02 ︙ Takut

129 35 48
                                    

Vote nya mana? 🤨📸

...........

Alya membantu Maureen untuk berdiri, gadis itu terihat masih terkulai lemas, tangannya menarik pelan bahu itu dengan penuh kehati-hati'an.

Sebenarnya ia masih memikirkan kata terakhir yang terlontar dari bibir lelaki itu tadi sebelum melenggang pergi "memilikimu" kata itu terus berputar di benak Alya, maksudnya apa coba?

Kepalanya menggeleng pelan mencoba menghempas pikirannya yang berkelana.

"Ishh dia siapa sih? galak banget kayaknya."

Maureen yang mendengarnya hanya tersenyum tipis.

"Lo anak baru ya?" tanya Maureen setelah tubuhnya berhasil berdiri

Alya mengangguk cepat "Iya hehe aku baru masuk tiga hari yang lalu."

Maureen mengangguk paham lalu mengulurkan tangannya "Kenalin gue Maureen anak kelas 12 IPS 3"

Alya membalas uluran tangan itu "Aku Deralya panggil aja Alya anak kelas 10 IPA 1" ujarnya dengan tersenyum ramah.

"Gue saranin mulai sekarang lo harus hati-hati deh." peringat Maureen menyandarkan tubuhnya ke dinding.

Saat Darrel dan Alya mengobrol tadi, telinganya juga ikut mendengarkan dengan seksama matanya juga tak luput dari interaksi mereka. Jujur ia kaget dengan perkataan Darrel tadi, ia sangat mengenal sifat Darrel, seorang Darrel tidak akan pernah bercanda dengan perkataannya.

Alya menatap Maureen dengan raut bingung
"Kenapa?"

Mauren menghela nafasnya, sepertinya gadis ini belum mengetahui lingkungan sekolah SMA Chakrawala yang jauh dari kata 'aman'
apalagi gadis ini terlihat polos dan lugu sekolah ini terlalu berbahaya untuknya.

"Cowok tadi, namanya Darrel Devandra Kyler. Kekuasaan dia berpengaruh besar buat sekolah ini, siapapun yang berani ngebantah ucapannya nyawa orang itu yang jadi taruhannya, perlu lo ingat dia orang berbahaya." jelas gadis itu panjang lebar

Bulu kuduk Alya meremang, hanya mendengar ceritanya saja ia merinding. Oh Gosh! perasaannya menjadi cemas.

"Gue juga ngedengar perkataan cowok tadi sama lo," gadis itu menjeda ucapannya sebentar "Dan hidup lo terancam bahaya saat ini."

Kerongkongan Alya terasa tercekat ia diam tak bergeming.

Maureen hanya tersenyum tipis "Tapi lo tenang aja, turuti semua perintahnya maka hidup lo akan aman, kalo lo bantah lo tau kan apa yang jadi taruhannya?" ia menepuk pelan bahu Alya yang masih diam tak ingin bersuara

"Btw thank's ya, gue duluan." pamit gadis itu lalu melangkahkan kakinya keluar dari toilet.

Alya menatap kepergian gadis itu dengan pandangan kosong, tubuhnya masi kaku dengan keringat yang tak berhenti mengalir di pelipisnya.

"HUAAA!!! aku gak mau mati muda!!" Alya terpekik lalu mengusap wajahnya kasar.

"Aku baru aja empat hari sekolah disini masa nyawa aku udah terancam."

Gadis itu terlihat mengelus dadanya sendiri "nasib kamu sangat buruk Alya." gumamnya pelan, dengan raut wajah sedih.

______________________

Darrel berjalan dengan bersiul ria, satu lengannya ia masukkan ke dalam saku celananya, sesekali juga lelaki itu menggusar rambutnya ke belakang membuat kesan tampannya meningkat.

Sepertinya, kejadian di toilet tadi mampu membuat mood lelaki itu membaik karna sedari tadi ia terlihat mencoba untuk menahan senyum dengan mengulum bibirnya sendiri. Sekarang cowok itu terlihat seperti bukan Darrel, raut tanpa ekspresi itu seketika menghilang diganti dengan raut yang menahan sesuatu gejolak di tubuhnya.

