BAB 13

216 33 2
                                    

"Belajar berdamai dengan perasaan sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Belajar berdamai dengan perasaan sendiri."

***

Mendengar kabar dari moderator Vi membuat susana hati Tan kalut. Fokusnya terbelah, bekerja tidak nyaman, bahkan dia selalu kepikiran Vi. Tan mengirim pesan kepada modertornya di Indonesia.

Belikan aku bunga mawar merah 99 tangkai dan tulis pesan untuk Vi.

Setelah mendapat balasan, Tan detik itu juga mentransfer uang ke moderator supaya sesegera mungkin melaksanakan perintahnya. Ini salah satu cara Tan menunjukan rasa cintanya kepada Vi. Memberinya hadiah kecil dan perhatian.

Terlalu sadar diri, Tan tidak bisa memenuhi love languange sebagaimana mestinya. Jarak yang begitu jauh dan kesibukannya sekarang, menghalangi Tan untuk berbuat lebih. Love langange words of affirmation yang sering Tan lontarkan kepada Vi tidak cukup membuktikan keseriusan hatinya. Apa yang dapat dia lakukan sekarang? Pembuktiannya terbatas. Love language quality time? Tan bisa melakukannya tanpa mereka bertemu, melalui pesan singkat atau telepon sudah cukup, hanya saja tidak dapat maksimal, terhalang kesibukan dan padatnya jadwal kerja. Apalagi hingga sekarang Vi belum membuka blokiran satu-satunya media untuk mereka komunikasi.

"Apa kamu mau makan dulu?" tanya Vu sesaat setelah mereka masuk ke apartemen.

Dengan lemas Tan menggeleng. "Aku mau langsung istirahat saja."

Tan masuk ke kamarnya, dia tak peduli dengan keramaian orang-orang di ruang makan. Vu langsung menghampiri teman-teman yang sedang makan malam. Seiring berjalannya waktu, banyak yang bergabung di tim yang Tan dirikan.

"Apakah kamu sudah makan?" tanya Quyen yang terang-terangan di depan umum menunjukan perhatiannya.

"Belum. Tan juga belum makan, tapi katanya dia mau langsung istirahat." Vu berkata sambil mendarat di kursi samping Quyen.

"Aku akan buatkan makan malam untuk kalian," ujar Quyen langsung beranjak dari tempat duduknya dan mengolah bahan makanan yang bisa cepat diproses.

Kedekatan Vu dan Quyen semakin intens. Keduanya sering jalan keluar berdua, bahkan mereka sudah sama-sama saling terbuka satu sama lain. Entah dalam hal pribadi maupun umum, keduanya sama-sama sudah nyaman.

Lelah pikiran juga lelah raga. Tan menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dua hari satu malam dia terus bekerja hingga lupa makan dan istirahat. Malam ini matanya sangat berat, rasanya ingin sekali dia bergegas tidur. Namun, tanggung jawab sebagai konten kreator memaksanya untuk tetap terjaga melakukan live Tik Tok untuk menghibur. Sengaja Tan matikan lampu kamar, pencahayaan hanya terpancar dari pantulan komputer yang dinyalakan. Dia sejenak melupakan rasa lelahnya demi mendapatkan suasana menyenangkan untuk orang lain.

***

Terlalu kelelahan sampai mengabaikan kesehatan, akhirnya Vi dilarikan ke rumah sakit pagi kemarin. Asam lambungnya naik ditambah banyak tekanan dari penggemar, pembenci, dan pekerjaan. Walaupun sedang sakit, Vi masih berusaha terlihat bahagia. Dia menyempatkan diri melakukan live karena tuntutan untuk menjual produk. Siang ini di tempat tidur dengan satu tangan diinfus, Vi melakukan live bersama Phoung.

CÓ EM ĐÂY "Aku di Sini"Where stories live. Discover now