4. Sebuah Photo dan Pertemuan☁️

14 6 0
                                    

"Seringkali kita harus mengakhiri sesuatu, untuk membuat awal yang lebih baik."

****

Di sebuah taman yang ramai dengan orang-orang, hanya ada satu gadis yang sedang menyendiri di sebuah bangku kosong yang ada disana dengan sebuah buku ditangannya. Zerina, gadis bermata coklat itu sengaja datang untuk menghilangkan rasa penatnya.

Waktu sudah menunjukan pukul 04.00, sebelum pergi ke taman dia terlebih dulu telah melaksanakan shalat Ashar.

"Ini kebiasaan banget punya jam tangan tapi malah ngeliat jam di dalam HP." Zerina dengan keukeuhannya tertawa kecil setelah melihat waktu yang tertera di hp nya.

Zerina mengalihkan pandangannya menatap langit di atas, ia pernah mendengar kata-kata tentang seseorang yang menyukai langit, dimana orang itu ditanya "Kenapa kamu sangat menyukai langit dan awan?" kemudian seseorang itu menjawab, "Awan tidak pernah mengecewakan seperti manusia, dan ya, seburuk apapun mood kamu, coba tatap awan diatas, dengan secara langsung kamu akan tersenyum melihatnya."

Zerina tersenyum mengingat kata-kata itu, dan karena hal itu ia menjadi lebih menyukai akan hal-hal yang berhubungan dengan langit.

Lima belas menit berlalu, Zerina bersiap untuk pulang dan memasukkan bukunya. Saat hendak berdiri, dia tidak sengaja menjatuhkan photo yang terselip di bukunya.

"Ini.." Zerina mengingat wajah siapa yang ditunjukan oleh photo tersebut.

Photo tersebut menunjukan wajah 2 orang sahabat yang pernah begitu sangat menyayangi satu sama lain, dan akhirnya berpisah oleh kesalahpahaman yang begitu sulit untuk dijelaskan.

Ia kembali memasukkan photo tersebut dan pergi meninggalkan taman.

***

Ditempat lain

Zian melangkahkan kaki setelah keluar dari mobilnya dan menuju ke sebuah toko buku dengan memikirkan kata-kata yang di ucapkan ayahnya ketika di rumah.

"Nikah?" ujar Zian berhenti di depan toko tersebut.

"Masa iya saya harus nikah setelah lulus kuliah." sambungnya memikirkan kembali percakapan ayahnya.

"Ah sudahlah." Zian melanjutkan kembali langkahnya ke dalam toko.

Dia memilih dan mencari buku untuk melengkapi penelitian studinya yang sempat tertunda.

Zian sengaja pulang ke bandung untuk bertemu dengan orang tuanya sebelum ia menjalani sidang komprehensif di kampusnya yang berada di Aceh.

Setelah berada di rumah, bukannya memberi semangat, dirinya malah diberi pernyataan untuk segera menikah. Alhasil dia jadi semakin pusing memikirkan sidang dan ucapan ayahnya.

Zian sudah menemukan buku yang tepat untuk ia pelajari lebih lanjut, dan segera membawa nya ke kasir untuk membayar buku tersebut.

"Totalnya 110 ribu mas," ujar seorang kasir wanita dengan memberikan buku tersebut setelah di kantongi.

Zian mengeluarkan lembaran uang merah dan biru, lalu memberikannya pada kasir tersebut. "Kembaliannya kasih aja sama anak atau adik mbak." ujar Zian dan mengambil buku nya.

"Bilangin sama adik atau anak mbak, semoga nanti saya mendapatkan jodoh yang turun dari surga." ujar Zian random yang membuat kasir tesebut melongo dibuatnya. Setelah itu ia pergi meninggalkan tempat tersebut.

Zerina (Astrophile Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang