4🐺

74 76 18
                                    

Karin berjalan menuruni tangga rooftop dengan perasaan sedih dan shock,Karin yang melangkahkan kakinya memasuki kelas dan mengambil tasnya yang berada di atas mejanya.

Karin yng melalui Clara dan Aurel tanpa menyapanya atau bertegur sapa, kecewa tidak Karin hanya tidak menyangka saja dengan kedua sahabatnya itu.

"Dia kenapa"ucap aurel yang menatap Karin yng menghilangkan di balik pintu.

"Tidak"ucap Clara.

Karin yng menunggu mang Ujang untuk menjemputnya di depan gerbang,Karin yng tidak sengaja menatap manik hitam milik Clara yng menatap juga.

"Karin mau bareng"ucap Clara yng seakan akan tidak terjadi apa-apa.

Karin yang menggeleng kepala sebagai ucapan,Karin yng mengetahui niat Clara baik tapi dia terlalu shock dan kaget dengan Clara yang mebentaknya dengan tiba-tiba.

"Yaudah gua duluan"ucap Clara .

Karin hanya tersenyum manis sebagai jawabannya,Karin yng menglihat mobil Clara sudah menjauh hanya menghela nafas panjang dan berharap mang dengan cepat menjemputnya.

Karin yng melihat ke sekeliling arah, tidak sengaja pandangannya bertabrakan dengan mata hitam pekat milik seseorang,aneh Karin merasa pernah bertemu dengan dia tapi kapan dan di mna.

Karin yng terlalu fokus melihat sosok tersebut yng duduk di atas motor  besar miliknya, tanpa di sadari mang Ujang sudah berdiri di depan Karin.

"Non teh liat apa,fokus bener"ucap mang Ujang yng mengikuti arah pandang Karin.

"H-ha apa"ucap Karin yng kaget dengan kehadiran mang Ujang di depannya.

"Non tu liat apa"ucap mang Ujang.

"Tidak, tidak apa ayo pulang mang"ucap Karin yang membuka pintu mobil.

"Yasudah".

Karin yng duduk dengan pikiran yang bercabang tentang pria tersebut,dia siapa kenapa seakan tidak asing bagi Karin apa dia pernah bertemu di suatu tempat yng Karin tidak tau atau hanya sekedar berhadapan atau melewati.

Karin yng melihat langit yng di penuhi dengan awan berwarna hitam yang akan menurunkan hujan,Karin yng menatap hujan yng turun dengan deras dan menjulurkan tangannya keluar jendela untuk merasakan hujan.

"Kita udah sampai non"ucap mang Ujang.

"Iya mang makasih,saya masuk dulu"ucap Karin yng menutup pintu mobil.

Karin yang melangkahkan kakinya memasuki rumah yang tidak Karin akui sebagai rumah, Karin yng menatap ke sekeliling sudut ruangan,satu kata untuk rumah Karin sepi.

Karin yng melangkahkan kakinya menuju kamar dan menutup kamarnya,Karin yng berjalan menuju meja belajarnya dan mendudukkan dirinya di kursi,Karin yng membuka laci meja dan mencari sebuah foto yng dibilang cukup usang.

"Gua rindu lu"ucap Karin yng mengelus foto yng berada di tangannya.

"Gua rindu lu ris,andai saja mereka tidak egois mungkin km masih ada di sini kan di samping aku, mereka jahat ris mereka terlalu egois untuk manusia yang tidak menyukai keegoisan"ucap Karin yng meneteskan air di foto yng ia genggam.

"Capek ris, pengen nyerah tapi semesta belum ngizinin,ayo bertemu di kehidupan selanjutnya lagi "ucap Karin dengan tersenyum getir melihat gadis kecil yang tersenyum manis dalam  foto tersebut.

Karin yng mengangkat kepalanya agar air mata tidak keluar lagi,Karin yng menghela nafas dan menghapus jejak air matanya dan beranjak ke balkon kamarnya, Karin yng menatap langit yng akan berubah malam.

Karin merasa miris dengan kehidupannya,apa yng harus Karin perjuangan sekarang keluarga Karin saja tidak merasa mempunyai keluarga, teman sedangkan mereka saja seperti bunglon lalu apa yang harus Karin perjuangan,hal kecil yang membuat Karin bahagia,dia saja tidak mengetahui apa yang membuat dia bahagia.

Karin yng melangkah masuk ke dalam,dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berniat untuk makan malam,Karin yng keluar dengan pakaian santai dan beranjak pergi menuju lantai bawah.

Karin yng tidak melihat siapa-siapa di rumah ini, selain bik inem,mang Ujang dan dirinya.

"Non mau makan apa biar bibik siapan"ucap bik inem.

"Apa saja bik"ucap Karin yng mendudukkan dirinya.

Karin yng sudah biasa makan sendiri tanpa di temani kedua orangtuanya, nyaman dan asing itu lah kata yang sesuai dengan keadaan.

Karin yng selesai menikmati makanan malam dan beranjak pergi ke kamarnya,Karin yng melihat langit dari jendela kamarnya dan menatap ponselnya.

"Gua keluar aja kali ya, sekalian cari duda"ucap Karin yng Menganti pakaiannya.

Karin yng yng mengunakan celana panjang dan Hoodie yang senada,Karin yng menuruni tangga dan mencari keberadaan mang Ujang.

"Bik,liat mang Ujang gak"ucap Karin yng melihat bik inem si dapur.

"Tidak non, mungkin saja di luar"ucap bik inem.

"Oh yaudah "ucap Karin yng pergi.

Karin yng bembuka pintu dan mencari mang Ujang di sekitar halaman,Karin yng tidak melihat mang Ujang hanya menghela nafas pasrah.

Karin mengeluarkan ponselnya dan memesan taksi online,Karin yng menunggu taksi di depan gerbang dengan berjongkok dan sekali-kali berbicara dengan binatang yng lewat.

"Dengan mbak Karin"ucap pria tua dari dalam mobil.

"Iya pak"ucap Karin.

"Yaudah ayo naik mba"ucap supir taksi.

"Sesuai lokasi ya pak"ucap Karin dari kursi penumpang.

"Iya mbak"ucap supir taksi

Karin yng memandang suasana kota pada malam hari merasa nyaman tapi tidak dengan keramaian kota yang terlalu padat,Karin yng terlalu fokus memandang gedung gedung pencakar langit sehingga tidak menyadari jika dia sudah sampai di tempat tujuannya.

"Maaf mbak,kita udah sampai"ucap sang supir yng membelah lamunan Karin.

"Ah iya pak"ucap Karin yng membuka pintu.

"Saya bayar melalui aplikasi ya pak, makasih"ucap Karin yng menatap sang bapak  supir.

"Iya mbak"ucap sang supir.

Karin yng berdiri di depan pintu masuk TPU,Karin yng menatap pintu masuk TPU merasa berat untuk melangkah kakinya masuk,tapi ia ingin sekali berjumpa dengan teman masa kecil yang sudah jauh pergi.

Karin yng berjalan memasuki dan melewati setiap gundukan tanah tanpa rasa takut,Karin yng menatap sebuah gundukan tanah yang bernama.

Riska Aprilia Yuswandari
Bin
Andrian
Lahir 05-05-2004
Wafat 06-06-2009

Karin yang berjongkok dan mengelus batu nisan dengan tatapan sendu sekaligus rindu,Karin yng mengelus sekali-kali mengeluarkan air mata,Karin yng berbicara panjang lebar pada gundukan tanah seakan akan dia mendengar ucapan Karin.





























Jangan lupa ninggalin jejak.......
Makasih ^^

semesta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang