part 2

25.3K 2.6K 8
                                    

Kini perlahan lahan Emma memberikan bayi merah itu kepada ibunya, walau Clara sebenarnya sangat bingung dengan keadaan dirinya sendiri tetapi sebuah ikatan batin tentu saja tidak dapat dibohongi.

Tangan Clara bergetar ketika tubuh anaknya terasa hangat, ini bukan mimpi namun semua orang merasa terharu bahkan sang bayi yang awalnya menangis sangat kencang kini tangisannya telah reda akibat sentuhan hangat ibunya.

Perlahan lahan Clara semakin membenarkan posisi anaknya itu, dia kemudian mencium kening sang anak, Clara tau ini semua memang nyata, dan ia berjanji untuk menjaga Daniel bersamanya.

"Daniel, ini ibu." Lirih namun kenyataannya semua orang dapat tersenyum entah mengapa ada rasa lega ketika melihat nyonya mereka seperti itu.

Namun selang beberapa menit setelah Clara menimang anaknya, detik berikutnya sang anak kembali menampilkan wajah yang menandakan dirinya akan menangis.

Benar saja, beberapa detik setelah itu tangisan Daniel kembali mengguncangkan seluruh manssion.

"Oeek, oeeek."

"Daniel? Ada apa sayang? Mengapa kau menangis?" Kata Clara refleks melakukan gerakan menimang.

"Nyonya anda harus memberi tuan muda makan, beliau telah menolak susu formula beberapa kali, anjuran dokter mengatakan, akan lebih baik seorang balita mendapatkan ASI langsung dari ibunya."

Kata Emma, semua pelayan menatap Emma dengan takut, mereka sebenarnya takut Emma kenapa napa apalagi mereka tau kalau Clara tidak akan melakukan permintaan Emma.

"Hmm, anu, aku akan melakukannya bisakah kalian membalikan badan, aku sedikit malu jika kalian melihatnya."

Balas Clara, dia sebenarnya sangat malu, inilah yang dia cek tadi pagi, ASI benar benar keluar dari payudaranya sehingga keyakinan akan transmigrasi semakin bertambah. Selain itu ia melakukannya semata mata karna merasakan rasa pegal di bagian itu.

Melihat sang nyonya yang malu malu dengan pipi yang memerah, para pelayan mati matian menahan tawa mereka. Padahal dalam hati mereka berteriak "imuut sekalii." Tetapi mereka tidak bisa mengatakan itu.

"Anjir kok gue malu malu gini sih, gue ngomong apaan sih." Batin Clara merasakan tekanan yang sangat besar ketika melihat respon para pelayan.

"Baik nyonya, saya akan memerintahkan para pelayan membalikan diri." Emma pun segera memerintahkan mereka dengan satu saja isyarat semua orang telah memunggungi Clara detik itu.

Melepaskan kancingnya, rasa malu milik Clara kini digantikan dengan rasa kasih sayang apalagi pegal itu tidak lagi Clara rasakan setelah melihat Daniel yang menikmatinya dengan tenang, bayi imut itu adalah anaknya, sangat tampan sekali.

"Putra ibu sangat tampan." Kata Clara dapat didengar oleh semua orang, Emma tentu saja tidak menyia nyiakan ini, dia dengan niat baik ingin memperbaiki sudut pandang para pelayan terhadap Clara pun berkata.

"Tentu saja, tuan muda memang sangat tampan nyonya." Kata Emma.

"Kau benar Emma, liat hidung ini, hidungnya saja sudah sangat mancung sedari dia kecil, apa dia akan sangat tampan nanti ketika dewasa." Tentu saja Clara mengatakan semua yang ada dihatinya, Emma semakin melanjutkan kata katanya.

"Dia memiliki ibu yang cantik seperti nyonya." Balas Emma.

"Benarkah, dilihat darimanapun, Daniel tidak mirip denganku, mungkin matanya sangat mirip, tetapi dia mungkin mirip ayahnya."

Kata Clara, walau ingatan tentang Gabriel samar, tentu saja Clara sangat mengenali fitur wajahnya sendiri sehingga ketika dia melihat wajah anaknya  dia tidak melihat kemiripan antara dirinya dan Daniel, anaknya yang tampan ini mirip dengan Gabriel

THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora