part 30

9.4K 1.4K 55
                                    

"Aku tidak sudi meminta maaf kepada kalian! Terutama padamu Clara!" Apa itu sopan santun? Muka Heldia sudah memerah karna marah hingga ia melupakan keanggunannya.

Clara hanya diam menatap Heldia dengan nyalang, ia tidak ingin memerintahkan satu kali lagi, dan yang perlu diketahui jika wanita itu sudah melampaui batas maka Clara tidak akan menerimanya.

"Kau merebut segalanya dariku! Gabriel! Posisi Duchess! Semua yang ku inginkan!" Teriak Heldia, dia sudah menangis seperti seorang remaja labil, Clara pikir ia dapat dengan mudah menyelesaikan perkara ini.

Semakin dipikir, ia menyesal meladeni Heldia dengan seluruh kata katanya, kejadian tadi dan apa yang ia katakan mengingatkannya pada masalah anak anak remaja yang tiada ujungnya.

Apakah Clara terlalu ke kanak kanakan Dengan meladeni Heldia seperti itu? Begitulah yang Clara pikirkan.

"Aku sudah sangat lama mencintai Gabriel! Mengikutinya kemanapun dia pergi! Dan aku memberikan apapun itu setulus hatiku padanya dan kau merebutnya! Sekali lagi kau merebutnya!" Heldia tampak menggila seperti seorang yang mabuk.

"Dia adalah lelaki yang aku impikan! Kau! Kaulah yang merebutnya dariku!"

Ia melanjutkan perkataannya.

"Kami sudah memimpikan memiliki keluarga yang bahagia bersama!! Kami bahkan sudah saling mengungkapkan perasaan hanya dengan tatapan!"

Entahlah, walau hati Clara merasa sakit ada kemungkinan kan jika Gabriel dulu mempunyai kekasih atau keduanya mungkin pernah menjadi pasangan? Sesaat pikiran Clara terbuai akan perkataan Heldia.

Melihat obsesi Heldia terhadap Gabriel juga mengingatkan Clara terhadap obsesinya akan singgasana permaisuri.

Tampilan Heldia saat ini persis seperti dirinya ketika mendengar kabar Lune dinobatkan menjadi Putri Mahkota. Heldia mulai menangis, air matanya mengalir dipelupuk mata. Tandanya semakin deras emosi yang ditunjukan, mungkin obsesinya sudah sampai ke ubun ubun.

"Bahkan seorang jalang sepertimu mengaku memiliki anak dari Gabriel!"

Emosi Clara memuncak mendengar perkataan Heldia selanjutnya, seperti kata orang kesabaran adalah hal yang mahal, maka kesabaran Clara sudah pada batasnya mendengar cemoohan dari Heldia yang melibatkan Daniel.

"Kau hanya mengaku! Tidak mungkin seorang yang pergi bertahun tahun ke medan perang memiliki seorang anak dalam sekali malam pertama!" Marah Heldia.

"Malam pertama! Menyebutnya saja sudah sangat menjijikan!" Belumlah selesai Heldia menghina.

"Aku ragu apakah anakmu itu suci anak Gabriel atau anak haram yang kotor lagi hina!"

Plaaak.

Suara tamparan keras kini terdengar diseluruh ruangan, benar, Rosseta bahkan melihat sendiri bagaimana Clara tersulut emosi pada Haldia ia melayangkan tamparan sampai membuat bibir Heldia berdarah.

"Jaga omongamu Heldia!" Teriak Clara, bagaimanapun, mana ada seorang ibu yang terima anaknya dijelek jelekkan bahkan didepannya secara langsung.

"Hahahaha, kenapa! Kau tak terima anakmu disebut anak haram! Dia hina! Dia bukan pewaris Duke Hamahera!"

"Kalau kau berani mengatakan satu kata lagi tentang anakku! Akan kupastikan kau mendapatkan balasan yang lebih daripada itu!"

Kemudian Clara melanjutkan perkataannya.

"Jika kau mempunyai masalah dengan suamiku! Katakan lah kepadanya! Bukan padaku! atau berani mengatakan hal kasar tentang anakku!"

Heldia sempat diam, nafasnya tersenggal senggal menahan amarah akibat kata kata yang dilontarkan Clara satu persatu.

THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)Where stories live. Discover now