Buru-buru Yuju menghampus air matanya, lalu beranjak dari duduknya buat kembali masuk ke rumah sakit.

•••

"Halo Yuju," sapa Seungcheol yang duduk di ranjang dengan tangan terbalut gips. Keadaannya baik-baik aja. Wajahnya jauh lebih segar karena tidur beberapa jam tadi.

"Tangan kak Cheol..." kata Yuju sedih melihat tangan kakaknya.

"Gapapa, cuma patah aja, nanti juga sembuh," kata Seungcheol enteng dengan wajah sumringah.

Yuju kemudian duduk di samping Seungcheol, "Maaf ya kak, semua gara-gara Yuju."

"Yang bawa mobil kakak, yang gak liat jalan kakak, yang nabrakin mobil kakak. Kenapa tiba-tiba jadi salah kamu?" tanya Seungcheol.

"Andai aja Yuju ngasih tau ke kakak Yuju nyimpen nomor Yuna, pasti kejadian ini gak akan terjadi. Maaf ya kak," sesal Yuju. "Yuju..."

"Udah udah, jangan nangis terus, itu mata udah kaya apaan tuh. Sekarang kita makan aja gimana? Kakak lapar banget nih," kata Seungcheol.

Barusan perawatnya bilang Seungcheol udah boleh pulang kalau infusannya udah habis.

"Terus mama?"

"Ada mereka." Seungcheol melirik Eunwoo dan Yerin, "Kalian bisa jagain mama sebentar kan?"

Eunwoo ngangguk, meski sebenarnya kalau boleh milih, lebih baik dia jagain mama Yuju sendirian dari pada sama Yerin.

Moon & Cheese ✓Where stories live. Discover now