#11 Kembali ke desa

209 37 2
                                    

Dini hari pukul empat, semuanya berkemas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dini hari pukul empat, semuanya berkemas. Cantika berhasil mengisi baterai ponselnya hingga penuh, ada kelegaan tersendiri di hatinya. Matanya menuju Johan yang terlihat bermondar-mandir mencari sesuatu, dia pun mengetuk kepalanya sendiri kemudian termenung sejenak.

"Kenapa Jo?" Tanya Cantika ikut kebingungan melihat Johan.

"Kamu lihat sandalku? Aku taruh disini tadi malam," kata Johan sambil menggaruk-garuk kuduknya.

Cantika membantu Johan mencari sandalnya, pelan-pelan membongkar tumpukan barang agar tidak membangunkan Tio yang tertidur pulas. Akhirnya Cantika menemukan sandal Johan ditumpukkan yang dia bongkar barusan, setelah sandal itu ditemukan. Cantika menimbun kembali tumpukan seperti semula.

"Makasih Can, kamu nggak shalat? Aku mau ke musholla," imbuh Johan sambil merapikan kantong kemeja lengan pendek yang belum sempat ia ganti dari semalam. Walau belum di ganti Johan bisa menjamin kebersihannya, setelah menawarkan kalimat tersebut Johan keluar dari ruang rawat inap.

"Li, aku titip Tio ya. Kami mau shalat subuh dulu," ucap Cantika mengusap bahu Julia yang tampaknya sedang menahan kantuk berat.

Julia mengangguk, samar-samar dia mengucek mata melihat kepergian kedua temannya. Yohan pergi mengambil mobil pribadinya sekaligus mengajak sepupunya untuk menjadi sopir ganti ketika mereka semua sudah tiba di desa. Ibu Tio dan neneknya pergi mengurus administrasi, kini hanya Julia yang menjaga anak kecil itu sendirian.

Sementara itu subuh hari Yohan baru tiba di rumah. Keluar bibi yang bekerja sebagai pembantu, histeris sekali dia menyambut Yohan hingga membangunkan seisi rumah, orang kedua yang keluar setelah bibi adalah ibu dari Yohan. Bukan main dia kegirangan memeluk anak laki-lakinya, Yohan pun tersenyum lepas. Ya jujur saja, Yohan pun rindu pada keluarganya ini.

Mereka bertiga duduk di ruang tamu, beberapa detik. Muncul wanita berambut coklat pirang, kulit putih dan tubuh tinggi langsing. Jalannya molek, membuat Yohan terkaget-kaget melihat kehadirannya.

"Aileen baru pulang kemarin sore, kamu kembali hari ini. Seperti benar-benar berjodoh ya," senyum ibu Yohan mengiming-imingkan kemesraan di antara mereka.

Yohan menampik suasana yang diharapkan ibunya, dia kaku melihat tampilan Aileen yang berubah hampir sembilan puluh derajat. Kemana rambut hitam pekat yang panjang dulu? Tampilan sederhana namun natural, Yohan sudah tidak menemukan rupa gadis yang ia pacari.

"Kuliahmu di Aussie sudah selesai?" Tanya Yohan tanpa berbasa-basi, sebab dua tahun mereka jarang sekali bertukar kabar sampai sekarang. Terakhir waktu Yohan baru saja tiba di desa, hanya sebatas menyapa namun dia kehilangan komunikasi karena baterai handphonenya habis.

"Belum, aku cuti sebentar. Kangen sama kamu dan mama," jawab Aileen dia tersenyum sumringah langsung memeluk lengan Yohan tanpa malu-malu.

Yohan agak risih, entah mengapa ia pun belum tahu alasannya. Sekarang baginya Aileen tampak berubah sudah tidak seperti dulu, dimana Yohan selalu berdebar melihat rambut dan bibir indah itu. Yohan menurunkan tangan Aileen yang menggandeng lengannya, masih ada waktu untuk mengisi baterai ponselnya sampai penuh. Untuk itu dia pergi ke kamar lalu mencharger ponsel, saat hendak keluar Aileen menghalangi di depan pintu.

Kkn As Biro Jodoh 2000lineWhere stories live. Discover now