"Mine!" ia bergumam pelan lengannya memegang dadanya sendiri merasakan degub jantung yang semakin lama semakin mengencang.

"Wihh boss... lo lagi setres ya?" Fean bersuara ketika menyadari Darrel yang sedang asyik senyum-senyum sendiri. Perlu di ketahui senyum Darrel adalah suatu hal yang ter-creppy baginya, mungkin juga oleh semua orang.

Mendengar perkataan Fean, Darrel langsung tersadar, lelaki itu seketika merubah raut wajahnya menjadi datar, sebelum juga Alan dan Ravendra menyadarinya. Sebenarnya tidak apa jika ketiga temannya itu tahu, tetapi ia sangat malas untuk menjelaskannya karena ia pikir akan membuang-buang waktu saja. Biarlah mereka mengetahui itu dengan sendirinya.

Darrel berdehem "gue butuh semua data-data anak baru kelas sepuluh, jadi gue perintahin ke elo Fean untuk minta berkas-berkas itu dari kepsek" perintahnya tak ingin dibantah.

Fean cengo begitupun dengan Alan dan Ravendra, sepertinya benar yang di katakan oleh Fean tadi bahwa Darrel sedang setress.

"Lah? emangnya untuk apaan lo rel?" tanya Alan penasaran

"Tau! Lo nyari yang gak guna banget anjir." celetuk Fean yang langsung dapat tatapan tajam oleh Darrel.

"Bacot!! guna gak guna itu bukan urusan lo! lo cuman gue suruh buat minta berkas itu." Darrel mendesis tajam.

"Yeuu gak asik lo! yaudah iye ntar gue minta." Fean berujar pasrah, malas membangunkan singa yang tertidur.

"Lo lagi suka sama seseorang ya?" kini pernyataan itu terlontar dari bibir Ravendra yang sedari tadi hanya diam menyimak.

Darrel terkejut namun lelaki itu pandai menyembunyikan raut itu, dengan memasang wajah datar tak berekspresi seakan tak terjadi apa-apa.

"Ck! entar juga kalian tau sendiri."

"Yahh babang Darrel gak asik! Mainnya rahasia-rahasia'an." Fean berujar dengan nada jablay membuat Darrel mendengkus.

__________________________

"Lo kok lama banget? abis mati suri lo dari toilet." Inez mengomel ketika mendapat Alya yang baru saja memasuki kelas. Pasalnya ia sampai karatan menunggu Alya yang sedari tadi tidak balik dari toilet.

Alya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal ia sudah persis seperti anak yang di marahi oleh ibunya karna telat pulang.

"Ya maaf, tadi juga aku kebelet BAB makanya lama." bohongnya, ia tak mau kejadian di toilet tadi di ketahui oleh Inez. Gadis itu lalu mendudukan bokongnya di samping Inez.

Inez menelisik wajah gadis itu, sepertinya ia menemukan sebuah fakta.

"Gak usah bohong! Jujur! Lo habis dari mana dan kenapa?" ucap Inez seakan tau kebohongan temannya itu.

Alya kelabakan, Inez terlihat seperti cenayang saja.
Sepertinya ia akan jujur pada temannya ini.

"Kok kamu bisa tau?"

Inez berdecak "Ck! Liat noh baju lo lusuh gini, terus juga keringat lo banyak banget lagi! Lo habis lari marathon ya Al?"

Alya tersadar lalu menepuk jidatnya sendiri, kejadian tadi ternyata membuat dirinya sekarang terlihat seperti gembel Asia, ia sampai lupa bercermin di toilet tadi.

"Enggak, aku tadi ketemu cowok aneh di toilet."

"Cowok aneh? jelasin cepat!" Inez gemas sendiri karna gadis itu ngomong bertele-tele.

"Jadi kan ak-"

"Selamat pagi anak-anak."

"Ck! lo hutang penjelasan sama gue."




DARREL [On Going]Where stories live. Discover now