part 16

25.7K 2.9K 85
                                    

Setelah Gabriel pergi Amber juga ikut pergi dari pintu yang berlawanan sehingga ia tidak mengikuti Gabriel dan Clara. Gabriel tanpa sadar merangkul Clara sampai depan, betapa terkejutnya mereka berdua ketika melihat sosok dua orang pria berdiri didepan pintu ruang makan yang megah itu.

"Apa yang kalian berdua lakukan disana!?" Tanya Gabriel, mereka berdua tampak terkejut ketika Gabriel telah menangkap basah keduanya, bahkan Clara pun ikut berhenti.

"Ketangkep bro." Ucap Raphael, yah benar kedua orang itu tak lain dan tak bukan adalah Hendry.

"Mesranya." Sungut Hendry ketika Gabriel bahkan mengeratkan rangkulannya.

"Iri!?" Tak khayal respon Gabriel malah kebalikan dari apa yang mereka kira.

"Ekhem ya gak gitu." Jawab Hendry, Merasa aneh, Clara kemudian tanpa sadar bertanya.

"Mengapa setiap ada kejadian kalian selalu ada dibelakang layar." Ucapnya sembari menimang nimang Daniel, yah pasalnya setiap kali Gabriel dan Clara ada diruangan yang sama, maka Hendry dan juga Raphael ada seperti seorang penguntit.

"Apa maksud anda nyonya?" Tanya Hendry.

"Ya kalian seperti seorang penguntit."

"Itu hanya kebetulan nyonya kami bersumpah!" Seru keduanya sembari menampilkan ekspresi sulit dipercaya.

"Aah kalian kompak sekali." Ucap Clara, dia terkekeh karna sepertinya kebetulan kebetulan ini begitu menguntungkan.

"Saya datang kesini ingin melapor pada nyonya atas insiden di dapur." Ucap Raphael, dia bahkan sedikit memelankan suaranya namun tentu saja baik Clara dan Gabriel mendengar itu dengan jelas.

"Dan saya disini untuk melapor kepada nyonya bahwa pendeta akan datang 10 menit lagi."

Merasa diabaikan entah kenapa dimata Gabriel saat ini baik Raphael dan Hendry bukan seperti ajudannya melainkan bawahan Clara.

"Hey, apa kalian bedua hanya melapor pada istriku bukan kepadaku!?" Marahnya, ada gemuruh yang melanda hati Gabriel ketika Raphael dan Hendry hanya memperdulikan Clara.

"Kami memang tidak ada keperluan denganmu." Sekali lagi baik Raphael dan juga Hendry mengatakan hal ini dengan bersama.

"Huh!?"

"Sudahlah, kau tidak perlu memarahi mereka, baiklah Raphael, kau bisa melapor pada duke dan Hendry kau ikut denganku." Belum sempat Clara mengatakan itu, ekspresi Gabriel yang terlihat sekali kalau dia tidak suka dengan komentar Clara membuat Raphael dan Hendry merasakan hawa tidak enak, Emma dan beberapa pelayan datang kearah mereka dengan berlari, seperti yang sudah diterangkan Emma juga ikut mendengar suara Daniel.

"Nyonya! Ada apa!? Saya tadi mendengar suara tuan muda menangis!?" Tangisan anak Jendral memang seperti itu, menggelegar dengan keras entah mengapa Clara punya firasat kalau Daniel akan menjadi seperti ayahnya kelak.

Yah, kelak, jika dia bisa mengubah takdir agar Daniel memiliki masa kecil yang menyenangkan sehingga ia tidak terlalu keras kepada dirinya sendiri.

"Ah kau mendengarnya juga Emma?"

Tanya Clara tidak peduli jika Gabriel sudah memangsa Hendry dan Raphael, dengan menginjak ujung kaki kedua pria itu, sepertinya firasat buruk keduanya menjadi kenyataan, mereka berdua tentu saja menahan teriakan menggelegar mereka karna tatapan galak dari sang om dengan anak satu itu mengatakan kalau sampai Daniel bangun kalian mati yaah itu yang Raphael dan Hendry baca dari raut wajah Gabriel.

"Yah saya mendengarnya."

"Mungkin dia hanya terkejut melihat orang baru." Jawab Clara.

"Apa saya perlu membantu anda nyonya, biar saya yang menggendong tuan." Ucap Emma, namun segera saja Clara menolaknya dengan halus.

THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora