10

56 8 7
                                    

Masih hari sabtu, pukul tujuh malam. Krystal keluar kamar dengan gaun hitam pendek berlengan panjang.

Jungkook memperhatikannya lalu bertanya, "mau kemana?"

Krystal mengalihkan sebentar perhatiannya ke Jungkook dari ponselnya. "Pergi," jawabnya singkat. "Kau akan pergi juga?" Melihat penampilan Jungkook yang rapih dengan atasan kaos hitam, jaket kulit dan celana panjang hitam ketat dan jangan lupakan sobekan di lutut.

"Ya, aku mau main."

"Oke," Krystal mengangguk.

"Tapi aku akan kembali lagi kesini."

Sebenarnya Krystal tidak ingin mengizinkan lelaki itu menginap lagi tapi apa boleh buat. Ia takut terjadi sesuatu lagi pada Jungkook. "Kau bisa bawa kunci rumah yang satunya."

Jungkook hanya mengangguk dan melihat kepergian Krystal menuju ke kamar, yang ia tebak mengambil kunci rumah.

"Ini, jangan sampai hilang."

Lelaki itu menerimanya. Satu buah kunci dengan gantungan huruf K. Lucu sekali.

"Terima kasih, cantik," katanya. "Omong-omong, kau mau kemana dengan pakaian seperti itu?" Jungkook bertanya.

"Tidak perlu tahu," jawab Krystal yang kini kembali sibuk dengan ponsel.

Dering ponsel terdengar dari ponsel Jungkook. "Apa?" Ia bertanya pada orang diseberang sana. Sedangkan Krystal hanya melirik tanpa peduli.

"Aku berangkat." Krystal berjalan ke arah pintu dan memakai sepatu.

Jungkook buru-buru menyusulnya dan menahan tangannya. "Pergi dengan siapa?"

"Hyunsik."

Jungkook terdiam, sedangkan sambungan telepon masih tersambung. Orang diseberang memanggil Jungkook berulang kali karena tidak ada jawaban.

"Hei, lepaskan tangan ku."

"Oh iya, kau akan pulang jam berapa? Aku bisa menjemput—

"Tidak perlu, aku bisa pulang dengan Hyunsik atau taksi." Krystal membuka pintu dan pergi. "Dah."

Jungkook hanya menatap kepergiaannya.

"Jungkook!"

"Apa?!"

"Astaga! Cepat kesini!"

"Iya. Dalam perjalanan!" Jungkook mematikan sambungan, memakai helm dan bergegas pergi.

"Hai Hyunsik, maaf membuat mu menunggu," sesal Krystal.

"Bukan masalah, aku juga baru sampai."

Hyunsik. Dia adalah lelaki berusia tiga puluh yang baik dan memiliki wajah yang lembut. Bahkan dari tutur katanya pun dapat terlihat kelembutan. Tapi, malam ini bukan Hyunsik, lelaki itu hanya akan mengenalkan Krystal pada temannya. Karena, Hyunsik sudah memiliki kekasih yang mungkin saja akan menikah dalam waktu dekat.

"Krystal, teman ku ini mungkin akan sedikit membosankan, dia adalah lelaki yang menghabiskan waktu dengan bekerja dan membaca buku."

"Oh, aku suka lelaki pintar," kata Krystal sambil tertawa pelan.

"Benar, dia pintar karena sepanjang hidupnya hanya berteman dengan buku. Jadi menurut ku mungkin dia akan sedikit membosankan."

"Tidak apa, Hyunsik. Kita lihat apa akan ada ketertarikan lebih dari teman atau tidak di antara kita berdua."

Tempat hiburan, bahkan jika bukan malam minggu pun akan selalu ramai. Apalagi ini adalah malam minggu, pengunjung membeludak.

Krystal dan Hyunsik berjalan beriringan mencari keberadaan teman Hyunsik.

𝓜𝓲 𝓒𝓪𝓼𝓪Where stories live. Discover now