4.

126 55 22
                                    

Son Hera

Di sinilah aku sekarang, mendapat hukuman atas keterlambatan ku hari ini.
Oh ya... Jangan lupakan Mr. Lee yang nanti nya harus  kuhadapi. Ulangan oh ulangan... Aissshhh semua gara gara setan cincin itu!

Di aula ini aku ditugaskan mengepel lantai, sendirian!
Dari sudut mataku, aku bisa melihat si setan penunggu cincin itu justru sedang berlari kesana kemari sambil memperhatikan desain interior aula sekolah.

Wajahnya begitu menampakkan kegembiraan, bibirnya tersenyum lebar, dan kelakuan nya ku rasa tak berbeda jauh dari anak usia 5 tahun.

Lucu.
Tapi sayang dia setan.

Masih sibuk mengepel sampai ke lorong depan aula, tiba tiba ada orang kurang ajar yang melewati area yang baru saja dipel.

Tentu saja hal itu benar benar membuatku marah seketika, aku sudah berusaha secepat mungkin menyelesaikan semuanya, dan orang itu dengan enteng nya merusak segalanya!

"Yakkk!! Apa matamu buta? Tidak lihat kalau aku baru saja mengepel lantai ini?! Lihat!! Jejak sepatumu membuat semuanya kotor, bodoh!!"

Orang itu hanya diam dan berbalik badan dengan santai, lalu Menatap ku dengan tatapan mengejek juga meremehkan.

"kalau kotor tinggal dibersihkan lagi, apa susah nya?"

"apa susah nya? Tentu saja susah! Kamu membuatku harus mengulangi nya lagi!"

"itu resiko mu. Siapa suruh terlambat"
Dia berkata se enteng itu dan meninggalkan ku yang masih dalam keadaan emosi.


---------××××--------

Si arwah.

"kenapa? Ada apa?" tanya ku pada Hera, yang masih terbakar emosi.

"kamu lihat aja sendiri, kotor lagi kan! Isssh"
Jawab Hera masih sambil mengepel ulang lantai.

"siapa yang bikin kotor?"

"tauk! Ga pernah liat mukanya"

"anak baru?"

"mungkin, buat apa tanya tanya?"

"butuh bantuan?" tawarku.

Hera terdiam sejenak, dan melihat ke arahku.

"mau bantu pel lantai?" tanya nya sambil mengangkat tongkat pel nya.

"bukan, bukan itu. Yang itu aku mana bisa? Itu tuhh, aku bisa kerjain si anak baru itu, yang bikin kamu kesel"

"caranya? Emang bisa?" tanyanya antusias.

"kamu lihat aja nanti." kataku sambil tersenyum penuh arti.

"apasih? Kasih tau dong. Jangan bikin penasaran. Trus jangan yang berlebihan loh ya"

"iya iyaa, aku tahu. Tenang tenang... Pokoknya bakalan bikin dia kesel juga nanti nya"

Dan untuk pertama kali nya aku lihat Hera tersenyum lebar, ahh bukan..
Dia tertawa

Cantik.

Tiba tiba dia terdiam. Menatap ku tajam.

"siapa suruh kamu deket deket aku? Kan aku bilang, jaga jarak dariku minimal 10 meter. Husssh jauh jauh sana"

"eittsss... Aku kan sedang berbaik hati padamu, kenapa malah diusir" tanya ku sewot.

"sadar diri dong. Kamu tu arwah. Ga ada yang bisa lihat kamu kecuali aku. Kalau kamu deket deket sama aku dan ngobrol sama aku, yang ada semua orang ngira aku gila." balasnya tak kalah sewot.

OUR STORY- Choi Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang