17.

38.3K 4.7K 369
                                    


Oliver sedang mengerjakan berkas di ruang kerjanya. Dia di sibukkan dengan proyek perusahaan yang menurun, dia harus mengerjakan beberapa hal.

Dia bahkan sampai begadang karenanya. Semua cabang pun bermasalah, dia tak tau apa yang sebenarnya terjadi. Apakah ada pengkhianat, atau seseorang yang korupsi di perusahaannya.

Dia memijit pelipisnya, bahkan ada laporan jika perusahaan yang dia bina memiliki hutang triliunan. Bagaimana bisa ini terjadi,  dia tak pernah merasa memiliki hutang sebanyak itu.

Beberapa cabang pun berpindah kepemilikan. Sebenarnya ada apa ini, kenapa perusahaannya anjlok dalam sehari.

Dert

Dert

Ponselnya bergetar, dia segera menerimanya. "Halo?"

"..."

"Coba ulangi ucapanmu?"

"..."

"Kau sedang tidak bercanda denganku bukan!"

"..."

"Arghhhh!!!!" Oliver membanting ponselnya. Sagara putranya sudah tak bernyawa karena pesawat yang membawanya pulang menabrak lereng gunung.

Seseorang di seberang telehphone mengatakan jika pesawat uang di tumpangi putranya di sabotase. Oliver tidak mengerti siapa yang melakukan hal itu.

Keluarganya tidak pernah bermasalah, dia pun tidak memiliki musuh. Bagaimana bisa ini semua terjadi.

Tok

Tok

"Tuan! Tuan Oliver!" seorang maid memanggil dirinya.

"Masuk!"

Maid tersebut masuk, "Ada apa?"

"Tuan muda Carlos mengalami kecelakaan beruntun tuan, saat ini Tuan muda sedang berada di rumah sakit. Tadi pihak dari rumah sakit mencoba menghubungi anda, tetapi tidak tersambung," ujar sang maid.

"Apa lagi ini Tuhan!" Oliver mencengkram kuat rambutnya. "Di rumah sakit mana?"

"Milik keluarga Madison. Di ruangan ICU."

Oliver segera menyambar kunci mobilnya dan lekas pergi. Dia menyetir mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Belum sempat dia berduka, sudah ada duka lainnya.

Pria itu menangis, sebenarnya ada apa. Mengapa keluarganya seperti akan hancur dalam sehari.

Oliver memasuki rumah sakit dengan tergesa-gesa. Dia segera pergi ke ruangan ICU. Sesampainya dia disana, Oliver mendengar Carlos yang berteriak.

Dia segera masuk, "Carlos!"

"Daddy hikss dad. Aku tidak bisa berjalan lagi! Aku lumpuh daddy!" histerisnya.

Oliver memeluk Carlos. Dia menenangkan putra tengahnya itu. "Dad, aku sudah tidak bisa berjalan lagi."

"Bagaimana ini, bagaimana dengan masa depanku hikss. Aku tidak mau menjadi cacat!" teriak Carlos.

Xavier serta temannya yang lain hanya diam. Mereka ikut sedih atas kejadian yang menimpa teman mereka. "Carlos kamu harus kuat, abangmu sudah tidak ada lagi."

"Maksud daddy apa?"

"Sagara mengalami kecelakaan pesawat, seluruh penumpang di nyatakan meninggal." Carlos semakin menangis histeris.

"Kenzie, dimana Kenzie dad?" Oliver menggeleng, "daddy tidak tau dia dimana."

"Kenapa keluarga kita hancur begini dad, hikss.."

Just Figuran ✔ Where stories live. Discover now