6

81 12 10
                                    

Bel pulang sekolah sudah berdering dari sepuluh menit yang lalu. Beberapa guru dan staff sudah banyak yang meninggalkan sekolah.

Krystal sudah berdiri dengan tas di lengan kanannya.

"Kau pulang naik apa?"

Pertanyaan itu membuat Krystal terkejut. Ternyata Namjoon juga sudah siap untuk pulang.

"Aku akan naik bus," jawab Krystal.

"Kalau begitu ikut saja denganku, aku akan mengantarmu."

"Apa tidak merepotkan?"

Krystal tidak akan menolak sesuatu yang menguntungkan untuknya.

"Jika itu kau maka tidak merepotkan sama sekali."

Perempuan itu sedikit tersenyum. "Baiklah, aku tidak akan menolak," jawabnya.

Namjoon mempersilahkan agar Krystal keluar lebih dulu dari pintu. Senyum minimalis muncul di bibirnya. Jadi begitu rasanya mendapat timbal balik dari seseorang yang membuatnya tertarik.

Lelaki itu sudah bersandar didinding sebelah pintu sekitar dua puluh menit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelaki itu sudah bersandar didinding sebelah pintu sekitar dua puluh menit.

Sebenarnya dia bisa saja masuk tapi dia terlalu malas untuk bertemu Namjoon.

Suara engsel pintu yang ditekan membuatnya menegakkan badannya.

"Akhirnya ... aku sudah menunggu selama dua tahun disini!" kelakar lelaki itu ketika melihat sosok yang ia tunggu.

"Jungkook?" Krystal terkejut.

"Hmm, itu namaku."

"Kau ... hmm, sedang apa?" tanya Krystal sambil sedikit menoleh ke Namjoon, lalu beralih lagi ke Jungkook.

Lelaki itu mendengus, "Masih muda sudah lupa ingatan."

Krystal menampilkan ekspresi yang seperti, 'hah?'

Jungkook melipat tangannya, bahunya yang kiri bersandar didinding. "Kita akan pulang bersama, ingat?"

Astaga! Krystal terlalu meremehkan bocah itu. Pikirnya lelaki itu hanya mengatakan omong kosong. Hah, harusnya ia sudah tahu watak Jungkook yang tidak pernah main-main ucapannya.

"Sepertinya ...

Belum sempat Krystal menyelesaikan ucapannya, Namjoon menyela.

"Dia pulang bersamaku."

"Oh tidak bisa. Aku yakin, aku yang lebih dulu mengajaknya pulang bersama." 

"Rumah kalian berlawanan arah," kata Namjoon.

"Kata siapa?" Jungkook menaikkan alisnya.

"Aku membaca alamat rumahnya di formulir."

Jika Jungkook tidak mau mengalah, maka jangan harap Namjoon akan berbaik hati menerima kekalahan.

𝓜𝓲 𝓒𝓪𝓼𝓪Where stories live. Discover now