15.

40.7K 5.4K 401
                                    

Ga nyangka berkat kalian, cerita ini nangkring di, Brothership, Figuran, terus apa lagi itu rank 1. Huhuuhuuu Terimakasih. Makasih banyakk.. Sayang kaliannn

Triple up untuk kalian nihh...







































Seperti biasa Rafa berdiri di gerbang sekolah, dia sedang menunggu abangnya atau supir yang di kirim abangnya untuk menjemput dirinya. Tapi agak lama dia menunggu tidak ada yang datang, Rafa berfikir jika abangnya ada kesibukan.

Nevan maupun Anne sudah pulang, mereka tidak akan menawari Rafa, karena tau anak itu akan di jemput.

Grep

"Pulang sama abang," ujar Carlos. Dia memegang lengan Rafa. Rafa tak bergeming sama sekali, dia memandang Carlos datar.

"Aku menolak."

"Abang tidak membutuhkan persetujuanmu." Carlos menyeret Rafa ke dalam mobilnya. Rafa yang diseret pun diam, terlalu malas bicara dan terlalu malas untuk berontak.

Jadinya anak itu pun mengikuti Carlos.

Carlos membawa Rafa pulang ke Mansion Lesmana. Sebelumnya dia sudah menghubungi daddynya jika dia membawa pulang adiknya.

Maka dari itu, Oliver menunggu kedatangan kedua putranya di depan pintu rumah miliknya. Rafa memandang malas Oliver, tidak ada abang pertamanya.

Sagara tidak hadir karena pria itu berada di Oman karena urusan pekerjaannya.

"Baguss, kalau tidak di seret pulang kau tidak akan pulang?" Oliver memandang putra bungsunya tajam. Rafa membalas tatapan itu dengan tatapan khas miliknya.

"Mau sampai kapan sih, kamu tidak menyusahkan kami?"

"Sekarang kamu juga menyusahkan orang lain iya? Mau jadi beban untuk orang lain juga?" Rafa, mendengarkan dengan seksama. Lontaran kata yang di ucapkan Oliver.

"Berhenti Egois Kenzie, kau bukan lagi anak kecil. Kau sudah hampir dewasa, jangan bermain-main terus!" Carlos bersedekap dada. Dia setuju dengan apa yang dikatakan Daddynya.

"Kau harus meminta maaf pada kami Ken,"tuturnya.

Alis Rafa terangkat, "Menurut kalian semua yang aku lakukan hanya main-main ya?" Rafa memiringkan kepalanya. Dia sudah tak mau banyak berkata lagi, ia sudah cukup lelah.

"Lalu apa Ken? Kamu pergi dari rumah tanpa sepatah kata, lalu tidak pulang jika tidak di seret?"

"Memang siapa yang menyuruh kalian menyeretku untuk pulang?"

Oliver mencengkram dagu Rafa kuat, "Itu agar kau berhenti menyusahkan orang lain!"

"Sedikit tau diri lah Kenzie!" Oliver sangat geram dengan putranya ini. Kapan sih, putra bungsunya mendengarkan perkataannya.

"Lepaskan tanganmu pada wajah putraku Oliver."

Oliver menoleh mendengar suara perempuan yang di rinduinya, "Thalita!" Oliver bersiap akan memeluk mantan istrinya. Tetapi wanita cantik itu menghindar lebih dulu.

"Jangan sentuh aku dengan tangan kotor itu, tangan itulah yang membuat putraku terluka." Thalita mendekati Rafa, dia memeluk putranya. Mengelus rambutnya lembut yang berhasil membuat Carlos iri.

"Mommy~"  Thalita tersenyum, dia mengecup kening Rafa.

"Mommy?" Wanita itu beralih menatap putra keduanya.

"Jangan berbicara pada mommy Carlos, mommy cukup kecewa padamu." Jantung Carlos berdetak lebih kencang.

"Oliver tidakkah menurutmu tingkahmu pada Kenzie sedikit keterlaluan?"

Just Figuran ✔ Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora